Penatalaksanaan Demam Dengue
Penatalaksanaan demam dengue (dengue fever/DF) karena bersifat self-limited hanya membutuhkan rehidrasi dan antipiretik. Walau demikian, jika kondisi memburuk, diperlukan monitoring dan bahkan pasien terkadang perlu dimasukkan dalam ICU pada kondisi dengue shock syndrome.
Demam Dengue
Pada awalnya demam dengue (dengue fever/DF) sukar dibedakan dengan infeksi virus lainnya seperti flu umpamanya sehingga kebanyakan orang akan mengobatinya sendiri di rumah, dengan membeli obat-obatan yang dijual bebas untuk menurunkan demam dan gejala lain yang dirasakan. Pasien yang terinfeksi virus dengue, yang datang ke ruang gawat darurat, atau ke klinik praktek dokter bisa jadi sudah dalam keadaan fase lanjut dari sekedar demam saja
DF biasanya self-limiting disease. Tidak ada obat anti virus yang spesifik untuk DF.
Penanganan suportif dengan analgesik, penggantian cairan, dan tirah baring biasanya memadai untuk penyembuhan DF. Paracetamol dapat diberikan untuk menurunkan demam dan meredakan gejala-gejala lainnya. Hindari pemberian aspirin, nonsteroid anti-inflammatory drugs (NSAID), dan kortikosteroid.
Pasien dengan demam tinggi dan bahkan muntah dianjurkan untuk mendapatkan rehidrasi oral.
Monitoring keadaan umum penderita secara berkala, hitung harian trombosit dan hematokrit per 24 jam haruslah dilakukan mulai hari ke-3 sakit, sampai 1-2 hari setelah masa demam hilang, sebagai deteksi dini terhadap berlanjutnya penyakit ke fase DHF. Penderita DF yang mengalami penurunan demam, dapat mengalami renjatan berupa DHF atau DSS.
Nyeri abdomen, gelisah, perubahan status mental, hipotermia dan trombositopenia adalah petunjuk perkembangan fase penyakit ini ke arah DHF
Bagi pasien dengan tanda klinis dehidrasi dan terdapat kadar hematokrit tinggi atau trombosit rendah dianjurkan dirawat untuk diobservasi. Penggantian cairan dilakukan melalui cairan intravaskular. Pasien yang ada perbaikan setelah menjalani perawatan, dapat dipulangkan dan berobat jalan. Apabila tidak ada perbaikan, dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit untuk penanganan selanjutnya.
Wanita hamil dengan DF akan responsif terhadap terapi biasa seperti rehidrasi, istirahat baring, dan antipiretik. Namun, monitoring tes darah laboratorium perlu dilakukan, sebagai deteksi dini terhadap manifestasi klinis infeksi dengue yang berlanjut, sehingga penanganan dan perawatan yang tepat dapat segera dilakukan. Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan cara pemeriksaan serologi. Sebagai tambahan, bayi baru lahir yang ibunya terkena infeksi dengue pada masa kehamilannya, memerlukan serial hitung trombosit dan tes serologi.
Demam Berdarah Dengue (DHF)
Pasien yang sakitnya berlanjut dengan tanda-tanda jatuh ke dalam DHF memerlukan observasi ketat. Waspadai keadaan pasien yang menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti: takikardia, bercak-bercak kemerahan pada kulit, kulit terasa dingin, denyut nadi kadang hilang timbul dan lemah, pasien yang tidak responsif karena status mental terganggu, urine output berkurang, hematokrit meningkat, dan hipotensi. Penanganan yang cepat dan upaya rehidrasi melalui intravaskular dibutuhkan untuk fase penyakit ini. Pada pasien dengan DHF, kadar hematokrit ini diperiksa tiap 3-4 jam sekali. Evaluasi arterial gas darah penderita secara berkala.
Cairan intravena mungkin diperlukan pada pasien DHF grade I dan II yaitu pada keadaan dimana pasien muntah dan tidak dapat melakukan rehidrasi oral, atau pada keadaan dimana kadar hematokrit terus menerus naik. Cairan dapat diberikan sebanyak jumlah kebutuhan cairan haria + 5% defisit, dan diberikan selama 48 jam.
