Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Gagal Jantung general_alomedika 2023-02-17T11:27:37+07:00 2023-02-17T11:27:37+07:00
Gagal Jantung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Gagal Jantung

Oleh :
dr.Eveline Yuniarti
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan gagal jantung mencakup modifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan, pilihan modalitas terapi, dan potensi komplikasi.

Edukasi Pasien

Edukasi terhadap pasien dan keluarga yang terlibat dalam manajemen gagal jantung pada pasien meliputi edukasi spesifik tentang pemberian obat dan edukasi tentang aspek nonfarmakologi. Edukasi yang terkait dengan terapi medikamentosa mencakup jadwal pemberian, dosis, cara konsumsi, dan pengenalan gejala efek samping obat. Sementara itu, edukasi non farmakologi meliputi modifikasi diet dan pembatasan cairan, pemantauan berat badan, identifikasi tanda dan gejala perburukan gagal jantung, hasil penilaian risiko dan prognosis, penilaian kualitas hidup, dan latihan resusitasi jantung paru bagi keluarga pasien.[1-4]

Modifikasi Diet

Pembatasan asupan sodium merupakan modifikasi diet yang penting dalam tata laksana gagal jantung. American Heart Association (AHA) menyarankan agar asupan sodium tak melebihi 1,5 gram/hari pada pasien gagal jantung tahap A dan B. Data tentang rekomendasi restriksi garam untuk pasien dengan tahap C dan D masih belum memadai. Namun, mengingat asupan sodium pada populasi umum yang tinggi, pembatasan sodium biasanya menjadi < 3 gram/hari pada pasien dengan gagal jantung stadium C dan D untuk memperbaiki gejala gagal jantung.[1-3]

Pemantauan Berat Badan

Pemantauan berat badan memegang peran penting dalam identifikasi kejadian kakheksia jantung dan perburukan retensi cairan. Selain itu, pasien yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi terhadap luaran buruk akibat gagal jantung dibandingkan pasien dengan indeks massa tubuh normal. Oleh sebab itu, pasien dan keluarganya sebaiknya disarankan untuk melakukan pemantauan berat badan secara berkala (biasanya secara harian) guna memonitor kakheksia dan retensi cairan.[1-3]

Progresivitas Klinis

Pasien dan keluarganya dapat menjadi sumber informasi yang dapat diandalkan terkait perburukan gejala dan tanda gagal jantung. Oleh sebab itu, keluarga pasien perlu mendapat edukasi tentang hal-hal yang dapat membantu tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi suatu gagal jantung stadium lanjut.

Informasi tersebut mencakup adanya riwayat rawat inap lebih dari 2 kali akibat perburukan gagal jantung dalam kurun waktu 12 bulan terakhir, keluhan sesak saat aktivitas harian minimal, adanya perburukan fungsi ginjal, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, intoleransi terhadap terapi, dan peningkatan frekuensi terapi kejut apabila pasien menggunakan alat pacu jantung.[1-3]

Prognosis

Edukasi pada pasien dan keluarganya tentang hasil penilaian risiko, prognosis, dan kualitas hidup pasien dengan gagal jantung memiliki beberapa manfaat. Dengan edukasi, pasien dapat mengetahui faktor risiko yang meningkatkan luaran buruk gagal jantung yang dialaminya serta strategi efektif untuk menurunkan risiko tersebut. Hasil penilaian risiko dan prognosis juga dapat membangun kesadaran keluarga pasien tentang risiko kardiovaskuler yang dipengaruhi oleh adanya riwayat kardiovaskuler pada anggota keluarga kandung.[1-3]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pencegahan primer dilakukan dengan modifikasi gaya hidup dan deteksi dini.

Modifikasi Gaya Hidup

Pasien dapat memperbaiki tekanan darah, gula darah, dan kadar lemak darah dengan menjalani diet rendah garam dan lemak, memperbanyak konsumsi serat, mengelola stres, dan berolahraga teratur. Pasien disarankan berolahraga intensitas ringan sedang secara teratur, menghindari kelebihan berat badan, dan tidak merokok.

Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Pasien sebaiknya melakukan Medical Check Up setiap 6 bulan hingga 1 tahun sekali. Pemeriksaan paling sederhana yang dapat dilakukan pasien adalah memantau tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat.

