Prognosis Spinal Cord Injury
Prognosis spinal cord injury yang dikenal dengan cedera spinal tergantung pada keparahan dan lokasi terjadinya lesi termasuk jenis cedera, yaitu: cedera komplit atau inkomplit.[1]
Komplikasi
Komplikasi yang sering dijumpai pada pasien dengan spinal cord injury bisa dibagi menjadi akut dan kronik :
Komplikasi Akut
Cedera spinal diatas Torakal 6 mengganggu jalur saraf otonom dari Torakal 1 sampai Lumbal 2, hal ini menyebabkan komplikasi seperti:
- Syok : syok neurogenik
- Kardiovaskular: sinus bradikardia, bradiarritmia (escape rhythm, supraventricular ectopic beats, ventricular ectopic beats), hipotensi ortostatik, peningkatan refleks vasovagal
- Hematologi : thromboemboli.
Komplikasi Kronik
Komplikasi kronik yang dapat ditemukan,yaitu :
- Paru - paru : atelektasis, pneumonia, gagal nafas
- Kardiovaskular: hipotensi ortostatik, autonomic dysreflexia, atrofi otot jantung, pseudo-myocardial infarction
- Genitourinaria: neurogenic bladder and bowel, obstruksi urine, batu saluran kemih
- Gastrointestinal: kolitis
- Infeksi:sepsis
- Kulit : pressure injury, Clostridium difficile bedsores
- Hematologi : deep vein thrombosis, emboli paru
- Neuropsikiatri : Gangguan cemas dan depresi.
- Disfungsi Seksual[8,20,21]
Prognosis
Neurological Level of Injury (NLI) dan American Spinal Injury Association (ASIA) Impairment Scale (AIS) merupakan faktor penting dalam penentuan prognosis. Keterlambatan dalam penilaian AIS (>72 jam) akan mengurangi angka pemulihan sampai sebesar 2.5%. Kemungkinan ambulasi pada pasien cedera spinal dapat diperkirakan melalui AIS dan mempengaruhi prognosis pasien.
Kemampuan Ambulasi
Pasien dengan AIS grade A (fungsi motorik dan sensorik komplit) mempunyai kemungkinan ambulasi sangat kecil dalam 1 tahun pasca cedera spinal,yaitu sekitar 8.3%. Pasien dengan AIS grade A membutuhkan alat bantu dan asisten untuk dapat berjalan. Rehabilitasi dengan terapi, penentuan alat bantu perlu diberikan agar pasien bisa hidup secara mandiri.
Pasien cedera spinal dengan AIS Grade B (fungsi motorik komplit, fungsi sensori inkomplit) dan AIS grade C (fungsi motorik inkomplit) mempunyai kemungkinan pemulihan ambulasi yang cukup tinggi. Angka pemulihan ambulasi tertinggi berada pada AIS grade D (fungsi motor inkomplit) mencapai 97.3%.[2,22]
Harapan Hidup
Harapan hidup pada cedera spinal berbeda-beda,bergantung pada derajat AIS. Walaupun angka harapan hidup pasien cedera spinali meningkat, tetapi masih rendah dibandingkan populasi umum. Angka harapan hidup pasien cedera spinal usia muda diperkirakan > 30 tahun, sedangkan geriatri diperkirakan > 7 tahun.
Rehabilitas juga membantu meningkatkan angka harapan hidup, AIS grade D yang membutuhkan kursi roda untuk aktivitas harian diperkirakan 75% memiliki harapan hidup normal, sedangkan pasien yang tidak membutuhkan kursi roda dan kateterisasi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi mencapai 90% sebagai individu normal.[1]