Epidemiologi Ruptur Uteri
Ruptur uteri secara epidemiologi diperkirakan terjadi pada 0,05% kelahiran secara global. Tinjauan sistematik WHO menunjukkan bahwa prevalensi ruptur uteri pada pasien dengan riwayat sectio caesaria berkisar 1%. [13]
Global
Angka median insidensi ruptur uteri sekitar 5,3 per 10.000 persalinan. Insidensi ditemukan lebih banyak pada negara berkembang dan negara berpendapatan menengah dan rendah dibandingkan negara maju.
Beberapa studi menemukan bahwa faktor risiko scarred uteri, terutama bekas sectio caesarea, meningkatkan risiko terjadi ruptur uteri sebanyak 8 kali lipat.
Selain itu, beberapa studi menemukan perbedaan drastis pada angka insidensi ruptur uteri pada negara berkembang dengan maju. Angka insidensi pada negara maju ditemukan sekitar 74 dari 10.000 persalinan, dan di negara berkembang ditemukan pada 1 dari 106 persalinan. [2,3,10]