Etiologi Hipokalemia
Etiologi hipokalemia dapat dibedakan menjadi kurangnya asupan kalium, peningkatan ekskresi kalium, pergeseran kalium ke intraseluler, penggunaan obat maupun kondisi pseudohipokalemia. Kondisi-kondisi yang berperan dalam terjadinya hipokalemia antara lain:
Penurunan Asupan Kalium
Penurunan asupan kalium dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
- Gangguan makan akibat kondisi anoreksia, bulimia, pika, demensia dan alkoholisme
- Gangguan gigi: ketidakmampuan untuk mengunyah
- Kemiskinan yang menyebabkan kualitas dan kuantitas makanan kurang adekuat
- Perawatan di rumah sakit dengan pemberian total parenteral nutrition yang rendah kalium[2,3]
Kehilangan Kalium dalam Urin dan Saluran Cerna dalam Jumlah Banyak
Kehilangan kalium dapat disebabkan oleh ekskresi yang dikeluarkan oleh ginjal maupun sekresi oleh saluran cerna.
Ekskresi Kalium dalam Urine/ Renal Potassium Loss (Kaliuresis)
Ekskresi kalium oleh renal dapat diakibatkan oleh:
- Penggunaan obat diuretik, antibiotik (penisilin G, analog penisilin, amphotericin B, dan aminoglikosida), foscarnet, dan cisplatin
- Hipomagnesemia
- Asidosis tubulus ginjal distal dan proksimal
- Gangguan endokrin seperti hiperaldosteronisme primer maupun sekunder) maupun penggunaan fludrokortison
- Kelebihan mineralokortikoid pada kondisi Congenital Adrenal Hyperplasia, hipertensi maligna dan renovaskular, sindrom Cushing, renin secreting tumors dan ectopic ACTH syndrome.
- Sindrom Bartter, Gitelman dan Liddle[2,3]
Kehilangan Kalium dari Saluran Cerna/ Non Renal Potassium Loss
Kehilangan kalium dari saluran cerna dapat diakibatkan oleh:
- Diare yang berkepanjangan menyebabkan kehilangan kalium secara langsung karena konsentrasi kalium pada feses mencapai 80-90 mEq/L
- Penggunaan laksatif atau enema berulang
- Muntah atau penggunaan suction dengan pipa nasogastrik dapat muncul secara sekunder akibat terjadinya hiperaldosteronisme sekunder (akibat dehidrasi) dan alkalosis metabolik (akibat kehilangan klorida)
- Obstruksi atau infeksi saluran cerna, fistula enteral, vipoma
- Zollinger Ellison syndrome
- Ingesti clay (bentonite)[1,3]
Pergeseran Kalium Intraseluler
Penggunaan insulin dan agonis reseptor beta-2 seperti epinefrin, salbutamol dan efedrin. Hypokalemic Periodic Paralysis yang seringkali muncul pada populasi Asia dan berkaitan dengan tirotoksikosis.[1,3]
Penggunaan Obat yang dapat Memicu Terjadinya Hipokalemia
Berikut ini adalah beberapa obat yang dapat memicu terjadinya hipokalemia, seperti:
- Diuretik
- Metilxantine (Teofilin, Aminofilin, Kafein)
- Verapamil
- Antipsikotik seperti Quetiapine dan Risperidone
- Ampisilin, Penisilin dosis tinggi
- Bikarbonat
- Antifungal (Ampoterisin, -azole)
- Gentamisin
- Cisplatin
- Efedrin
- Intoksikasi beta agonis[2]
Pseudohipokalemia
Pseudohipokalemia biasanya terjadi pada pasien Leukemia Myelogenik Akut (AML) dimana sampel darah mengandung sel darah putih dalam jumlah sangat banyak disimpan dalam suhu ruangan dapat menyebabkan terjadinya uptake kalium oleh sel darah putih[3]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan insidensi hipokalemia antara lain adanya gangguan makan seperti anoreksia, HIV/AIDS, konsumsi alkohol yang berkaitan dengan kejadian penurunan reabsorbsi kalium di tubulus sehingga menginduksi hipomagnesemia, bariatric surgery (roux-en-y gastric bypass), usia tua yang berkaitan dengan meningkatnya menggunakan diuretik dan kurangnya asupan yang mengandung kalium, usia muda berkaitan dengan rentannya mengalami infeksi virus yang menyerang sistem gastrointestinal dan bermanifestasi sebagai muntah dan diare.[2]