Diagnosis Irritable Bowel Syndrome
Penegakan diagnosis Irritable Bowel Syndrome membawa tantangan tersendiri karena tidak berhubungan dengan penyebab organik spesifik. Pendekatan diagnosis menggunakan pemenuhan kriteria berbasis gejala yang disokong oleh pemeriksaan penunjang sesuai indikasi untuk menyingkirkan penyebab organik. [1-4]
Anamnesis
Anamnesis pasien Irritable Bowel Syndrome meliputi riwayat atau keluhan adanya nyeri abdomen yang intermiten, difus, dan terkadang berkurang dengan defekasi atau buang gas. Selain itu, pasien juga sering kali mengeluhkan perut kembung, perubahan bowel habit (seperti diare, konstipasi atau bergantian), dan perut terasa tidak nyaman setelah konsumsi makanan. Pada pasien juga perlu ditanyakan adanya riwayat enteritis sebelumnya, tinja berlendir, asupan cairan yang kurang, atau stres psikis. [1-3]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien Irritable Bowel Syndrome biasanya tidak spesifik dan tampak seperti orang sehat. Pasien bisa terlihat cemas. Pada palpasi bisa didapatkan nyeri tekan di area sigmoid. [3]
Diagnosis Banding
Irritable Bowel Syndrome memiliki banyak diagnosis banding karena klinisi harus menyingkirkan kelainan organik terlebih dahulu sebelum menegakkan diagnosis. Beberapa diagnosis banding yang perlu dipikirkan adalah gastritis, gastroenteritis, intoleransi laktosa, Celiac disease, inflammatory bowel disease, dan kanker kolorektal.
Gastritis
Pasien Irritable bowel syndrome sering memiliki keluhan menyerupai gastritis. Untuk membedakannya, dapat dilakukan dengan tes noninvasif untuk mendeteksi H.pylori atau dengan melakukan endoskopi.
Gastroenteritis
Irritable bowel syndrome tipe diare memiliki gejala yang sangat mirip dengan gastroenteritis. Pada Irritable bowel syndrome, diare terjadi berulang kali dan hasil pemeriksaan analisis feses akan normal. Sedangkan pada gastroenteritis, hasil pemeriksaan analisis feses akan menunjukkan tanda infeksi (misalnya ditemukan leukosit atau bakteri).
Intoleransi Laktosa
Penyakit ini berbagi gejala klinis yang sama dengan Irritable bowel syndrome, namun ada petunjuk penting yang membedakan yakni pada anamnesis akan ditemukan riwayat konsumsi produk mengandung laktosa sebelum keluhan timbul, dan tes toleransi laktosa atau lactose breath hydrogen test positif.
Celiac Disease
Petunjuk penting yang mengarah ke Celiac disease adalah riwayat konsumsi produk mengandung gluten sebelum keluhan timbul. Sedangkan pemeriksaan penunjang yang dapat mengonfirmasi diagnosis adalah defisiensi IgA, positif IgG antigliadin assay, dan atropi vili usus pada pemeriksaan histopatologi biopsi usus.
Inflammatory Bowel Disease
Petunjuk utama yang membedakan inflammatory bowel disease dengan Irritable bowel syndrome adalah tinja bercampur darah. Pada pemeriksaan penunjang akan didapatkan tes fecal calprotectin positif, tes perinuclear anticytoplasmic antibody dan anti-Saccharomyces cerevisiae antibody positif, serta gambaran khas kolitis pada endoskopi saluran cerna.
Kanker Kolorektal
Petunjuk yang bisa membedakan kanker kolorektal dengan Irritable bowel syndrome adalah adanya keluhan diare bercampur darah, penurunan berat badan signifikan, dan riwayat keluarga penyakit kanker kolorektal sebelumnya. Diagnosis kanker kolorektal dikonfirmasi dengan tes penanda tumor pyruvate kinase type M2/ M2PK, gambaran tumor pada kolonoskopi, dan gambaran patologi dari biopsi. [3]
Pemeriksaan Penunjang
Irritable bowel syndrome tidak disebabkan oleh penyebab organik spesifik sehingga pemeriksaan penunjang akan menunjukkan hasil yang normal. Apabila keluhan dicurigai disebabkan oleh kelainan organik, pemeriksaan penunjang dapat dilakukan sesuai indikasi. [1-4]
Pemeriksaan dasar yang bisa dilakukan pada kasus dugaan Irritable bowel syndrome adalah darah lengkap dan pemeriksaan tinja. Pemeriksaan tambahan dilakukan jika ditemukan petunjuk yang mengarah ke diagnosis alternatif. Pemeriksaan tambahan juga dilakukan jika ada tanda waspada seperti riwayat keluarga dengan kanker kolorektal, penurunan berat badan signifikan, BAB bercampur darah, atau anemia defisiensi besi. [1-4]
Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan sesuai indikasi antara lain endoskopi, biopsi histopatologi, fecal calprotectin, serologi Celiac disease, penanda tumor piruvat kinase tipe M2/ M2PK, lactose breath hydrogen, atau pemeriksaan radiologi. [2-3]
Kriteria Diagnostik
Ada dua macam kriteria yang dapat digunakan untuk mendiagnosis Irritable bowel syndrome, yaitu kriteria Manning dan kriteria Rome IV.
Kriteria Manning
Berdasarkan kriteria Manning, Irritable bowel syndrome dapat didiagnosis jika terdapat 3 atau lebih tanda berikut :
- Perubahan frekuensi defekasi
- Perubahan konsistensi feses (keras, lunak, atau berair)
- Nyeri perut yang membaik setelah buang air
- Distensi abdomen yang visibel
- Gangguan saat defekasi (mengedan, urgensi, atau rasa tidak lampias)
- Terdapat mukus saat defekasi
Kriteria Rome IV
Kriteria Rome IV mensyaratkan pasien mengalami nyeri perut berulang minimal satu hari per minggu dalam durasi 3 bulan yang berhubungan dengan salah satu atau lebih gejala berikut:
- Berhubungan dengan defekasi,
- Berhubungan dengan perubahan frekuensi defekasi,
- Berhubungan dengan perubahan pada bentuk atau tampilan tinja
Menurut kriteria ini, Irritable bowel syndrome dapat dibagi menjadi subtipe berikut :
-
Diarrhea predominant Irritable Bowel Syndrome (loose stools > 25%, hard stools <25%)
-
Constipation predominant Irritable Bowel Syndrome (loose stools <25%, hard stools > 25%)
-
Mixed Irritable Bowel Syndrome (loose stools > 25%, hard stools > 25%).
Unsubtyped Irritable Bowel Syndrome (konsistensi tinja tidak sesuai dengan 3 klasifikasi sebelumnya) [1-3]