Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Inflammatory Bowel Disease general_alomedika 2021-10-06T11:48:40+07:00 2021-10-06T11:48:40+07:00
Inflammatory Bowel Disease
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Inflammatory Bowel Disease

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Tujuan penatalaksanaan Inflammatory Bowel Disease (IBD), yakni tatalaksana inflamasi hingga remisi, mencegah inflamasi berulang dan komplikasi, baik melalui pemberian medikamentosa, pembedahan ataupun terapi suportif lainnya.[1,2]

Medikamentosa

Perkembangan terapi medikamentosa untuk Inflammatory Bowel Disease (IBD) berkembang pesat. Beberapa pilihan terapi medikamentosa  pada IBD, antara lain:

Aminosalicylates

5-Aminosalicylic acid (5-ASA) atau mesalazine bermanfaat untuk penatalaksanaan inflamasi dan mempertahankan remisi. Aminosalicylates lebih efektif pada kolitis ulseratif dibandingkan Crohn's disease dengan dosis yang direkomendasikan untuk mencapai perbaikan klinis >3 gram/ hari.[1,17]

Antibiotik

Antibiotik berperan dalam penatalaksanaan komplikasi sekunder dari IBD, yakni abses dan pertumbuhan bakteri berlebihan. Metronidazole dan ciprofloxacin merupakan antibiotik yang digunakan pada IBD, khususnya Crohn's disease. Beberapa indikasi penggunaan antibiotik pada Crohn's disease, meliputi penyakit perianal, fistula dan intra-abdominal inflammatory masses.[1,17]

Kortikosteroid

Kortikosteroid digunakan dalam penatalaksanaan kekambuhan derajat sedang sampai berat pada IBD. Rute pemberian kortikosteroid berdasarkan lokasi dan tingkat keparahan IBD. Dapat diberikan secara intravena (methylprednisolone 20 mg setiap 6 jam atau hydrocortisone 100 mg setiap 8 jam), oral (prednison 10-40 mg/hari untuk kekambuhan derajat sedang dan sampai 60 mg/hari untuk kekambuhan derajat berat, prednisolone, budesonide, dexamethasone) dan topikal (enema, suppository, foam) untuk penatalaksanaan proktitis dan proktosigmoiditis.[1,17]  

Thiopurines

Azathioprine (AZA) atau mercaptopurine (MP) sebagai terapi tambahan serta pada individu yang sulit mempertahankan remisi dengan terapi kortikosteroid saja. Rekomendasi dosis AZA 2-2.5 mg/kgBB/hari dan MP 1-1,5 mg/kgBB/hari.[1,17]

Methotrexate

Methotrexate merupakan lini kedua pada pasien IBD yang resisten atau tidak toleran terhadap AZA atau MP.[1,17]

Calcineurin Inhibitors

Ciclosporin (CsA) memiliki onset kerja cepat dan efektif dalam penatalaksanaan kolitis ulseratif derajat berat dan refrakter. Sebelum memulai terapi, direkomendasikan pengecekan kadar kolesterol dan magnesium dalam darah. Monitor tekanan darah, darah lengkap, fungsi ginjal dan konsentrasi CsA direkomendasikan pada minggu ke 0,1,2 dan dilanjutkan setiap sebulan sekali.[1,17]

Anti-TNF Therapies

Infliximab (IFX) dan Adalimumab (ADA) merupakan terapi dalam penatalaksanaan Crohn's disease yang gagal terhadap terapi kortikosteroid, thiopurine atau methotrexate. Infliximab umumnya diberikan secara infus intravena 5 mg/ kgBB untuk induksi remisi IBD derajat sedang sampai berat pada minggu ke 0, 2 dan 6, diikuti oleh infus setiap 8 minggu untuk pemeliharaan remisi. Sedangkan, Adalimumab diberikan secara subkutan setiap 2 minggu setelah loading dose dengan 6 injeksi selama 4 minggu.[1,17]    

Pembedahan

Secara umum, indikasi pembedahan adalah gagalnya terapi medikamentosa. Beberapa indikasi pembedahan segera, meliputi tanda dan gejala kolitis memburuk, megakolon toksik refrakter, perforasi, peritonitis, obstruksi akut dan perdarahan yang tidak terkontrol.[18-21]

Terapi Suportif

Belum diketahui bahwa perubahan pola makan dan gaya hidup dapat mencegah  Inflammatory Bowel Disease (IBD). Namun, merokok dikaitkan meningkatkan keparahan Crohn's disease.[1]

Nutrisi

Malnutrisi pada pasien IBD sering terjadi dengan defisit beberapa mikronutrien seperti kalsium, vitamin D, vitamin larut lemak lainnya, seng, zat besi dan vitamin B12 dan makronutrien seperti protein dan kalori.[1,17]

Terapi nutrisi enteral dapat mengubah respon inflamasi pada Crohn's disease dengan pemberian secara eksklusif 3-6 minggu sebagai alternatif dari terapi kortikosteroid, terutama pemberian pada anak-anak efektif dalam mencapai remisi sebesar 60-80%.[1,17,22]

Berhenti Merokok

Perokok memiliki prognosis lebih buruk dengan risiko tinggi dilakukan tindakan pembedahan. Berhenti merokok dikaitkan dengan berkurangnya risiko kekambuhan sebesar 65%.[1,17,22]

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik selama 12 minggu terbukti memperbaiki gejala dan kualitas hidup. Tingkat aktivitas fisik didefinisikan dengan melakukan latihan intens 20-60 menit 3-5 hari per minggu.[1,17,22]

Referensi

1. Rowe WA. Inflammatory Bowel Disease. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/179037-overview
2. Nemati S, Teimourian S. An Overview of Inflammatory Bowel Disease: General Consideration and Genetic Screening Approach in Diagnosis of Early Onset Subsets. Middle East J Dig Dis. 2017; 9(2): 69–80.
17. Mowat C, Cole A, Windsor A, Ahmad T, Arnott I. Guidelines for the Management of Inflammatory Bowel Disease in Adults. Gut. 2011; 60(5):571-607.
18. Peppercorn MA, Farrell RJ. Management of Severe Ulcerative Colitis in Adults. https://www.uptodate.com/contents/management-of-severe-ulcerative-colitis-in-adults
19. Dignass A, Lindsay JO, Sturm A, Windsor A, Colombel JF. Second European Evidence-Current Management. Journal of Crohn's and Colitis. 2012; 6(10): 991–1030.
20. Sica G, Biancone L. Surgery for Inflammatory Bowel Disease in the Era of Laparoscopy. World J Gastroenterol. 2013; 19(16): 2445–2448.
21. Hwang J, Varma M. Surgery for Inflammatory Bowel Disease. World J Gastroenterol. 2009; 14(17): 2678–2690.
22. Limdi J. Dietary Practices and Inflammatory Bowel Disease. Indian J Gastroenterol. 2018; 37(4): 284–292.

Diagnosis Inflammatory Bowel Dis...
Prognosis Inflammatory Bowel Dis...

Artikel Terkait

  • Hubungan NSAID dan Inflammatory Bowel Disease
    Hubungan NSAID dan Inflammatory Bowel Disease
Diskusi Terkait
dr.Indah Purnama
29 Oktober 2019
Penyebab BAB berwarna merah disertai demam yang hilang timbul pada anak usia 2 tahun
Oleh: dr.Indah Purnama
1 Balasan
Pasien anak, umur, 2 tahun. Demam sejak 1 minggu yang lalu, demam hilang timbul, suhu tertinggi tidak diukur oleh orang tua pasien. Selain demam, nyeri perut...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.