Penatalaksanaan Pankreatitis Akut
Penatalaksanaan pankreatitis oleh dokter umum hanya sebatas tata laksana awal dan tata laksana kegawatdaruratan yang ada, dilanjutkan dengan merujuk pasien ke spesialis penyakit dalam. Prinsip penatalaksanaan pankreatitis akut adalah atasi kegawatdaruratan yang sering kali muncul yaitu dehidrasi dan syok dengan terapi cairan, dilanjutkan dengan pemberian analgesik, terapi nutrisi dini, dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit [1]
Tata Laksana Kegawatdaruratan
Hampir 80% pasien dengan pankreatitis akut akan merespon dengan baik terapi konservatif yang diberikan. Karena itu, peran dokter umum terutama pada kondisi kegawatdaruratan sangat penting dalam menentukan prognosis pasien. Dalam kondisi gawat darurat, berikut ini langkah sederhana yang dapat dilakukan oleh dokter dalam menangani pasien dengan pankreatitis akut:
-
Resusitasi cairan menggunakan cairan kristaloid, misalnya ringer laktat, hingga 250-500 ml/jam untuk dewasa pada kondisi pasien tanpa komorbiditas ginjal maupun kardiovaskular. Titrasi dosis pemberian cairan berdasarkan output urine dan tanda vital pasien. Pertimbangkan pemberian transfusi Packed Red Cell (PRC) pada pasien dengan pankreatitis akut tipe hemoragik. Monitoring balans cairan dengan pemasangan kateter urin serta pengukuran kadar elektrolit darah sangat penting dilakukan dalam fase gawat darurat
-
Pemasangan Nasogastric Tube (NGT) dapat menjadi pilihan pada pasien dengan vomitus profuse untuk mencegah aspirasi
- Pemberian analgesik golongan opioid seperti meperidine atau tramadol dapat membantu mengatasi nyeri yang disebabkan oleh pankreatitis akut. Morfin tidak disarankan pada kasus ini dikarenakan dapat menimbulkan spasme terhadap sfingter Oddi yang memperburuk kondisi pasien. Walau demikian, hanya terdapat bukti ilmiah yang lemah untuk mendukung rekomendasi ini
-
Pemantauan ketat terhadap saturasi oksigen menggunakan pulse oximeter untuk mencegah terjadinya hipoksia dan takipneu akibat kompensasi asidosis metabolik yang mungkin terjadi
- Monitor kadar gula pasien secara teratur dan berikan penanganan jika perlu[3,7,8]
Tata Laksana Konservatif
Sekitar 70% pasien menderita pankreatitis akut ringan merespon terhadap terapi konservatif saja. Sebanyak 30% sisanya dengan pankreatitis akut berat dapat mengalami syok, gagal napas, komplikasi infeksi sehingga membutuhkan perawatan lebih intensif. Biasanya, sekitar 90% pasien dengan pankreatitis akut sembuh setelah 3-7 hari perawatan. [1,6]
Analgesik
Pemberian terapi analgesik seperti petidin, meperidin, atau tramadol. Morfin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan spasme sfingter Oddi.
Terapi Nutrisi
Pemberian terapi nutrisi disarankan diberikan secara enteral, kecuali pada kasus intoleransi terhadap makanan atau tidak tercukupinya kalori sesuai kebutuhan. Nutrisi enteral dapat diberikan, baik secara per oral, maupun melalui NGT atau nasojejunal tube dan bisa langsung diberikan dalam 24 jam pertama[11-13]
Rehidrasi Cairan melalui Intravena
Pasien dengan pankreatitis akut mengalami kehilangan cairan yang cukup banyak akibat perpindahan cairan vaskular ke rongga retroperitonal maupun intraperitoneal, karena itu pada fase awal terutama 12-24 jam pertama dibutuhkan resusitasi maupun rehidrasi untuk menggantikan kehilangan cairan tersebut. Hidrasi agresif dengan 250-500 ml per jam cairan kristaloid sebaiknya diberikan pada semua pasien kecuali bila terdapat komorbiditas kardiovaskular atau ginjal. [2,3,11]
Jenis kristaloid yang direkomendasikan adalah ringer laktat. Pemberian terapi cairan ini tentunya memerlukan evaluasi yang ketat, yaitu melalui penilaian ulang atau reassessment setiap 6 jam selama 24-48 jam sejak pasien datang. Penilaian ulang meliputi balans cairan, kadar elektrolit, BUN, dan kreatinin darah. Pemantauan status hidrasi pasien dapat menggunakan Central Venous Pressure dan produksi urine (>0,5 mL/kgBB/jam). [2,10]
Antibiotik
Penggunaan antibiotik hingga kini menjadi perdebatan oleh berbagai ahli sebagai terapi pada pankreatitis akut. Antibiotik sebaiknya hanya diberikan bila terdapat infeksi di luar pankreas misalnya kolangitis, infeksi karena port de entree lain, atau bakteremia. Penggunaan antibiotik profilaksis secara rutin tidak direkomendasikan dalam kasus pankreatitis akut.
Pankreatitis akut dengan nekrosis terinfeksi sebaiknya dilakukan CT-guided Fine Needle Aspiration dengan pewarnaan Gram dan kultur sebagai panduan penggunaan antibiotik. [2,3]
Pembedahan
Intervensi bedah pada pankreatitis akut diindikasikan pada kondisi berikut:
- Adanya komplikasi pankreatitis akut seperti perdarahan atau perforasi gaster
- Adanya jaringan nekrotik terinfeksi yang dapat menyebabkan terjadinya sepsis
- Pada pankreatitis akut steril yang persisten atau mengalami komplikasi
Pembedahan dapat dilakukan secara minimal invasif atau pembedahan konvensional terbuka.
Prinsip pembedahan pada pankreatitis adalah hindari pembedahan dini untuk mengurangi risiko komplikasi pembedahan. Waktu yang disepakati sebagai waktu optimal untuk melakukan operasi adalah minggu ketiga-keempat setelah onset penyakit.[3,5]