Dengue Shock Syndrome (DSS)
Bila pasien yang menemui dokter sudah dalam keadaan DSS, akan segera dirawat di ruang ICU. Keberhasilan mengatasi kondisi parah pasien ini membutuhkan penanganan yang prima terhadap pemberian cairan dan mengatasi perdarahan yang terjadi.
Monitoring dilakukan terhadap:
- Tekanan darah
-
Tes darah lengkap (complete blood count/CBC) serial, bahkan terkadang dibutuhkan pemeriksaan kadar hematokrit setiap 2-4 jam
- Urine output dengan pemasangan uretral kateter
- Evaluasi arterial gas darah penderita secara berkala
Rehidrasi:
Cairan isotonik seperti Ringer Laktat bolus 10 ml/kg BB pada anak-anak atau sebanyak 300-500 ml pada dewasa, diberikan selama 1 jam, biasanya akan adekuat pada kasus DHF derajat III. Setelah itu, lakukan evaluasi, dan apabila terjadi perbaikan maka cairan dapat dikurangi menjadi 7.5 ml/kgBB, kemudian 5 ml/kgBB, dan seterusnya. Bila pemberian cairan ini gagal memperbaiki keadaan pasien, dengan kadar hematokrit yang meningkat sebagai penentu, pasien dapat diberi plasma expander. Plasma expander yang dapat digunakan adalah Dextran 40, atau albumin 5% 10-20 mL/kg BB. Apabila pasien alergi terhadap dextran, Starch (Hydroxyethyl starch) mungkin diberikan sebagai penggantinya.[28] Namun, penggunaan Starch ini masih kontroversi, karena dapat kerusakan ginjal.[29,30]
Apabila resusitasi cairan sudah adekuat namun pasien belum menampakkan perbaikan, kemungkinan pasien mengalami pendarahan. Pasien dengan perdarahan internal, atau perdarahan gastrointestinal membutuhkan transfusi darah, dan bila pasien mengalami koagulopati kemungkinan membutuhkan fresh frozen plasma.
Pada DHF grade IV atau DSS berat, resusitasi cairan harus dilakukan lebih agresif. Cairan dapat diberikan 10 ml/kgBB bolus dan dimasukkan secepatnya, idealnya dalam 10-15 menit. Apabila tekanan darah membaik, maka tatalaksana cairan dapat dilanjutkan seperti pada DHF grade III. Namun apabila tidak ada perbaikan, bolus dapat diulangi, dan apabila diperlukan dapat disiapkan transfusi darah. Monitoring harus dilakukan secara ketat, dan pemeriksaan penunjang harus dikejar agar selesai dalam waktu yang singkat agar dapat segera mendeteksi permasalahn klinis pasien.
Apabila sumber perdarahan sudah ditemukan, tatalaksana definitif untuk menghentikan perdarahan harus segera dilakukan. Misalnya, tampon hidung pada kasus epistaksis.
Proses pemulihan
Setelah pasien yang mengalami dehidrasi ada perbaikan dan keadaannya stabil, cairan intravena tetap dibutuhkan sampai sekitar 24─48 jam selanjutnya. Pemberian cairan dihentikan bila hematokrit turun dibawah 40% dan volume intravaskular sudah adekuat. Pada keadaan ini, tubuh pasien meresorpsi cairan ekstravaskular, dan akan memiliki risiko kelebihan volume darah (overloading) bila pemberian cairan intravena dilanjutkan terus.
Tanda-tanda pemulihan diantaranya adalah tanda vital yang stabil, suhu badan normal, tidak ada tanda perdarahan, perbaikan nafsu makan, tidak ada nyeri perut dan muntah, volume urin adekuat, hematokrit stabil, dan hilangnya petekie ataupun ruam dan gatal pada kulit.
Indikasi Pulang
Pasien demam dengue (dengue fever/DF) yang dirawat inap dapat dipulangkan apabila sudah tercapai keadaan sebagai berikut :
- Demam hilang selama 24 jam tanpa obat antipiretik
- Secara klinis, keadaan umum pasien ada perbaikan, seperti mau makan
- Urine output yang adekuat
- Setidaknya sudah 48 jam berlalu setelah lewat masa DSS
- Tidak ada gangguan pernafasan
Hitung trombosit 50000 sel/mikroL [2,13]