Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Abses Periapikal annisa-meidina 2023-10-11T10:08:13+07:00 2023-10-11T10:08:13+07:00
Abses Periapikal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Abses Periapikal

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Diagnosis abses periapikal perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan nyeri dan benjolan pada gusi. Gambaran radiografi biasanya menunjukkan lesi radiolusen pada jaringan periapikal yang dapat disertai dengan pembentukan ruang udara pada jaringan lunak.[8-11]

Anamnesis

Abses periapikal ditandai dengan gejala lokal seperti nyeri hebat, pembengkakan pada area sekitar gigi yang terinfeksi, dan peningkatan sensitivitas terhadap suhu. Pasien juga dapat mengalami demam, malaise, dan pembengkakan kelenjar getah bening regional.

Pada pasien akan didapatkan riwayat faktor predisposisi seperti:

  • Karies gigi: Lesi karies yang tidak diobati dapat menyediakan jalur masuk bagi bakteri ke dalam pulpa gigi, memicu respon inflamasi dan infeksi
  • Trauma: Cedera pada gigi, baik akibat trauma fisik atau prosedur bedah sebelumnya, dapat melemahkan pertahanan pulpa dan memfasilitasi penetrasi bakteri
  • Pengobatan restorasi tidak adekuat: Restorasi yang tidak sempurna atau tidak memadai dapat meningkatkan risiko bakteri masuk ke pulpa dan menyebabkan infeksi
  • Penyakit periodontal: Pasien dengan penyakit periodontal memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan infeksi pulpa dan abses periapikal karena adanya penetrasi bakteri ke dalam saku periodontal[8-11,15,16]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dimulai dari pemeriksaan ekstraoral apakah ada pembengkakan esktraoral yang menyebabkan bentuk asimetris wajah atau tidak. Periksa juga kondisi limfonodi di area kepala dan leher. Setelah itu lakukan pemeriksaan intraoral, terutama pada area yang dikeluhkan oleh pasien. Lakukan pemeriksaan diagnosis seperti pemeriksaan visual, perkusi, palpasi, probing, serta sondasi.

Tanda dan gejala yang umum muncul pada abses periodontal adalah pembengkakan pada gingiva atau wajah di dekat gigi yang terinfeksi, peningkatan sensitivitas terhadap suhu ekstrem dan tekanan, nanah yang keluar dari gusi atau gigi yang terinfeksi, dan demam (jika infeksi berkembang menjadi lebih parah).[8-11]

Pemeriksaan Ekstraoral

Amati tanda-tanda pembengkakan dan kemerahan di area ekstraoral. Jika terdapat pembengkakan, perlu dievaluasi apakah ada pergerakan cairan saat area tersebut ditekan (fluktuasi). Fluktuasi menunjukkan penumpukan nanah yang terlokalisir dan menjadi indikasi lokasi untuk melakukan insisi dan drainase.

Perlu juga memperhatikan kemungkinan terjadinya trismus, terutama pada kasus infeksi yang parah. Kesulitan membuka mulut dapat terjadi karena beberapa infeksi gigi dapat melibatkan otot-otot mastikasi. Keterbatasan membuka mulut akibat trismus dapat menghambat pemeriksaan di dalam rongga mulut, mengganggu kemampuan makan dan minum, dan dalam kasus yang serius berdampak pada nutrisi dan hidrasi pasien.

Periksa kelenjar getah bening submental dan submandibular untuk menilai kemungkinan adanya angina Ludwig.[8-11]

Pemeriksaan Intraoral

Lakukan pemeriksaan terhadap gusi dan jaringan pendukung gigi untuk mendeteksi tanda-tanda pembengkakan, keluarnya nanah, dan fluktuasi. Selain itu, periksa kondisi gigi apakah terdapat kerusakan akibat karies, gigi yang goyang, serta lakukan tes ketukan gigi untuk mengevaluasi kesehatan ligamen pendukung gigi dan mobilitas gigi.[8-11]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding abses periapikal mencakup periodontitis, abses gingiva, tumor jaringan lunak oral, dan sialadenitis.

Periodontitis

Periodontitis adalah peradangan pada jaringan penyangga gigi, gingiva dan tulang alveolar, yang dapat menyebabkan pembentukan kantong periodontal dan hilangnya tulang gigi. Gejala seperti pembengkakan, perdarahan gingiva, dan nyeri gigi dapat menyerupai abses periapikal. Namun, pada periodontitis tidak akan ditemui adanya pus.[8-11]

Abses Gingiva

Abses gingiva adalah infeksi pada gusi yang dapat menimbulkan nanah dan pembengkakan pada gingiva. Meskipun abses gingiva terjadi di permukaan gingiva dan bukan di dalam gigi, namun gejalanya mirip dengan abses periapikal.[8-11]

Tumor Jaringan Lunak Oral

Tumor atau pertumbuhan ganas atau jinak pada jaringan lunak mulut bisa menimbulkan gejala seperti pembengkakan dan nyeri yang mirip dengan abses periapikal.[8-11]

Sialadenitis

Sialadenitis adalah peradangan pada kelenjar ludah, yang dapat menyebabkan pembengkakan di dekat pipi atau rahang. Ini bisa berasal dari masalah kelenjar ludah atau infeksi saluran ludah.[8-11]

Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan pada sinus yang dapat menyebabkan nyeri wajah dan pembengkakan. Terkadang, abses periapikal pada gigi yang terletak dekat dengan sinus dapat memberikan gejala yang mirip dengan sinusitis.[8-11]

Fistula Gigi

Fistula adalah saluran kecil yang dapat terbentuk sebagai respons terhadap infeksi gigi. Gejala seperti nanah yang keluar dari atau bibir dapat membingungkan dengan abses periapikal.[8-11]

Kista Gusi

Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat terbentuk di dalam jaringan gusi atau rahang. Gejalanya dapat termasuk pembengkakan dan rasa sakit yang mirip dengan abses periapikal.[8-11]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk kasus abses periapikal biasanya menggunakan radiografi. Teknik radiografi yang digunakan biasanya adalah periapikal dan panoramik (OPG).

