Panel fecal calprotectin (FCP) adalah tes noninvasif yang kerap digunakan untuk membedakan antara inflammatory bowel disease, termasuk kolitis ulseratif dan penyakit Crohn, dengan irritable bowel syndrome. FCP adalah protein golongan S100 (100% soluble proteins) yang berikatan dengan senyawa kalsium dan zink yang banyak ditemukan pada neutrofil dan berada hampir di seluruh tubuh manusia. Kemunculan senyawa FCP pada feses disebabkan migrasi neutrofil ke dalam jaringan saluran cerna akibat proses inflamasi.[1]
Sekilas Tentang Fecal Calprotectin
Kondisi patologis, yang dapat dicetuskan oleh proses infeksi atau inflamasi dari mukosa saluran cerna, akan merangsang peningkatan permeabilitas mukosa. Kondisi ini meningkatkan migrasi granulosit dan monosit menuju bahan kemotaktik pada usus. Sebagai tambahan, komponen bakteri yang dirangsang dari lumen saluran pencernaan juga berperan sebagai stimulus untuk pelepasan mediator seperti FCP dari granulosit dan monosit. Dengan kejadian tersebut, kadar FCP pada feses meningkat.[1]
Pemeriksaan Fecal Calprotectin
Kadar FCP dapat diperiksa menggunakan metode:
- ELISA (enzyme linked immunosorbent assay) dengan deteksi antibodi poliklonal dan monoklonal
- FEIA (fluorometric enzyme-linked immunoassay) dengan deteksi antibodi poliklonal dan monoklonal
- CLIA (chemiluminescence immunoassay) dengan deteksi antibodi monoklonal
- PETIA (particle enhanced turbidimetric immunoassay) dengan deteksi antibodi poliklonal.
- Pemeriksaan POCT (point of care test) menggunakan metode quantitative sandwich lateral flow immunochromatography.
Bahan sampel yang digunakan adalah sampel feses, dengan waktu pengambilan ideal adalah pagi hari, yakni feses pertama yang dikeluarkan saat pagi. Penyimpanan sampel yang ideal dan stabil adalah selama 2–3 hari di suhu kamar dan 5–7 hari pada suhu 4°C atau untuk jangka lebih panjang bisa di suhu -20°C atau -4°C.[1-3]
Indikasi Pemeriksaan Fecal Calprotectin
Pada inflammatory bowel disease (IBD), FCP di antaranya digunakan untuk identifikasi penyakit, membedakan dari irritable bowel syndrome (IBS), monitoring aktivitas penyakit, respon dari terapi, dan prediksi dari kekambuhan penyakit. Penggunaan lain, adalah untuk menilai keberhasilan pasca operasi pada IBD rekuren, deteksi karsinoma kolorektal, gastritis infeksi, enteropati akibat obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), ulkus peptikum, dan penyakit Celiac.
Panel FCP merupakan panel dengan sensitivitas tinggi dan spesifisitas yang baik untuk menyokong diagnosis IBD dengan tingkat korelasi yang baik dengan pemeriksaan endoskopi. Panel ini dapat digunakan pada pasien dengan kecurigaan ke arah peradangan usus dan pasien anak dengan gejala nyeri perut atau diare. Panel ini juga efektif untuk skrining apakah pasien tersebut perlu lanjut untuk pemeriksaan invasif.[1,2,4,5]
Akurasi Pemeriksaan Fecal Calprotectin
Panel FCP tidak bisa digunakan secara tunggal dalam mendiagnosis suatu penyakit dan harus digabungkan dengan beberapa pemeriksaan lain. Gabungan pemeriksaan ini akan meningkatkan akurasi diagnosis. Panel FCP sendiri mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang beragam untuk setiap tujuan pemeriksan.
