Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Kanker Ovarium general_alomedika 2021-07-06T14:22:29+07:00 2021-07-06T14:22:29+07:00
Kanker Ovarium
  • Pendahuluan
  • Etiologi
  • Patofisiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Kanker Ovarium

Oleh :
Yelvi Levani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan kanker ovarium utama adalah pembedahan. Saat operasi, juga dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk menentukan ada tidaknya keganasan serta jenis kanker, dan juga penentuan staging kanker. Kemoterapi ajuvan dilakukan pada pasien setelah pembedahan, kecuali jika penyakit terbatas hanya pada ovarium, serta pada kanker yang tidak dapat dioperasi.

Operasi dengan Sitoreduksi

Operasi bertujuan untuk menentukan staging kanker, sitoreduksi untuk meningkatkan keberhasilan kemoterapi, serta untuk tujuan kuratif pada kanker yang terbatas hanya pada ovarium saja. Dengan pembedahan, diharapkan kontrol kanker dapat maksimal dan harapan hidup dapat dipertahankan selama mungkin.

Operasi dengan sitoreduksi oleh ahli ginekologis onkologi merupakan pilihan utama pada pasien kanker ovarium. Seberapa luas operasinya bergantung dari stadium kanker, misalnya wanita dengan kanker stadium lanjut akan menjalani ooforektomi bilateral sedangkan pada stadium I dapat dilakukan ooforektomi unilateral. Tindakan operasi sering kali mereseksi organ lain yang terlibat secara makroskopis misalnya reseksi usus besar, uterus, massa adneksa dan peritonektomi.[1]

Penambahan Kemoterapi

Penambahan kemoterapi dengan menggunakan dasar platinum setelah operasi direkomendasikan pada pasien kanker ovarium stadium awal (stadium 2 ke atas) dan/atau pada pasien yang memiliki karakter histologi spesifik (HGSC atau karsinoma clear-cell).

Kemoterapi diberikan setelah pembedahan atau pada pasien yang tidak dapat dioperasi. Penambahan kemoterapi setelah pembedahan dapat meningkatkan angka harapan hidup pasien. Pada tahun 2011, European Medicines Agency merekomendasikan penambahan bevacizumab selain carboplatin dan paclitaxel.[1]

Berdasarkan rekomendasi dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), kemoterapi primer yang disarankan adalah:

  • Stadium IA, IB atau IC dari kanker ovarium epitel : 3-6 siklus taxan/carboplatin kemoterapi ajuvan intravena
  • Stadium II-IV: Kemoterapi intraperitoneal atau 6-8 siklus taxan/carboplatin intravena

Pada pasien yang mengalami rekurensi dapat diberikan kombinasi kemoterapi platinum dengan docetaxel atau etoposide atau gemcitabine atau liposomal doxorubicin + bevacizumab atau paclitaxel + bevacizumab atau Topotecan + bevacizumab. Selain itu bisa diberikan PARP inhibitor (poly-ADP-ribose polymerase) yang berfungsi untuk menghalangi homeostasis sel dan menyebabkan kematian sel, di antaranya termasuk olaparib, rucaparib dan niraparib.[27]

Pengawasan Setelah Terapi

Rekomendasi pengawasan setelah terapi dari the Society of Gynecologic Oncologist pada tahun 2011 di antaranya:

  • Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan pelvis dan kelenjar getah bening setiap 3 bulan dalam 2 tahun pertama, setiap 4-6 bulan pada tahun ketiga, dan setiap 6 bulan pada tahun keempat dan seterusnya
  • Pemeriksaan CA 125 bersifat opsional
  • Lakukan CT scan hanya bila dicurigai ada kekambuhan (rekurensi)[28]

Referensi

1. Matulonis, U.A., Sood, A.K., Fallowfield L., et al. Ovarian cancer. Nature Reviews Disease Primers. 2016: 2:16061
27. National Comprehensive Cancer Network. NCCN Clinical Practical Guidelines in Oncology, Ovarian Cancer Including Fallopian Tube Cancerand Primary Peritoneal Cancer. 2017. Diunduh dari http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/ovarian.pdf
28. Salani R, Backers FJ, Fung MF et al. Posttreatment surveillance and diagnosis of recurrence in women with gynaecologic oncologist recommendations. Am J Obstet Gynecol. 2011. 204(6):466-78.

Diagnosis Kanker Ovarium
Prognosis Kanker Ovarium

Artikel Terkait

  • Risiko Kanker Ovarium pada Endometriosis
    Risiko Kanker Ovarium pada Endometriosis
  • Bedak Talc dan Risiko Kanker Ovarium
    Bedak Talc dan Risiko Kanker Ovarium
  • Kanker Ovarium Stadium Lanjut: Pembedahan Primer atau Neoadjuvan Kemoterapi
    Kanker Ovarium Stadium Lanjut: Pembedahan Primer atau Neoadjuvan Kemoterapi
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
03 September 2021
Peranan pemeriksaan radiologi dalam diagnosis kanker ovarium - Obgyn Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo dr. Iwan, Sp.OG, (K) Onk., izin bertanya dokter.Pemeriksaan radiologi apa saja yang akan bermanfaat dalam diagnosis kanker ovarium?Terimakasih sebelumnya...
drg.Erwin Sutono, Sp.Pros
13 April 2021
Penanganan yang tepat bagaimana untuk pasien kanker ovarium metastase paru
Oleh: drg.Erwin Sutono, Sp.Pros
2 Balasan
Mohon teman sejawat sekalian memberikan info apakah ada saran terbaik untuk penanganan pasien dan rumah sakit yang bisa membantu dalam penanganan kasus...
Anonymous
07 Oktober 2019
Penarikan Ranitidine oleh BPOM Karena Risiko terjadinya kanker
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Dok, ada kabar yang Saya dengar bahwa Ranitidine akan ditarik karena dapat memicu kanker, apakah isu itu benar?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.