Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Fever of Unknown Origin general_alomedika 2020-10-06T07:05:35+07:00 2020-10-06T07:05:35+07:00
Fever of Unknown Origin
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Fever of Unknown Origin

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Fever of unknown origin (FUO) atau juga dikenal sebagai demam tanpa penyebab yang jelas saat ini didefinisikan dengan menggunakan istilah ‘FUO yang direvisi’. FUO dapat ditemukan pada beberapa kondisi dari infeksi virus dan bakteri hingga kondisi keganasan seperti limfoma maupun leukemia.

Sebelumnya, istilah FUO didefinisikan pertama kali pada tahun 1961 oleh Petersdorf dan Beeson sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 38.3 derajat C pada tiga kali atau lebih pemeriksaan selama setidaknya tiga minggu tanpa adanya diagnosis yang ditegakkan setelah perawatan selama satu minggu di rumah sakit. Istilah ini dikemukakan oleh Durack dan Street pada tahun 1991 dan dibagi menjadi 4 bagian seperti klasik, nosokimial, neutropenik, dan yang berkaitan dengan HIV.[1,2]

shutterstock_1507242380

Klasik

Peningkatan suhu tubuh >38.3 oC pada beberapa kali pemeriksaan selama lebih dari 3 minggu meskipun telah dilakukan pemeriksaan selama 3 kali kunjungan rawat jalan atau 3 hari perawatan di rumah sakit atau 1 minggu pemeriksaan ambulatori invasif.[1]

Nosokomial

Peningkatan suhu tubuh >38.3 oC pada beberapa kali pemeriksaan yang dilakukan pada pasien rawat inap yang menerima perawatan akut dan di mana infeksinya belum menunjukkan gejala dan tanda ketika admisi di rumah sakit. Investigasi selama 3 hari yang termasuk setidaknya 2 hari lama inkubasi kultur adalah syarat minimum untuk diagnosis ini.[1]

Neutropenik / FUO Imunodefisiensi

Peningkatan suhu tubuh >38.3 oC pada beberapa kali pemeriksaan yang diamati pada pasien di mana jumlah hitung neutrofilnya <500/μL atau diperkirakan akan berada pada jumlah tersebut dalam 1-2 hari. Diagnosis ini perlu dipertimbangkan pada investigasi yang mencakup setidaknya 2 hari lama inkubasi kultur.[1]

Berkaitan dengan HIV

Peningkatan suhu tubuh >38.3  derajat C pada beberapa kali pemeriksaan selama lebih dari 4 minggu atau lebih dari 3 hari pada pasien HIV yang dirawat inap. Diagnosis ini perlu dipertimbangkan jika investigasi yang sesuai lebih dari 3 minggu, termasuk 2 hari lama inkubasi kultur, tidak mengungkapkan adanya hasil.[1]

Etiologi FUO sangatlah banyak, meliputi lebih dari 200 kondisi medis. Penyebab FUO dapat dikategorikan menjadi infeksi, peradangan non infeksi, neoplasma/malignansi, dan gangguan lainnya. Menurut sebuah systematic review dari Fusco et al, infeksius merupakan kategori terbanyak, diikuti oleh peradangan non infeksius, neoplasma dan tidak terdiagnosis. Meskipun kemajuan medis telah tercapai selama ini, kira-kira seperempat FUO masih belum terdiagnosis.[3-6]

Diagnosis FUO ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan dengan terfokus pada riwayat dan tanda-tanda yang berkaitan dengan FUO. Selanjutnya, berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat ditentukan kategori FUO dengan ciri-ciri klinisnya.[6]

Penyakit malignansi/neoplasma biasanya berhubungan dengan anoreksia pada awal penyakit dan penurunan berat badan yang signifikan; penyakit infeksius berhubungan dengan rasa panas dingin atau menggigil; sinovitis berkaitan dengan penyakit rematik/inflamasi (kecuali penyakit vaskulitis). Pemeriksaan penunjang dilaksanakan secara selektif dan berdasarkan petunjuk klnis untuk mengerucutkan diagnosis agar menghindari pemeriksaan yang berlebihan.[6]

Tatalaksana kasus FUO dimulai dengan perawatan suportif hingga ditegakkannya diagnosis. Langkah ini dilakukan karena mortalitas FUO rendah dan terapi awal dengan obat antipiretik atau antimikroba dapat menunda penegakan diagnosis. Namun, perlu diperhatikan bahwa ada beberapa diagnosis kerja, jika dicurigai, perlu segera diberikan terapi secara empiris. Diagnosis kerja tersebut yaitu endokarditis infektif, arteritis sel raksasa, dan tuberkulosis milier atau sistem saraf pusat. [7]

Referensi

1. Durack DT, Street AC. Fever of unknown origin—reexamined and redefined. Curr Clin Top Infect Dis 1991; 11:35–51.
2. Petersdorf RG, Beeson PB. Fever of unexplained origin: report on 100 cases. Medicine (Baltimore) 1961;40:1–30.
3. F. M. Fusco, R. Pisapia et al. Fever of unknown origin (FUO): which are the factors influencing the final diagnosis? A 2005-2015 systematic review. BMC Infectious Diseases (2019) 19:653
4. Mourad O, Palda V, Detsky AS. A comprehensive evidence-based approach
to fever of unknown origin. Arch Intern Med. 2003;163:545–51.
5. Gaeta GB, Fusco FM, Nardiello S. Fever of unknown origin: a systematic review of the literature for 1995-2004. Nucl Med Commun. 2006;27(3):205–11.
6. Cunha BA, Lortholary O, Cunha C. Fever if Unknown Origin: A Clinical Approach. The American Journal of Medicine (2015) 128, 1138.e1-1138.e15
7. Beresford RW, Gosbell IB. Pyrexia of unknown origin: causes, investigation and management. Royal Australian College of Physicians. 2016: 1011-1016.

Patofisiologi Fever of Unknown O...

Artikel Terkait

  • Red Flag Limfadenopati Servikal
    Red Flag Limfadenopati Servikal
  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Skrining dan Profilaksis TB pada Bayi dengan Ibu TB Aktif
    Skrining dan Profilaksis TB pada Bayi dengan Ibu TB Aktif

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Desi Rahmawaty
7 hari yang lalu
Tata laksana untuk pasien gagal pengobatan TB suspek MDR
Oleh: dr. Desi Rahmawaty
2 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya.Apa yang sebaiknya dilakukan jika ada pasien TB lini 1 pada bulan kelima sputum BTA masih positif sehingga dinyatakan gagal...
dr. Ranti Phussa
06 Desember 2022
Rujukan konsultasi dan pemeriksaan untuk tuberkulosis Kulit - Kulit Ask the Expert
Oleh: dr. Ranti Phussa
1 Balasan
Selamat siang, dr. Risty Hafinah, Sp.DVIzin bertanya dok, apabila kita menemui adanya pasien remaja dengan riwayat pengobatan TB yang datang ke praktik...
Anonymous
01 Desember 2022
Skrining anak yang kontak dengan pasien TB aktif - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO DokterUntuk anak berusia <5 tahun yang ada kontak erat dengan pasien TB aktif, apakah sebaiknya dilakukan skrining TB? Pemeriksaan apakah yang dianjurkan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.