Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Hiperbilirubinemia general_alomedika 2020-09-16T15:15:22+07:00 2020-09-16T15:15:22+07:00
Hiperbilirubinemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hiperbilirubinemia

Oleh :
dr. Steven Johanes Adrian
Share To Social Media:

Penatalaksanaan hiperbilirubinemia bertujuan untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah dan tata laksana penyakit yang mendasari.Contohnya adalah fototerapi pada ikterus neonatorum, operasi untuk obstruksi, dan antivirus pada kasus yang disebabkan virus. Tujuan tata laksana lainnya adalah perbaikan status nutrisi, keluhan subjektif, kualitas hidup, dan mencegah atau mengobati komplikasi terkait sirosis.

Medikamentosa

Salah satu terapi medikamentosa yang digunakan pada hiperbilirubinemia adalah Ursodeoxycholic acid (UDCA). UDCA adalah asam empedu yang ditemukan pada beruang kutub. UDCA memiliki efek terapeutik seperti proteksi kolangiosit dari efek toksik asam empedu, proteksi hepatosit dari apoptosis yang disebabkan asam empedu, stimulasi sekresi bilier, dan sifat imunomodulator yang menurunkan kerusakan hepar akibat sistem imun.[17]

Hiperbilirubinemia dapat menyebabkan keluhan pruritus. Pruritus ditemukan pada 80-100% pasien dengan kolestasis dan ikterus. Keluhan gatal menyebabkan penurunan kualitas hidup akibat kelelahan, kurang tidur, dan depresi. Tata laksana utama pada pruritus adalah drainase bilier pada kasus obstruksi. Penatalaksanaan pada kulit juga dapat diberikan, seperti penggunaan krim dan lotion yang didinginkan. Penggunaan cholestyramine sebanyak 4 gram, 1 jam sebelum makan pagi hingga 4 kali per hari dapat mengurangi pruritus dengan mengikat asam empedu sehingga mencegah absorpsi pada ileum terminalis. Antihistamin juga dapat digunakan untuk mengurangi pruritus.[18]

Transplantasi Hepar

Transplantasi hepar diindikasikan pada penyakit hepar kronik yang tidak mengalami perbaikan setelah tata laksana medikamentosa yang maksimal. Sebagai contoh, pasien dengan hepatitis B yang mengalami perbaikan dengan antiviral belum membutuhkan transplantasi hepar. Adanya komplikasi sirosis, acute liver failure, ensefalopati, kanker hepar, perdarahan varises refrakter, dan gangguan fungsi sintesis merupakan indikasi transplantasi hepar.

Sistem skoring yang dapat dipakai untuk menilai prognosis penyakit hepar  adalah skor Child-Pugh dan Model for End Stage Liver Disease (MELD). Evaluasi transplantasi hepar perlu dipertimbangkan terutama pada pasien dengan skor MELD ≥15.[19]

 

Referensi

17. Fekaj E, Gjata A, Maxhuni M. The effect of ursodeoxycholic acid in liver functional restoration of patients with obstructive jaundice after endoscopic treatment: a prospective, randomized, and controlled study. BMC Surg. 2013 Sep 22;13:38.
18. Bassari R, Koea JB. Jaundice associated pruritis: A review of pathophysiology and treatment. World J Gastroenterol. 2015 Feb 7;21(5):1404–13.
19. Martin P. Evaluation for Liver Transplantation in Adults: 2013 Practice Guideline by the AASLD and the American Society of Transplantation. 2013;98.

Diagnosis Hiperbilirubinemia
Prognosis Hiperbilirubinemia

Artikel Terkait

  • Fototerapi dan Peningkatan Risiko Kanker
    Fototerapi dan Peningkatan Risiko Kanker
  • Penanganan Painless Jaundice pada Pasien Dewasa
    Penanganan Painless Jaundice pada Pasien Dewasa
  • Komplikasi Hepatitis A yang Tidak Umum
    Komplikasi Hepatitis A yang Tidak Umum
  • Red Flag Ikterus Neonatorum
    Red Flag Ikterus Neonatorum
  • Hepatitis Akut Misterius pada Anak-Anak
    Hepatitis Akut Misterius pada Anak-Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
13 Oktober 2022
Pekerja pembuat makanan memiliki penyakit hepatitis A
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat sore Izin diskusi dok jika di site Karyawan catering bertugas menangani makan sudah melakukan MCU dan ternyata anti HAV IgM (+) . Lalu sekitar 7 hari...
Anonymous
19 Juli 2022
Pasien anak usia 7 bulan dengan penyakit kuning
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Seorang anak 7 bln kuning mucul tiba2 sejak 4 hr yll. Muntah 1 x isi susu. Keluhan lain disangkal. Anak msh ktf. Bb tb normal. Pasien suka makan buah naga....
Anonymous
17 Februari 2022
Bayi kuning apakah wajib fototerapi?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo teman sejawat, mau diskusi nih apakah semua bayi kuning/ikterus neonatorum harus menerima fototerapi? Kapan diwajibkan untuk fototerapi? Mohon masukan

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.