Edukasi dan Promosi Kesehatan Dismenore
Edukasi dan promosi kesehatan pada dismenore atau dysmenorrhea primer dilakukan terkait gaya hidup sehat dan peningkatan kesadaran mengenai betapa pentingnya menjaga pola hidup sehat, termasuk tidak merokok, dan kepatuhan terhadap tata laksana. Pada pasien yang dicurigai mengalami dismenore sekunder, edukasi diperlukan terkait modalitas investigasi yang akan dilakukan, kemungkinan arah diagnosis, dan pemilihan tata laksana.[1-3]
Edukasi Pasien
Pasien perlu diberikan penjelasan mengenai apa itu dismenore, terutama pada wanita muda yang baru saja mengalami menarche. Pada pasien dengan dismenore primer, sampaikan bahwa kondisi ini umum terjadi, dapat diterapi, dan memiliki prognosis yang baik. Meskipun nyeri yang timbul bisa bersifat berat dan menghalangi aktivitas, sampaikan pada pasien bahwa umumnya dismenore primer akan berkurang seiring pertambahan usia dan akan tidak menyebabkan komplikasi ataupun mempengaruhi fertilitas. Berikan dukungan moral dan rujuk pasien ke psikolog jika dirasa perlu. Edukasi pula mengenai pentingnya kepatuhan terhadap tata laksana.
Sampaikan pada pasien bahwa gaya hidup sehat dan aktif serta nutrisi seimbang telah dihubungkan dengan penurunan intensitas nyeri haid. Beritahu pasien bahwa tujuan utama terapi adalah untuk mengelola nyerinya. Minta pasien untuk kembali berkonsultasi ke fasilitas kesehatan bila terdapat tanda-tanda alergi obat, efek samping, nyeri dismenore yang berat, ataupun dismenore yang persisten.
Jika pasien mendapat terapi hormonal, sampaikan efek terkait fertilitas. Apabila pasien ingin hamil, lakukan edukasi mengenai penghentian kontrasepsi yang digunakan.
Pada pasien yang dicurigai mengalami dismenore sekunder, misalnya akibat endometriosis, sampaikan langkah investigasi yang akan dilakukan beserta kemungkinan penyebab organik yang dicurigai. Apabila etiologi organik telah diidentifikasi, sampaikan pilihan tata laksana beserta kekurangan dan kelebihannya. Jika tindakan bedah dipertimbangkan, paparkan dengan jelas risiko komplikasinya, termasuk pengaruh terhadap fertilitas.[1,3]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dismenore yang lebih komprehensif, perlu dilakukan tindakan preventif dan promotif. Edukasi terhadap masyarakat dapat dimulai dengan edukasi untuk hidup aktif, olahraga rutin, konsumsi gizi seimbang, dan berhenti merokok. Dokter juga dapat mengedukasi masyarakat mengenai stigma seputar menstruasi, termasuk dismenore. Dokter dapat memberitahu bahwa nyeri menstruasi adalah hal yang umum, memerlukan pemeriksaan dan terapi dari dokter, dan beberapa orang memang memerlukan waktu untuk istirahat karena nyeri menstruasi.[1,20,21]