Untuk prediksi kejadian IBD rekuren, apabila kadar FCP tinggi maka kemungkinan terjadi kekambuhan sebesar 80%. Panel FCP untuk deteksi kasus karsinoma kolorektal mempunyai sensitivitas sebesar 87% dan spesifisitas 76%. Selain itu, kadar FCP ≥ 50 µg/g dan temuan endoskopik gangguan saluran pencernaan mempunyai sensitivitas 59% dan spesifisitas 82% menyokong diagnosis ulkus peptikum.[1,4]
Dalam penelitian yang dilakukan pada 76 pasien dengan kolitis ulseratif, sensitivitas 98% dan spesifisitas 96% dilaporkan untuk FCP dengan nilang ambang 188 μg/g. Dalam penelitian lain, ditunjukkan bahwa FCP pada batas 127 μg/g mampu membedakan pasien IBD dengan pasien tanpa IBD dengan sensitivitas 73% dan spesifisitas 89%.[6,7]
Rekomendasi Untuk Peningkatan Akurasi Pemeriksaan Fecal Calprotectin
Untuk meningkatkan akurasi dari hasil pemeriksaan FCP, terutama pada pasien pediatrik, maka ESPGHAN (European Society for Pediatric Gastroenterology and Nutrition) dan NASPGHAN (North American Society for Pediatric Gastroenterology and Nutrition) membuat beberapa rekomendasi terkait tata cara pemeriksaan panel FCP, yaitu:
- Pengambilan sampel tidak boleh: menggunakan sampel feses pada popok, sampel ambilan saat dilakukan bilas saluran pencernaan menggunakan endoskopi, menyimpan selama 3 hari pada suhu ruangan atau 7 hari pada suhu kulkas.
- Metode pemeriksaan panel FCP menggunakan metode yang sama saat awal diagnosis dan saat monitoring perkembangan penyakit.
- Nilai normal panel FCP disarankan disesuaikan dengan metode dan alat pemeriksaan yang dipakai tiap laboratorium.
- Tidak melakukan puasa atau pantangan makan sebelum pengambilan sampel.[3]
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Fecal Calprotectin
Jenis pemeriksaan panel FCP ada yang kualitatif, yaitu hanya mengeluarkan hasil positif atau negatif saja. Ada juga yang kuantitatif, yang hasilnya berupa angka kadar dari FCP dengan satuan µg/g atau satuan mg/L. Untuk metode pemeriksaan menggunakan ELISA, FEIA, CLIA dan PETIA biasanya berjenis kuantitatif. Untuk metode POCT biasanya berjenis kualitatif.
Tiap metode pemeriksaan dan pabrikan mempunyai nilai ambang batas normal yang berbeda-beda. Sebagai contoh untuk metode ELISA dengan merk BUHLMANN® mempunyai nilai ambang dari pabrikan di angka 50 µg/g. Dokter juga perlu memperhatikan usia pasien, karena beberapa studi menunjukkan bahwa usia tertentu memiliki nilai FCP lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lain.[1-4]
Positif Palsu dan Negatif Palsu
Hasil positif palsu atau negatif palsu dapat terjadi pada panel FCP. Pada pasien yang menjalani pemeriksaan FCP untuk deteksi IBD, pemeriksaan bisa menimbulkan positif palsu akibat beberapa hal, misalnya adanya obesitas dan inaktivitas fisik, atau adanya penyakit rheumatologi dan alergi makanan yang tidak diterapi. Pasien usia di bawah 1 tahun dan di atas 65 tahun juga telah dilaporkan memiliki nilai FCP lebih tinggi.
Hasil negatif palsu bisa muncul pada pasien dengan derajat penyakit yang ringan, misalnya pada pasien kolitis ulseratif ringan yang hanya mengalami proktitis. Pada pasien dengan diare kronik, hasil negatif palsu telah dikaitkan dengan adanya penyakit Celiac dan giardiasis.[2,8,9]
Kesimpulan
Panel fecal calprotectin (FCP) adalah tes noninvasif yang bisa digunakan untuk mendeteksi adanya infeksi dan inflamasi pada saluran cerna. Pemeriksaan ini paling sering digunakan untuk membedakan antara inflammatory bowel disease, termasuk kolitis ulseratif dan penyakit Crohn, dengan irritable bowel syndrome. Meski begitu, panel FCP juga bisa didapatkan abnormal pada kondisi inflamasi saluran cerna lain, seperti gastritis, penyakit Celiac, dan kanker kolorektal.
Batas ambang normal dari panel FCP yang biasa digunakan adalah ≤50 µg/g. Meski begitu, nilai ambang ini akan berbeda-beda berdasarkan ketentuan pabrik dan laboratorium yang memeriksa. Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa akurasi diagnosis IBD pada panel FCP meningkat dengan penggunaan batas ambang yang lebih tinggi.