Kondisi Penyerta

Pasien yang memiliki riwayat gagal jantung atau kardiomiopati dalam 3 generasi keluarganya dianjurkan mengikuti konseling, skrining dan pemeriksaan genetik. Bagi penderita hipertensi, menjaga dan mengendalikan tekanan darah ≤130/80 mmHg direkomendasikan. Pasien juga perlu menjaga kadar glukosa darah dalam batas normal.

Skrining Gagal Jantung

Skrining penting terutama pada penderita dengan komorbid. Pasien boleh dilakukan skrining dengan pemeriksaan kadar BNP. Ketika ditemukan kadar BNP ≥ 50 pg/ml, pasien sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis kardiovaskular untuk dilakukan pemeriksaan echocardiography.

Terapi Profilaksis

American Heart Association (AHA) merekomendasikan pasien yang fraksi ejeksi ventrikel kirinya sudah mencapai ≤40% untuk memulai terapi angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) untuk mencegah gagal jantung bergejala dan menurunkan mortalitas. Pilihan terapi lain adalah angiotensin receptor blocker (ARB) bila pasien tidak dapat menoleransi ACEI.

AHA juga merekomendasikan penggunaan beta-blocker untuk mencegah remodelling maladaptif pada jantung pada populasi dengan LVEF ≤40%, di luar fase akut.

Menghindari Kardiotoksisitas Terkait Obat

Beberapa jenis obat diketahui bersifat toksik terhadap jantung. Contoh dari obat-obat ini adalah:

  • Antrasiklin seperti doxorubicin, daunorubicin, epirubicin, idarubicin;
  • Antipsikotik seperti clozapine dan chlorpromazine

  • Antidiabetik seperti rosiglitazone
  • Obat rekreasional, seperti tembakau, kokain, dan ekstasi[1-3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

1. Heidenreich PA, Bozkurt B, Aguilar D, Allen LA, Byun JJ, Colvin MM, et al. 2022 AHA/ACC/HFSA Guideline for the Management of Heart Failure: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Joint Committee on Clinical Practice Guidelines. J Am Coll Cardiol 2022;79:e263–421. https://doi.org/10.1016/j.jacc.2021.12.012.
2. McDonagh TA, Metra M, Adamo M, Gardner RS, Baumbach A, Böhm M, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Eur Heart J 2021;42:3599–726. https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehab368.
3. Kelompok Kerja Gagal Jantung dan Kardiometabolik Perhimpuntan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. vol. 2. Jakarta: 2020.
4. Schwinger RHG. Pathophysiology of heart failure. Cardiovasc Diagn Ther 2021;11. https://doi.org/10.21037/CDT-20-302.

Prognosis Gagal Jantung

Artikel Terkait

  • Torakosentesis Tidak Bermanfaat pada Kasus Gagal Jantung – Telaah Jurnal Alomedika
    Torakosentesis Tidak Bermanfaat pada Kasus Gagal Jantung – Telaah Jurnal Alomedika
  • Manajemen Ketoasidosis Diabetik pada Pasien Gagal Jantung dan Gagal Ginjal
    Manajemen Ketoasidosis Diabetik pada Pasien Gagal Jantung dan Gagal Ginjal
  • Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
    Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
  • BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung
    BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 07:06
Myocarditis dengan ASTO negatif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mendapatkan pasien anak2 usia 12 tahun datang dengan keluhan muntah2 sering setiap makan dan minum, lemas, keringat dingin. Sampao di IGD...
Anonymous
Dibalas 22 Oktober 2024, 13:26
Tatalaksana hipertensi dengan edema kedua tungkai di puskesmas
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin tanya dok, px tidak ada keluhan. Namun pada pemeriksaan kaki edema +/+. Riwayat penyakit hipertensi tidak berobat rutin, TD 150/70. Baiknya penanganan...
Anonymous
Dibalas 30 September 2024, 11:40
Apakah chf dan stroke tidak ada hubungannya?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi dokter. Pasien 62 th setelah rawat inap dan d rawat oleh 2 sp. SpJp dgn dx chf dan spN dgn dx stroke.. kmdian pasien kontrol stlah rawatan,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.