Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Epidemiologi Gagal Jantung general_alomedika 2018-12-18T12:01:41+07:00 2018-12-18T12:01:41+07:00
Gagal Jantung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Gagal Jantung

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Studi epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi dan insidens gagal jantung global mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini didukung tak hanya oleh peningkatan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akibat gagal jantung, tapi juga pertambahan kematian akibat gagal jantung serta beban biaya kesehatan yang terkait gagal jantung.

Global

Data global mengungkap bahwa prevalensi gagal jantung telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Hal tersebut diduga berkaitan dengan peningkatan kesadaran masyarakat dan angka diagnosis gagal jantung, pertambahan jumlah populasi lansia, peningkatan insidens gagal jantung, serta perbaikan tata laksana penyakit kardiovaskuler dan layanan kesehatan secara umum [1]. Insidens gagal jantung bervariasi antara 1-32 kasus per 1000 orang-tahun. Rentang estimasi insidens yang lebar tersebut sangat dipengaruhi oleh karakteristik populasi yang diteliti dan kriteria diagnosis yang dipakai. Sebagai contoh,  Bahrami et al memperkirakan bahwa insidens gagal jantung antara tahun 2000-2002 pada populasi kulit hitam, Hispanik, Kaukasian, dan Tiongkok-Amerika berdasarkan kriteria MESA (Multi Ethnic Study of Atherosclerosis) masing-masing sebesar 4,6; 3,5; 2,4; dan 1,0 per 1000 orang-tahun [38].

Namun, data epidemiologi global gagal jantung sebagian besar berasal dari penelitian di Amerika Utara dan Eropa sedangkan data dari belahan bumi lainnya masih sangat minimal. Secara khusus, data terbatas menunjukkan bahwa 1,2%-6,7% populasi di Asia terdiagnosis dengan gagal jantung. Di Tiongkok, hampir 4,2 juta penduduk mengalami gagal jantung dan 500.000 individu baru terdiagnosis dengan gagal jantung setiap tahun [39]. Angka tersebut hampir sebanding dengan data terbaru tahun 2016 di Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa 5,7 juta penduduk AS menderita gagal jantung dengan perkiraan peningkatan prevalensi hingga 8 juta kasus pada tahun 2030 [40].

Indonesia

Prevalensi gagal jantung di Indonesia mencapai 5% dari total populasi. Angka prevalensi ini lebih tinggi dibandingkan data prevalensi gagal jantung di populasi Eropa dan Amerika yang berkisar antara 1-2%. Karakteristik lain yang menonjol dari data epidemiologi gagal jantung di Indonesia adalah rerata usia saat pertama perawatan di RS akibat gagal jantung, perbedaan proporsi pria dan wanita yang menderita gagal jantung, serta proporsi faktor risiko gagal jantung yang teridentifikasi [41].

Rerata usia saat perawatan akibat gagal jantung di Indonesia cenderung lebih muda (58 tahun) dibandingkan data yang sama di beberapa negara Asia Tengara seperti Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand (masing-masing 62, 60, 67, dan 67 tahun). Selain itu, jumlah pria penderita gagal jantung 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan wanita yang mengalami gagal jantung. Proporsi sejumlah faktor risiko utama gagal jantung yang teridentifikasi seperti penyakit jantung iskemik dan hipertensi tidak sebanyak proporsi faktor risiko tersebut pada penderita gagal jantung di negara Asia Tenggara lainnya. Namun, kegemukan dikenali sebagai salah satu faktor risiko gagal jantung yang teridentifikasi pada hampir separuh penderita [41]. Hal ini mengisyaratkan bahwa terdapat kemungkinan deteksi penyakit jantung iskemik dan hipertensi yang masih rendah pada populasi yang berisiko gagal jantung di Indonesia.

Mortalitas

Tingkat mortalitas pada pasien dengan gagal jantung yang bergejala (stadium AHA/ACC C dan D) masih cukup tinggi, yakni mencapai 25% pada 1 tahun dan 50% pada 5 tahun pertama pasca diagnosis [2]. Sementara itu, data dari Eropa menunjukkan bahwa laju mortalitas dalam kurun 12 bulan sejak terdiagnosis lebih tinggi pada pasien yang dirawat di RS dibandingkan pasien gagal jantung dengan kondisi klinis yang stabil (17% vs 7%) [1]. Data dari pengalaman klinis di Pusat Jantung Nasional dan beberapa pusat layanan jantung regional di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat gagal jantung pada pasien yang dirawat di RS mencapai 6,7% dan angka tersebut lebih tinggi dibandingkan estimasi tingkat kematian akibat gagal jantung di rumah sakit di kawasan Asia Pasifik dan Amerika Serikat (secara berturut-turut 4,8% dan 3,0%). Hal tersebut mungkin berkaitan dengan proporsi pasien dengan presentasi klinis buruk (diwakili oleh ejeksi fraksi <40%) yang lebih tinggi di Indonesia dibandingkan Amerika Serikat (62% vs 54%)[42].

