Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Angina Pektoris general_alomedika 2023-02-17T10:36:04+07:00 2023-02-17T10:36:04+07:00
Angina Pektoris
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Angina Pektoris

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien dengan diagnosis angina pektoris perlu menitikberatkan pada manajemen komprehensif berbagai faktor risiko kardiovaskuler. Pasien juga perlu diingatkan tentang pentingnya pemantauan rutin dan konsumsi obat-obatan sesuai jadwal untuk mencapai target klinis yang optimal.

Edukasi Pasien tentang Manajemen Faktor Risiko

Edukasi pada pasien tentang manajemen faktor risiko kardiovaskuler yang dapat dimodifikasi sama pentingnya dengan komponen terapi lainnya. Faktor risiko tersebut antara lain merokok, aktivitas fisik rendah, kegemukan, dislipidemia, hipertensi arterial, dan diabetes.

Merokok

Program untuk pemberhentian merokok berkaitan erat dengan penurunan mortalitas hingga 36% pasca episode infark miokard dan dokter perlu menggunakan evaluasi pasien dengan angina pektoris sebagai peluang untuk mengedukasi pasien untuk tidak merokok. Mengingat proses berhenti merokok sangat kompleks dan pasien rentan terhadap relaps apabila pemantauan tidak adekuat, kerja sama dengan perawat terlatih dan penilaian sistematis pada tiap kunjungan ke klinik perlu dilakukan. [61]

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik teratur berhubungan dengan penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler, khususnya pada pasien dengan riwayat penyakit jantung koroner (PJK). Apabila tidak terdapat kontraindikasi, latihan aerobik perlu disarankan bagi pasien dengan PJK sebagai bagian dari program rehabilitasi jantung. Hal ini memiliki dua manfaat, yakni untuk meningkatkan kapasitas fisik saat latihan serta evaluasi risiko terkait olahraga. Pasien dengan angina pektoris stabil perlu melakukan olahraga aerobik dengan intensitas sedang hingga tinggi minimal 3 kali seminggu dengan durasi 30 menit tiap sesi. [6]

Penurunan Berat Badan

Peningkatan berat badan dan obesitas berkaitan dengan peningkatan risiko akibat penyakit jantung koroner. Jika pasien memiliki berat badan berlebih atau masuk dalam kategori sangat gemuk (IMT > 30 kg/m2), program penurunan berat badan sangat disarankan agar target tekanan darah ideal, perbaikan dislipidemia, dan kontrol gula darah yang baik dapat tercapai. Pada pasien yang sangat gemuk, evaluasi gejala apnea tidur obstruktif perlu dilakukan mengingat hal tersebut dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler juga. [6,61]

Kendali Dyslipidemia

Pada pasien dengan dislipidemia, pengendalian LDL dapat dicapai dengan terapi farmakologi dan intervensi gaya hidup. Jika pasien pernah terdiagnosis dengan PJK, pemberian terapi farmakologi berbasis statin perlu dimulai tanpa memandang kadar kolesterol LDL untuk menekan risiko mortalitas kardiovaskuler. Target kadar LDL yang hendak dicapai adalah < 70 mg/dL atau reduksi > 50% dari kadar LDL semula. Bila pasien akan menjalani intervensi koroner primer, atorvastatin dosis tinggi dapat dipertimbangkan untuk menurunkan tingkat kejadian infark miokard periprosedural. [6]

Kendali Tekanan Darah

Hipertensi arterial perlu dievaluasi dan mendapat pengobatan secara adekuat sesuai pedoman klinis mutakhir. Penggunaan metode diagnostik yang berbeda-beda (pengukuran di klinik, rumah, atau ambulatorik 24 jam) dapat memiliki ambang definisi hipertensi yang berbeda pula. Hal ini patut diperhatikan sebelum memutuskan apakah pasien dengan angina pektoris memang mengalami hipertensi. Secara umum, target tekanan darah yang disarankan adalah < 140 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan < 90 mmHg untuk tekanan darah diastolik. Pasien dengan diabetes melitus mungkin memerlukan target tekanan darah yang lebih agresif,  yakni di bawah 140/85 mmHg. [6]

Kendali Gula Darah

Mengingat bahwa diabetes merupakan faktor risiko yang kuat untuk komplikasi kardiovaskuler, target pengendalian HbA1c < 7,0% dan kadar glukosa darah yang terkontrol baik sangat disarankan bagi pasien dengan penyakit jantung koroner. Namun, target tersebut juga perlu mempertimbangkan keamanan bagi pasien, ada atau tidaknya komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler tahap lanjut, fungsi kognitif, dan risiko hipoglikemia. [5]

Referensi

5. Fihn SD, Gardin JM, Abrams J, Berra K, Blankenship JC, Dallas AP, et al. 2012 ACCF/AHA/ACP/AATS/PCNA/SCAI/STS Guideline for the Diagnosis and Management of Patients With Stable Ischemic Heart Disease: Executive Summary. Circulation. 2012. 126(25):3097–137. http://dx.doi.org/10.1016/j.jacc.2012.07.013
6. Montalescot G, Sechtem U, Achenbach S, Andreotti F, Arden C, Budaj A, et al. 2013 ESC guidelines on the management of stable coronary artery disease. Eur Heart J. 2013; 34(38):2949–3003. https://academic.oup.com/eurheartj/article-lookup/doi/10.1093/eurheartj/eht296
61. Stewart J, Manmathan G, Wilkinson P. Primary prevention of cardiovascular disease: A review of contemporary guidance and literature. JRSM Cardiovasc Dis. 2017; 6:204800401668721. http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/2048004016687211

Prognosis Angina Pektoris

Artikel Terkait

  • 5 Interaksi Serius Obat Kardiovaskuler
    5 Interaksi Serius Obat Kardiovaskuler
  • Mematahkan Dogma Medis Tentang Nyeri Dada
    Mematahkan Dogma Medis Tentang Nyeri Dada
  • Trimetazidine dan Bisoprolol Untuk Penanganan Angina - Telaah Jurnal Alomedika
    Trimetazidine dan Bisoprolol Untuk Penanganan Angina - Telaah Jurnal Alomedika
  • Penggunaan Coronary CT Angiography pada Angina Pektoris Stabil
    Penggunaan Coronary CT Angiography pada Angina Pektoris Stabil
  • Hilangnya Nyeri Dada Setelah Nitrogliserin Tidak Berkorelasi Dengan Coronary Artery Disease
    Hilangnya Nyeri Dada Setelah Nitrogliserin Tidak Berkorelasi Dengan Coronary Artery Disease

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
06 Februari 2023
Nyeri dada kiri di satu titik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya, pasien dengan keluhan nyeri dada kiri di satu titik, muncul tiba-tiba, durasi ±1 menit, biasa hilang dengan menghela napas dalam....
Anonymous
29 Desember 2022
Bagaimana edukasi untuk pasien dengan asam lambung DD/ angina pektoris - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat sore dr. Farhanah SpJP. Bagaimana cara mudah memberikan edukasi pasien untuk membedakan nyeri dada akibat asam lambung atau angina pektoris suspek...
Anonymous
29 Desember 2022
Kapan tes treadmill diperlukan - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dr. Farhanah, Sp.JP(K)Izin bertanya dok, sebaiknya pasien dengan kondisi seperti apa sajakah yang perlu dirujuk ke dokter spesialis jantung untuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.