Panduan E-prescription Dismenore
Panduan e-prescription untuk pasien dengan dismenore atau dysmenorrhea ini dapat digunakan oleh dokter umum saat memberikan terapi medikamentosa secara online. Dismenore adalah timbulnya gejala nyeri saat haid. Dismenore primer tidak berkaitan dengan kelainan organik. Sementara itu, dismenore sekunder berkaitan dengan patologi, utamanya endometriosis. Terapi pada dismenore ditujukan untuk manajemen nyeri dan terapi kondisi patologis yang mendasari dismenore sekunder.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dismenore yaitu rasa nyeri ketika menstruasi. Rasa nyeri ini dapat terjadi beberapa saat sebelum atau sejak hari pertama menstruasi. Nyeri sering dideskripsikan sebagai kram di perut bagian bawah, nyeri kolik di perut tengah bawah, atau nyeri tumpul di sisi abdomen hingga ke punggung atau paha Nyeri dapat berlangsung selama 2-3 hari sejak hari pertama menstruasi.
Pada saat melakukan wawancara pasien, dokter perlu menanyakan bagaimana pengaruh nyeri terhadap aktivitas pasien. Tanyakan apakah pasien sudah mendapat terapi, misalnya konsumsi analgesik atau terapi panas, serta bagaimana respon terhadap terapi. Jika nyeri terasa berat, mengganggu aktivitas secara signifikan, dan tidak hilang dengan konsumsi analgesik, sarankan pasien untuk memeriksakan diri secara langsung ke layanan kesehatan.[1,2,11,12]
Peringatan
Lakukan anamnesis secara lengkap termasuk skrining apakah terdapat tanda-tanda ke arah dismenore sekunder. Dokter perlu menanyakan apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan antinyeri secara umum dan secara spesifik terhadap obat yang akan diresepkan. Bila pasien tidak respon terhadap obat antinyeri, maka arahkan pasien untuk berkonsultasi kepada spesialis ginekologi agar dievaluasi lebih lanjut.[1,2,11,12]
Medikamentosa
Pada kondisi dismenore, dokter dapat memberikan terapi awal berupa obat antinyeri atau terapi hormonal. Jangan resepkan terapi hormonal pada pasien yang sedang berusaha hamil.
Pilihan tata laksana mencakup:
Celecoxib 400 mg, dilanjutkan 200 mg setiap 12 jam
Ibuprofen 200-600 mg setiap 6 jam
Asam mefenamat 500 mg, dilanjutkan 250 mg setiap 6 jam
Naproxen 440-550 mg, dilanjutkan 220-275 mg setiap 12 jam
Levonorgestrel/etinil estradiol: 0,15 mg/0,03 mg
- Levonorgestrel/etinil estradiol: 90 mcg/20 mcg
- Etonogestrel/etinil estradiol: 0,12 mg/0,015 mg
- Medroxyprogesterone: 150 mg/mL injeksi[13]
Terapi Nonfarmakologi
Berbagai terapi nonfarmakologi dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dismenore. Meski demikian, kebanyakan terapi nonfarmakologi yang tersedia belum didukung oleh bukti ilmiah adekuat. Modalitas terapi nonfarmakologi dapat mencakup olahraga, pola hidup sehat, berhenti merokok, terapi panas, akupuntur, dan penggunaan obat herbal.[13-18]