Referensi

1. Ponikowski P, Voors AA, Anker SD, Bueno H, Cleland JGF, Coats AJS, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Eur Heart J [Internet]. 2016 Jul 14;37(27):2129–200. Available from: https://academic.oup.com/eurheartj/article-lookup/doi/10.1093/eurheartj/ehw128
2. Yancy CW, Jessup M, Bozkurt B, Butler J, Casey DE, Drazner MH, et al. 2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure. J Am Coll Cardiol [Internet]. 2013;62(16):e147–239. Available from: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0735109713021141
38. Bahrami H, Kronmal R, Bluemke DA, Olson J, Shea S, Liu K, et al. Differences in the incidence of congestive heart failure by ethnicity: the multi-ethnic study of atherosclerosis. Arch Intern Med [Internet]. 2008 Oct 27;168(19):2138–45. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18955644
39. Chen W, Gao R, Liu L, Zhu M, Wang W, Wang Y, et al. Outline of the report on cardiovascular diseases in China, 2014. Eur Hear Journal, Suppl [Internet]. 2016;18(3):F2–11. Available from: http://dx.doi.org/10.3967/0895-3988.2012.03.001
40. Mozaffarian D, Benjamin EJ, Go AS, Arnett DK, Blaha MJ, Cushman M, et al. Heart Disease and Stroke Statistics—2016 Update. Circulation [Internet]. 2016 Jan 26;133(4). Available from: https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIR.0000000000000350
41. Reyes EB, Ha JW, Firdaus I, Ghazi AM, Phrommintikul A, Sim D, et al. Heart failure across Asia: Same healthcare burden but differences in organization of care. Int J Cardiol [Internet]. 2016;223:163–7. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.ijcard.2016.07.256
42. Siswanto BB, Radi B, Kalim H, Santoso A, Suryawan R, Erwinanto, et al. Heart Failure in NCVC Jakarta and 5 hospitals in Indonesia. CVD Prev Control [Internet]. 2010;5(1):35–8. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.cvdpc.2010.03.005

Etiologi Gagal Jantung
Diagnosis Gagal Jantung

Artikel Terkait

  • Pemeriksaan Skor Kalsium (Coronary Artery Calcium Score) untuk Stratifikasi Risiko Kejadian Penyakit Jantung
    Pemeriksaan Skor Kalsium (Coronary Artery Calcium Score) untuk Stratifikasi Risiko Kejadian Penyakit Jantung
  • Peran Artificial Intelligence dalam Kedokteran Kardiovaskular
    Peran Artificial Intelligence dalam Kedokteran Kardiovaskular
  • Bukti Ilmiah Potensi Koenzim Q10 untuk Tata Laksana Gagal Jantung
    Bukti Ilmiah Potensi Koenzim Q10 untuk Tata Laksana Gagal Jantung
  • Manajemen Ketoasidosis Diabetik pada Pasien Gagal Jantung dan Gagal Ginjal
    Manajemen Ketoasidosis Diabetik pada Pasien Gagal Jantung dan Gagal Ginjal
  • Red Flags Edema Perifer
    Red Flags Edema Perifer

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
27 hari yang lalu
Pemberian cairan untuk pasien gagal jantung - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Badai, Sp.JPIzin bertanya dok. Untuk orang lanjut usia yang mengalami demam berdarah dengue dan mengalami syok hipovolemik, tetapi juga memiliki...
dr. Intan Fajriani
28 Maret 2022
Live Webinar : "Virtual Book 5/8 - Kupas Tuntas Gagal Jantung Kanan." Selasa, 29 Maret 2022. Pukul 19.00 - 22.00
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Virtual Book 5/8 - Kupas Tuntas Gagal Jantung Kanan."Narasumber :dr. Estu Rudiktyo, Sp.JP (K) FIHAModerator :dr....
dr. Intan Fajriani
14 Maret 2022
Live Webinar Alomedika - Virtual Book 4/8 - Gagal Jantung Akut Terdekompensasi. Selasa, 15 Maret 2022 (19.00 - 20.00)
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Virtual Book 4/8 - Gagal Jantung Akut Terdekompensasi : Diagnosi dan Tata Laksana."Narasumber :dr. Alexandra...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.