Patofisiologi Dismenore
Patofisiologi dismenore atau dysmenorrhea belum sepenuhnya dapat dijelaskan. Nyeri pada dismenore sering dikaitkan dengan keadaan emosional atau psikologis pasien, namun belum ada bukti adekuat yang dapat mengonfirmasi anggapan ini. Dismenore adalah salah satu penyebab paling umum dari nyeri panggul dan berdampak negatif pada kualitas hidup pasien karena dapat menyebabkan keterbatasan aktivitas.[2,4]
Dismenore Primer
Terdapat bukti ilmiah yang mengindikasikan bahwa dismenore primer berkaitan dengan peningkatan sekresi prostanoid pada jalur siklooksigenase. Prostanoid yang berperan dalam patofisiologi dismenore primer terutama adalah prostaglandin.
Peningkatan prostaglandin di endometrium setelah penurunan progesteron di akhir fase luteal diduga akan menyebabkan peningkatan tonus myometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan. Hal ini dapat menjelaskan mengapa dismenore primer muncul segera setelah menarche dan mengapa dismenore berespon baik terhadap penghambatan ovulasi.
PGF2α dan PGE2 dalam Patofisiologi Dismenore
Pada dismenore primer, prostanoid yang banyak dihubungkan dengan dismenore adalah PGF2α dan PGE2. PGF2α merupakan stimulan myometrium poten dan vasokonstriktor pada endometrium sekretori. Peningkatan kadarnya diduga dapat menyebabkan kontraksi uterus yang membatasi aliran darah dan juga menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah arkuata sehingga menghasilkan kondisi hipoksia yang menyebabkan akumulasi metabolit anaerob dan selanjutnya merangsang reseptor nyeri. PGF2α juga menurunkan ambang persepsi nyeri dengan mensensitisasi reseptor saraf. Sementara itu, PGE2 memiliki mekanisme aksi ganda yang menyebabkan kontraksi atau relaksasi myometrium, serta penyempitan atau pelebaran pembuluh darah rahim.[1-4]
Dismenore Sekunder
Pada dismenore sekunder, peningkatan prostaglandin juga diperkirakan berperan. Namun, sesuai definisinya, patologi pada organ pelvis yang mendasari akan mempengaruhi mekanisme munculnya dan beratnya keluhan nyeri.
Mekanisme tersering dari patologi penyakit pelvis yang menyebabkan nyeri dismenore adalah gesekan dari permukaan peritoneum atau terlepasnya molekul inflamasi. Mekanisme patologi ini juga berkombinasi dengan perubahan fisiologis yang terjadi selama siklus haid.
Penyebab umum dismenore sekunder dibagi menjadi tiga berdasarkan lokasi, yaitu intrakavitas, intramural, dan ekstramural.
- Intrakavitas: misalnya stenosis servikal atau lesi servikal, kelainan kongenital berupa obstruksi atau abnormalitas uterus, polip endometrium, infeksi seperti endometritis kronis, intrauterine device, dan leiomyoma bertangkai
- Intramural: adenomyosis dan tumor seperti leiomyoma, sarcoma, atau metastasis dari organ lain
- Ekstramural: endometriosis, adhesi yang menyebabkan inflamasi dan cedera jaringan, serta tumor seperti leiomyoma, tumor ovarium, tumor gastrointestinal, atau tumor pada traktus urinarius[1-5]