Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Preeklampsia irfan 2023-12-28T08:19:22+07:00 2023-12-28T08:19:22+07:00
Preeklampsia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Preeklampsia

Oleh :
dr. Audiza Luthffia
Share To Social Media:

Patofisiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Preeklampsia diperkirakan terjadi karena pengaruh multifaktorial, seperti interaksi faktor genetik dan lingkungan dari sisi maternal, paternal, dan fetus.

Beberapa faktor yang dinilai paling berperan dalam patofisiologi preeklampsia adalah abnormalitas plasentasi, ketidakseimbangan faktor angiogenik, abnormalitas sistem imun maternal, serta faktor genetik. Semua mekanisme tersebut lalu menyebabkan disfungsi multiorgan pada ibu.[1,5]

Mekanisme Terjadinya Preeklampsia

Patofisiologi preeklampsia berawal dari kegagalan remodelling pada arteri spiralis yang menyebabkan iskemia plasenta. Selanjutnya, iskemia meningkatkan produksi protein antiangiogenik dan faktor proinflamasi yang turut berkontribusi pada disfungsi endotel organ target.

Abnormalitas Proses Plasentasi

Dalam kehamilan fisiologis, terjadi proses pseudovaskularisasi di mana sel-sel trofoblas invasif (invasive cytotrophoblast) menginvasi tunika media arteri spiralis maternal dan berdiferensiasi untuk menggantikan endotel arteri spiralis. Proses tersebut menjadikan arteri spiralis berkapasitas lebih besar dengan resistensi yang lebih rendah, sehingga bisa mencukupi nutrisi fetus. Proses remodelling tersebut terjadi pada trimester pertama kehamilan dan diperkirakan selesai pada minggu ke-18 sampai ke-20.[5]

Terdapat banyak molekul seperti sitokin, matriks ekstraselular, metalloproteinase, dan kompleks histokompatibilitas mayor (MHC) kelas Ib yang terlibat dalam diferensiasi trofoblas. Pada preeklampsia, molekul-molekul tersebut tidak diekspresikan seperti semestinya, sehingga terjadi kegagalan invasi sel trofoblas ke arteri spiralis.

Selain itu, kegagalan transformasi sel trofoblas dari subtipe proliferatif menjadi trofoblas invasif juga berperan dalam kegagalan remodelling arteri spiralis. Proses remodelling yang tidak sempurna menyebabkan arteri spiralis menjadi lebih sempit dan tidak elastis, sehingga menyebabkan iskemia relatif pada plasenta.[3,5]

Kondisi iskemia merangsang ekspresi hypoxia-inducible factors (HIF). Penelitian pada tikus yang sedang hamil menunjukkan bahwa overekspresi HIF-1α berkaitan dengan hipertensi, proteinuria, dan pertumbuhan janin terhambat. Selain itu, hipoksia akibat perfusi arteri spiralis yang buruk juga merangsang stres oksidatif yang menghasilkan reactive oxygen species (ROS).

Ketidakseimbangan Faktor Angiogenik

Stres oksidatif juga meningkatkan kadar faktor antiangiogenik seperti sFlt-1 (soluble fms-like tyrosine kinase-1). Protein tersebut mengikat dan mencegah aktivitas protein proangiogenik, seperti vascular endothelial growth factor (VEGF) dan placental growth factor (PIGF).

Kadar sFlt-1 ditemukan lebih tinggi pada pasien preeklampsia dengan gejala berat serta pada preeklampsia yang terdiagnosis pada usia kehamilan <34 minggu. Penelitian menunjukkan bahwa injeksi sFLT-1 endogen pada tikus menyebabkan hipertensi, proteinuria, dan glomerular endoteliosis.[3,5]

Pada kehamilan normal, plasenta memproduksi faktor proangiogenik berupa VEGF dan PIGF yang penting untuk pemeliharaan endotel, khususnya endotel terfenestrasi yang terletak pada organ-organ yang terdampak preeklampsia (otak, liver, dan glomerulus). Ketidakseimbangan faktor angiogenik menyebabkan disfungsi endotel.[3,5]

Abnormalitas pada Sistem Imun Maternal

Pada preeklampsia, disregulasi toleransi maternal terhadap antigen fetal dan plasenta yang mengandung komponen paternal diduga terjadi. Maladaptasi ini ditandai dengan defek hubungan antara sel natural killer (NK) uterus dengan human leukocyte antigen-C (HLA-C) fetal. Pada kehamilan normal, sistem imun maternal seharusnya dapat menoleransi alloantigen fetus.