Radiografi

Gambaran radiografi dapat menunjukkan perubahan patologis pada akar gigi, seperti penebalan jaringan tulang, perubahan dalam bentuk akar gigi, atau adanya retakan pada akar gigi. Ini dapat membantu dokter dalam mengidentifikasi abses dan memahami sejauh mana infeksi yang telah terjadi.

Selain itu, dalam beberapa kasus, tes pencitraan lanjutan seperti CT Scan atau MRI mungkin diperlukan jika dokter gigi memerlukan informasi tambahan tentang ekstensi infeksi atau jika ada komplikasi yang dicurigai, seperti penyebaran infeksi ke jaringan lunak di sekitarnya.[8-11]

Pemeriksaan Mikrobiologi

Dalam beberapa situasi, dokter mungkin perlu mengambil sampel nanah dari abses untuk menentukan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi dan memastikan pengobatan antibiotik yang paling tepat pada kasus tersebut.[8-11]

Referensi

8. Aboushady MA, Talaat W, Hamdoon Z, M Elshazly T, Ragy N, Bourauel C, Talaat S. Thermography as a non-ionizing quantitative tool for diagnosing periapical inflammatory lesions. BMC Oral Health. 2021 May 13;21(1):260. doi: 10.1186/s12903-021-01618-9. PMID: 33985486; PMCID: PMC8120841.
9. Vasdev D, Gupta V, Shubham S, Chaudhary A, Jain N, Salimi M, Ahmadian A. Periapical dental X-ray image classification using deep neural networks. Ann Oper Res. 2022 Sep 15:1-29. doi: 10.1007/s10479-022-04961-4. Epub ahead of print. PMID: 36157976; PMCID: PMC9483455.
10. Jaswal S, Patil N, Singh MP, Dadarwal A, Sharma V, Sharma AK. A Comparative Evaluation of Digital Radiography and Ultrasound Imaging to Detect Periapical Lesions in the Oral Cavity. Cureus. 2022 Oct 8;14(10):e30070. doi: 10.7759/cureus.30070. PMID: 36381877; PMCID: PMC9639700.
11. Pimenta Carvalho S, Estrela C, Franco EV. Clinical Differential Diagnosis between Nonodontogenic and Endodontic Radiolucent Lesions in Periapical Location: A Critical Review. Iran Endod J. 2021 Summer;16(3):150-157. doi: 10.22037/iej.v16i3.32572. PMID: 36704403; PMCID: PMC9735257.
15. Suryavanshi R, Abdullah A, Singh N, Astekar M. Oral mucocele in infant with an unusual presentation. BMJ Case Rep. 2020 Jun 21;13(6):e234669. doi: 10.1136/bcr-2020-234669. PMID: 32565436; PMCID: PMC7307579.
16. Horvat Aleksijević L, Prpić J, Muhvić Urek M, Pezelj-Ribarić S, Ivančić-Jokić N, Peršić Bukmir R, Aleksijević M, Glažar I. Oral Mucosal Lesions in Childhood. Dent J (Basel). 2022 Nov 9;10(11):214. doi: 10.3390/dj10110214. PMID: 36354659; PMCID: PMC9689283.

Epidemiologi Abses Periapikal
Penatalaksanaan Abses Periapikal

Artikel Terkait

  • Tanda Bahaya Benjolan Gusi
    Tanda Bahaya Benjolan Gusi
  • Kontroversi Penggunaan Kortikosteroid pada Tata Laksana Angina Ludwig
    Kontroversi Penggunaan Kortikosteroid pada Tata Laksana Angina Ludwig
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 16 Agustus 2024, 20:21
Anak usia 8 tahun bengkak dibawah rahang yang tidak membaik setelah pemberian antibiotik
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, saya ada pasien anak usia 8thn, dengan keluhan bengkak di bawah rahang sebelah kiri, pasien mengeluh nyeri dan demam selama 5hari. Kemudian 3hr...
drg.Indryani Tanuwidjaja, Sp. Perio
Dibalas 10 Agustus 2022, 13:41
Pasien wanita dengan benjolan keras pada gusi
Oleh: drg.Indryani Tanuwidjaja, Sp. Perio
6 Balasan
Alo dokter, sy imgin bertanya ada pasien dewasa dg benjolan keras d gusi . Itu diagnosa nya apa dan penyebabnya apa? Mohon pencerahan drg spesialis perio ato...
drg. Annisa Widiandini
Dibuat 12 Mei 2022, 10:20
Live Webinar Alomedika-What's New on Dental Imaging System: From Entry to Advanced Application. Minggu 15 Agustus 2022 (15.00 - 17.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "What's New on Dental Imaging System: From Entry to Advanced Application".Narasumber: How to Optimize...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.