Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-prescription Dismenore general_alomedika 2021-08-10T19:33:58+07:00 2021-08-10T19:33:58+07:00
Dismenore
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-prescription

Panduan E-prescription Dismenore

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Panduan e-prescription untuk pasien dengan dismenore atau dysmenorrhea ini dapat digunakan oleh dokter umum saat memberikan terapi medikamentosa secara online. Dismenore adalah timbulnya gejala nyeri saat haid. Dismenore primer tidak berkaitan dengan kelainan organik. Sementara itu, dismenore sekunder berkaitan dengan patologi, utamanya  endometriosis. Terapi pada dismenore ditujukan untuk manajemen nyeri dan terapi kondisi patologis yang mendasari dismenore sekunder.

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dismenore yaitu rasa nyeri ketika menstruasi. Rasa nyeri ini dapat terjadi beberapa saat sebelum atau sejak hari pertama menstruasi. Nyeri sering dideskripsikan sebagai kram di perut bagian bawah, nyeri kolik di perut tengah bawah, atau nyeri tumpul di sisi abdomen hingga ke punggung atau paha Nyeri dapat berlangsung selama 2-3 hari sejak hari pertama menstruasi.

Pada saat melakukan wawancara pasien, dokter perlu menanyakan bagaimana pengaruh nyeri terhadap aktivitas pasien. Tanyakan apakah pasien sudah mendapat terapi, misalnya konsumsi analgesik atau terapi panas, serta bagaimana respon terhadap terapi. Jika nyeri terasa berat, mengganggu aktivitas secara signifikan, dan tidak hilang dengan konsumsi analgesik, sarankan pasien untuk memeriksakan diri secara langsung ke layanan kesehatan.[1,2,11,12]

Peringatan

Lakukan anamnesis secara lengkap termasuk skrining apakah terdapat tanda-tanda ke arah dismenore sekunder. Dokter perlu menanyakan apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan antinyeri secara umum dan secara spesifik terhadap obat yang akan diresepkan. Bila pasien tidak respon terhadap obat antinyeri, maka arahkan pasien untuk berkonsultasi kepada spesialis ginekologi agar dievaluasi lebih lanjut.[1,2,11,12]

Medikamentosa

Pada kondisi dismenore, dokter dapat memberikan terapi awal berupa obat antinyeri atau terapi hormonal. Jangan resepkan terapi hormonal pada pasien yang sedang berusaha hamil.

Pilihan tata laksana mencakup:

  • Celecoxib 400 mg, dilanjutkan 200 mg setiap 12 jam

  • Ibuprofen 200-600 mg setiap 6 jam

  • Asam mefenamat 500 mg, dilanjutkan 250 mg setiap 6 jam

  • Naproxen 440-550 mg, dilanjutkan 220-275 mg setiap 12 jam

  • Levonorgestrel/etinil estradiol: 0,15 mg/0,03 mg

  • Levonorgestrel/etinil estradiol: 90 mcg/20 mcg
  • Etonogestrel/etinil estradiol: 0,12 mg/0,015 mg
  • Medroxyprogesterone: 150 mg/mL injeksi[13]

Terapi Nonfarmakologi

Berbagai terapi nonfarmakologi dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dismenore. Meski demikian, kebanyakan terapi nonfarmakologi yang tersedia belum didukung oleh bukti ilmiah adekuat. Modalitas terapi nonfarmakologi dapat mencakup olahraga, pola hidup sehat, berhenti merokok, terapi panas, akupuntur, dan penggunaan obat herbal.[13-18]

Referensi

1. Nagy H, Khan MAB. Dysmenorrhea. [Updated 2021 Jan 20]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560834/
2. Calis, KA. Dysmenorrhea. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/253812-overview#a1
11. Kho KA, Shields JK. Diagnosis and management of primary dysmenorrhea. JAMA. 2020 Jan 21;323(3):268-9.
12. Burnett M, Lemyre M. No. 345-Primary Dysmenorrhea Consensus Guideline. J Obstet Gynaecol Can. 2017 Jul;39(7):585-595. doi: 10.1016/j.jogc.2016.12.023. PMID: 28625286.
13. Osayande AS, Mehulic S. Diagnosis and Initial Management of Dysmenorrhea. Am Fam Physician. 2014 Mar 1;89(5):341-346.
14. Carroquino-Garcia P, Jiménez-Rejano JJ, Medrano-Sanchez E, De La Casa-Almeida M, Diaz-Mohedo E, Suarez-Serrano C. Therapeutic exercise in the treatment of primary dysmenorrhea: a systematic review and meta-analysis. Physical therapy. 2019 Oct 28;99(10):1371-80.
15. Elboim-Gabyzon M, Kalichman L. Transcutaneous electrical nerve stimulation (tens) for primary dysmenorrhea: An Overview. International journal of women's health. 2020;12:1.
16. Woo HL, Ji HR, Pak YK, Lee H, Heo SJ, Lee JM, Park KS. The efficacy and safety of acupuncture in women with primary dysmenorrhea: a systematic review and meta-analysis. Medicine. 2018 Jun;97(23).
17. Aboualsoltani F, Bastani P, Khodaie L, Fazljou SM. Non-pharmacological treatments of primary dysmenorrhea: a systematic review. Arch Pharma Pract. 2020;11(S1):136-42.
18. Mulyaningsih EA, Nahariani P, Rodiyah R. Patch Capsicum Oleoresin For Reducing Dysmenorrhea. Malaysian Journal of Medical Research (MJMR). 2017 Oct 3;1(4):35-9.

Edukasi dan Promosi Kesehatan Di...

Artikel Terkait

  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
  • Red Flag Dysmenorrhea
    Red Flag Dysmenorrhea
  • Pilihan Penanganan Nyeri pada Dismenore Primer
    Pilihan Penanganan Nyeri pada Dismenore Primer
  • Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
    Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Diskusi Terkait
Anonymous
07 September 2022
Evaluasi Dismenorrhea Primer - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr Cipta, SpOG(K), ijin tanya untuk apakah ada evaluasi lanjutan pasien yang sudah didiagnosis dismenorrhea primer? Terima kasih Dok
Anonymous
03 Agustus 2022
Skrining lanjutan untuk pasien dengan keluhan dysmenorrhea - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Ijin tanya Dok, untuk pasien yang mengeluhkan dysmenorrhea dan sudah sempat diperiksa USG namun tidak ditemukan adanya kelainan patologis, apakah perlu...
dr. Hudiyati Agustini
07 Maret 2022
Artikel SKP Alomedika - Pilihan Penanganan Nyeri pada Dismenore Primer
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
3 Balasan
ALO Dokter!Dismenore primer didefinisikan sebagai nyeri menstruasi yang tidak disertai adanya kelainan atau patologi panggul, seperti infeksi, inflamasi,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.