Edukasi dan Promosi Kesehatan Prolaps Tali Pusat
Edukasi dan promosi kesehatan untuk mencegah prolaps tali pusat adalah dengan memahami dan menghindari faktor risiko. Antisipasi dari faktor risiko dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas janin akibat prolaps tali pusat.
Edukasi
Ibu hamil dan keluarga harus mendapatkan edukasi bahwa prolaps tali pusat merupakan suatu keadaan gawat darurat, dimana tali pusat tertekan oleh bagian terbawah janin. Kondisi ini dapat menyebabkan aliran darah ke janin berkurang dan dapat mengakibatkan kematian, atau gangguan neurologis pada bayi yang lahir. Untuk meminimalkan komplikasi tersebut, maka janin perlu dilahirkan secepatnya, baik dengan tindakan operasi seksio sesarea atau pun persalinan normal apabila memungkinkan.[1,4]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pemeriksaan USG antenatal tidak spesifik untuk menilai prolaps tali pusat, tetapi dapat menentukan beberapa risiko terjadi prolaps tali pusat saat persalinan nanti. Beberapa kondisi kehamilan yang dapat berisiko di antaranya kehamilan presentasi bokong yang mempertimbangkan persalinan per vagina, multiparitas, multipel gestasi, polihidramnion, kelainan kongenital pada fetus, prematuritas, berat badan janin yang rendah dan usia ibu yang lebih dari 35 tahun.[1,4]
Pemantauan denyut jantung janin secara ketat pada persalinan ibu dengan risiko tinggi tidak dapat mencegah prolaps tali pusat, tetapi akan mempercepat diagnosis. Karena itu, ibu hamil dengan risiko sebaiknya dirawat di rumah sakit setelah usia kehamilan 37 minggu, atau saat terjadi kontraksi harus segera ke rumah sakit sebelum pecah ketuban.[1,4]
Prolaps tali pusat iatrogenik dapat dicegah, misalnya tidak melakukan tindakan amniotomi sebelum kepala janin engage, dan hanya dilakukan bila presentasi kepala. Apabila tindakan amniotomi perlu dilakukan sebelum kepala janin engage, maka harus dikerjakan secara perlahan dengan menggunakan jarum hypodermic.[4,5]