Etiologi Prolaps Tali Pusat
Etiologi prolaps tali pusat disebabkan oleh kondisi kehamilan yang menyebabkan kegagalan fetus engage pada pelvis, atau dapat pula disebabkan kelainan pada tali pusat, seperti true knots, sedikitnya gel Wharton atau satu arteri umbilikal. Namun, teori mengenai kelainan tali pusat tidak saling mendukung, sehingga keterlibatan tali pusat sebagai etiologi prolaps tali pusat masih tidak jelas.[4-7]
Tali pusat normalnya terdiri dari 2 arteri dan 1 vena, bisa hanya terdiri dari 1 arteri umbilikal pada 1% kehamilan tunggal dan 5% kehamilan kembar. Satu arteri umbilikal meningkatkan risiko untuk kelainan pada fetus, seperti kelainan kardiovaskular, defek gastrointestinal, atresia esofagus, defek renal, sindrom multiple anomali, dan bayi lahir kecil dari usia kehamilan. Kelainan pada fetus ini merupakan risiko untuk terjadinya prolaps tali pusat. Selain itu, tali pusat yang tipis, tidak melingkar, memiliki sedikit gel Wharton, dan tidak kaku berisiko lebih tinggi untuk menjadi prolaps pada saat ketuban pecah.[4-7]
Faktor Risiko
Prolaps tali pusat sering terjadi pada kehamilan atau persalinan dengan faktor risiko sebagai berikut:
- Malpresentasi, kehamilan dengan malpresentasi menyebabkan prolaps tali pusat sebesar 50,6%, yaitu 40 dari 79 pasien prolaps tali pusat
Prematur dan berat badan lahir rendah, persalinan prematur <37 minggu umumnya disertai dengan bayi kecil <2,5 kg, sehingga bagian terbawah fetus sering tidak terfiksasi pada pelvis dan berisiko prolaps tali pusat
- Multiparitas, berdasarkan penelitian risiko prolaps tali pusat meningkat sebesar 54% setelah 3 kali persalinan, dan 67% setelah 4 persalinan
- Multipel gestasi atau kehamilan kembar, dimana presentasi vertex-vertex memiliki risiko prolaps tali pusat pada anak kedua sebesar 35%
Polihidramnion atau cairan amnion yang berlebih menyebabkan station persalinan lebih tinggi, sehingga meningkatkan kejadian tali pusat hingga 10 kali
Ketuban pecah dini atau ketuban pecah spontan, 57% kasus prolaps tali pusat terjadi kira-kira 5 menit setelah ketuban pecah, 67% kasus terjadi setelah 1 jam, dan 5% kasus setelah 24 jam
- Kelainan kongenital pada fetus
- Jenis kelamin fetus laki-laki: berdasarkan penelitian jenis kelamin laki-laki memiliki risiko 1,26 kali lebih besar untuk prolaps tali pusat. Studi menunjukkan bahwa laki-laki berhubungan dengan kelahiran preterm
- Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun[2,4-9]
Prolaps tali pusat iatrogenik dapat terjadi pada +47%, beberapa tindakan medis yang berisiko prolaps tali pusat adalah:
Amniotomy dengan fetus letak tinggi
- External cephalic version
- Internal podalic version
- Induksi persalinan dengan kateter transcervical
- Amnioinfusion
- Pemasangan elektroda pada kepala fetus
- Menggunakan balloon untuk mematangkan serviks[4,5,8]