Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
  • Diskusi Dokter
  • SKP Online
Etiologi Ruptur Uteri general_alomedika 2021-01-22T11:35:43+07:00 2021-01-22T11:35:43+07:00
Ruptur Uteri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Ruptur Uteri

Oleh :
dr. Ida Bagus Nugraha
Share To Social Media:

Banyak kondisi medis dikaitkan sebagai etiologi ruptur uteri. Beberapa di antaranya adalah riwayat insisi klasik pada uterus dan stimulasi uterus yang berlebihan.

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko terjadi ruptur uteri antara lain kondisi uterus, kondisi kehamilan, kondisi persalinan, penanganan obstetrik, dan trauma.

Kondisi Uterus

Kondisi uterus yang dapat meningkatkan risiko ruptur uteri adalah kondisi scarred uterus. Uterus dianggap scarred bila terdapat riwayat perlukaan sebelumnya. Misalnya sebagai akibat sectio caesarea, miomektomi, tindakan kuretase, atau segala penyebab perforasi uterus. Dilaporkan bahwa riwayat miomektomi berkaitan dengan peningkatan risiko ruptur uteri sebanyak 3%. [3,4]

Kondisi Kehamilan

Kondisi kehamilan yang dapat meningkatkan risiko untuk terjadi ruptur uteri yaitu usia maternal >35 tahun, grande multipara, plasenta akreta, inkreta, dan perkreta, kehamilan kornual, overdistention pregnancy (misal gestasi multipel dan polihidramnion), distosia, dan mola hidatidosa atau koriokarsinoma. [3,9,10]

Selain daripada itu, sebuah studi kohort retrospektif menemukan bahwa interval persalinan <18 bulan juga meningkatkan risiko ruptur uteri. [11]

Kondisi Persalinan

Kondisi persalinan yang dapat meningkatkan risiko untuk terjadi ruptur uteri yaitu pasien yang akan dilakukan vaginal birth after caesarean section (VABC), partus lama atau terhambat, dan penggunaan uterotonika seperti oxytocin dan misoprostol. [3,10,12]

Penanganan Obstetrik

Penanganan obstetrik menggunakan instrumen seperti forceps, manipulasi intrauterin (misalnya versi eksternal pada presentasi bokong), dan pemberian tekanan fundal yang berlebihan dapat meningkatkan risiko ruptur uteri. [3,10]

Trauma uteri

Trauma terhadap uteri secara langsung dapat menyebabkan terjadinya ruptur. Trauma uteri bisa disebabkan oleh pasien jatuh, kecelakaan lalu lintas, luka tembak, atau trauma tumpul abdomen. [4]

Referensi

3. Uterine Rupture in Pregnancy: Overview, Rupture of the Unscarred Uterus, Previous Uterine Myomectomy and Uterine Rupture. https://reference.medscape.com/article/275854-overview#a5
4. Toppenberg KS, Block WA. Uterine Rupture : What Family Physician Needs to Know. Am Fam Phys, 2002. 66: 823-8.
9. Singh A, Shrivastava C. Uterine Rupture: Still a Harsh Reality!. The Journal of Obstetrics and Gynecology of India. 2014;65(3):158-161.
10. Gupta R, Sinha M, Gupta P, Rani R, Kaur R, Singh R. Uterine rupture: A seven year review at a tertiary care hospital in New Delhi, India. Indian Journal of Community Medicine. 2016;41(1):45.
11. Bujold E, Gauthier RJ. Risk of Uterine Rupture Associated With an Interdelivery Interval Between 18 and 24 Months. Obstetrics & Gynecology, 2010. 115(5): 1003–1006. doi:10.1097/aog.0b013e3181d992fb
12. Al-Zirqi I, Stray-Pedersen B, Forsén L, Vangen S. Uterine rupture after previous caesarean section. BJOG: An International Journal of Obstetrics & Gynaecology, 2010. 117(7): 809–820. doi:10.1111/j.1471-0528.2010.02533.x

Patofisiologi Ruptur Uteri
Epidemiologi Ruptur Uteri
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
25 Januari 2022
Ruptur uteri apakah selalu diterminasi? - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo dr. Thomas, Sp.OG, izin bertanya dokter.Pada kasus ruptur uterine pada ibu hamil apakah selalu berakhir dengan terminasi kehamilan? Apakah bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.