Epidemiologi Kanker Ovarium
Secara epidemiologi, kanker ovarium termasuk salah satu kanker ginekologi dengan tingkat mortalitas yang tinggi secara global. Di Indonesia, angka pasti kasus kanker ovarium masih belum diketahui, tetapi berdasarkan data yang ada, kanker ovarium termasuk salah satu kanker ginekologi terbanyak setelah kanker serviks.
Global
Sekitar 225,000 kasus baru kanker ovarium didiagnosis setiap tahun dengan tingkat mortalitas sekitar 140,200 secara global. Insidensi kanker ovarium berbeda-beda setiap negara.[12-14]
Inggris dan Rusia memiliki tingkat insidensi tertinggi sedangkan Cina memiliki tingkat insidensi terendah.[15-16] Di Amerika Serikat sekitar 22,280 kasus kanker ovarium baru ditemukan setiap tahunnya dan perkiraan angka kematian yang disebabkan oleh kanker ovarium ini pada tahun 2016 adalah sekitar 14,240.[12]
Indonesia
Baik prevalensi maupun insidensi kanker ovarium di Indonesia masih belum diketahui secara pasti. Berdasarkan data estimasi jumlah kasus baru di RS Kanker Dharmais Jakarta pada tahun 2010-2013 menempati posisi ke 4 kanker terbanyak setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru. Jumlah kasus baru kanker ovarium di RS Kanker Dharmais pada tahun 2010 – 2013 adalah sekitar 537 pasien dengan angka kematian pasien sebesar 126 kasus.[17]
Mortalitas
Berdasarkan laporan data epidemiologi di Amerika Serikat, angka harapan hidup pasien kanker ovarium dalam 5 tahun adalah 45,6%, tetapi angka ini tergantung dari stadium saat didiagnosis. Pasien dengan kanker ovarium stadium I memiliki angka harapan hidup dalam 5 tahun sebesar 92,1%, tetapi pasien dengan kanker ovarium stadium III dan IV memiliki angka harapan hidup dalam 5 tahun sebesar 25%. Median usia pasien kanker ovarium adalah 63 tahun.[12,18]