Salah satu ciri khas pada kehamilan normal adalah polarisasi T helper 2 (Th2), di mana jumlah sel T helper 2 lebih mendominasi daripada T helper 1 (Th1). Fenotip Th1 yang mendominasi pada preeklampsia diperkirakan turut berkontribusi pada abnormalitas invasi trofoblas. Kelainan pada diferensiasi T helper yang terjadi pada preeklampsia disebabkan oleh penurunan sekresi interleukin (IL)-10. Pada preeklampsia, terdapat ketidakseimbangan proporsi IL-10 dan sitokin proinflamasi.[3,5]

Perubahan pada Sistem Organ Maternal

Mekanisme di atas menyebabkan terjadinya berbagai perubahan pada sistem organ. Berikut adalah beberapa perubahan sistem organ yang ditemukan pada preeklampsia.

Perubahan Sistem Vaskular

Pada kehamilan normal, umumnya terjadi hipervolemia. Namun, pada preeklampsia, hemokonsentrasi yang disertai penurunan tekanan onkotik intravaskular justru lebih sering ditemukan. Pada preeklampsia, vasospasme hebat akibat interaksi dari berbagai molekul vasoaktif juga terjadi.[1]

Perubahan Hematologi

Perubahan hematologi lebih sering ditemukan pada preeklampsia dengan gejala berat, terutama pada sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes and low platelets). Trombositopenia terjadi akibat peningkatan aktivasi, agregasi, serta konsumsi platelet. Jumlah platelet <150 x 109/L merupakan penanda keparahan penyakit serta kerusakan liver signifikan. Hemolisis ditandai dengan konsentrasi LDH atau lactate dehydrogenase >600 IU/L.[1]

Perubahan Sistem Hepatik

Gangguan fungsi liver berkaitan dengan nekrosis periportal yang menyebabkan peningkatan kadar aspartate transaminase (AST). Peningkatan konsentrasi LDH juga menandakan iskemia dan/atau nekrosis jaringan liver. Gangguan fungsi liver juga bermanifestasi sebagai abnormalitas prothrombin time, partial prothrombin time, dan fibrinogen.[1]

Perubahan Sistem Renal

Secara histopatologis, perubahan renal pada preeklampsia dideskripsikan sebagai endoteliosis glomerular di mana terdapat pembengkakan sel endothelial dan mesangial. Selain itu, ada juga protein hasil reabsorbsi filtrasi glomerular yang terdeposit pada subendotel dan ada tubular cast.

Proteinuria terjadi akibat peningkatan permeabilitas tubular terhadap protein dengan ukuran besar, seperti albumin, globulin, transferrin, dan hemoglobin. Vasospasme pada preeklampsia menyebabkan retensi air dan sodium, serta oliguria. Kadar asam urat juga dapat meningkat sebagai konsekuensi peningkatan produksi asam urat dari fetus dan plasenta serta penurunan ekskresi asam urat pada urine.[1]

Konsekuensi pada Fetus

Gangguan sirkulasi uteroplasenta menurunkan aliran darah ibu ke janin. Hal ini dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan janin, oligohidramnion, abruptio plasenta, serta gawat janin.[1]

Referensi

1. American College of Obstetricians and Gynecologists. Gestational Hypertension and Preeclampsia: ACOG Practice Bulletin, Number 222. Obstet Gynecol. 2020;135(6):e237-e260. doi:10.1097/AOG.0000000000003891
3. Rana S, Lemoine E, Granger JP, Karumanchi SA. Preeclampsia: Pathophysiology, Challenges, and Perspectives. Circ Res. 2019;124(7):1094-1112. doi:10.1161/CIRCRESAHA.118.313276
5. Lim KH. Preeclampsia. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1476919-overview#a13

Pendahuluan Preeklampsia
Etiologi Preeklampsia

Artikel Terkait

  • Perbandingan Serum sFlt-1/PlGF sebagai Prediktor Risiko Preeklampsia
    Perbandingan Serum sFlt-1/PlGF sebagai Prediktor Risiko Preeklampsia
  • Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
    Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
  • Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
    Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
  • Trombositopenia pada Kehamilan: Kondisi Fisiologis atau Patologis
    Trombositopenia pada Kehamilan: Kondisi Fisiologis atau Patologis
  • Diagnosis dan Penanganan Hipertensi Post-Partum
    Diagnosis dan Penanganan Hipertensi Post-Partum

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 15:31
Tatalaksana pasien Post SC dengan PEB di Puskesmas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam dok izin bertanya, kemarin saya ada pasien di puskesmas post SC hari ke-7 dengan PEB, saat pasien pulang dari RS, dari dokter Sp.OG diberikan...
Anonymous
Dibalas 21 September 2024, 21:18
Proteinuri +2 dan edema tungkai hingga perut pada ibu hamil tanpa tensi yang tinggi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat soreIjin menanykanBila ada pasien hamil 39-40 mgg inpartu dengan proteinuri +2 dengan edema tungkai hingga perut (pitting edema). Tetapi tidak ada...
Anonymous
Dibalas 11 September 2024, 18:19
Terapi Preeklamsi & Superimposed PE
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Pada kasus2 preeklamsi ringan atau HT kronik untuk pemilihan terapi HT nya apakah lebih baik aspirin atau nifedipin ya dok? Apakah ada pertimbangan dalam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.