Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ikterus Neonatorum Fisiologis general_alomedika 2022-01-14T09:48:27+07:00 2022-01-14T09:48:27+07:00
Ikterus Neonatorum Fisiologis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ikterus Neonatorum Fisiologis

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan ikterus neonatorum fisiologis mencakup pemberian nutrisi adekuat, fototerapi, dan paparan sinar matahari. Kondisi ini pada dasarnya akan sembuh dengan sendiri dan tidak memerlukan obat-obatan tertentu. Bayi perlu di follow up  untuk memastikan bahwa kadar bilirubin turun dan berat badan bayi sesuai. Hal ini terutama terjadi pada bayi yang diberi ASI.[5,20]

Nutrisi

Tingkatkan pemberian air susu ibu (ASI) sebanyak 8-12 kali per hari. Evaluasi perlekatan mulut bayi saat disusui.  Jangan hentikan pemberian ASI meskipun bayi sedang dilakukan fototerapi. Ibu dapat memerah ASI dan memberikan pada petugas kesehatan yang ada di rumah sakit untuk diberikan kepada bayi. Jangan diberikan air putih, air gula, atau apapun lainnya sebelum ASI keluar karena akan mengurangi asupan ASI. Monitor kecukupan produksi ASI dengan melihat buang air kecil bayi paling kurang 6-7 kali sehari dan buang air besar paling kurang 3-4 kali sehari.[2,25]

Fototerapi

Fototerapi adalah metode yang aman dan efektif untuk menurunkan atau mencegah peningkatan kadar bilirubin tak terkonjugasi serum. Fototerapi pada ikterus neonatorum diberikan pada breastfeeding jaundice jika kadar bilirubin mencapai di atas 17 mg/dl dan saat bayi dengan berbagai faktor risiko dapat mengembangkan bentuk ikterus fisiologis yang berlebihan di mana kadar bilirubin serum total dapat meningkat setinggi 17 mg/dl (291 μ mol per L). Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan hiperbilirubinemia fisiologis pada neonatus termasuk peningkatan beban bilirubin karena polisitemia relatif, rentang hidup eritrosit yang lebih pendek (80 hari dibandingkan dengan orang dewasa 120 hari), immature hepatic uptake dan proses konjugasi, serta peningkatan sirkulasi enterohepatik. Perkembangan hiperbilirubinemia fisiologis selanjutnya disebut ikterus neonatorum patologis sehingga perlu dicari tahu etiologi yang mendasarinya.[4,5,20,21]

Paparan Sinar Matahari

Paparan sinar matahari langsung bisa efektif dalam mengobati hiperbilirubinemia. Sinar matahari selain manfaatnya juga memiliki masalah besar karena memiliki paparan sinar ultraviolet dalam jumlah besar yang dapat merusak kulit bayi. Selain itu, sinar matahari juga memiliki banyak sinar infra merah yang meningkatkan suhu kulit dan jika tidak tersedia peralatan pendingin yang cukup dapat menyebabkan masalah kulit. Untuk mengurangi masalah ini, filter khusus telah dibuat yang ditempatkan di atas kulit bayi dan mencegah radiasi UV-B dan UV-A.[22,23]

Slusher melakukan penelitian tentang Filtered Sunlight for Treatment of Neonatal Hyperbilirubinemia, pada bayi aterm dan late preterm dengan hasil bahwa filtered sunlight tidak kalah dengan fototerapi konvensional untuk pengobatan hiperbilirubinemia neonatal ringan hingga sedang.[24]

 

Referensi

2. Rulina Suradi dan Debby Letupeirissa. Air Susu Ibu dan Ikterus. 2013. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-ikterus
4. Debra H. Pan and Yolanda Rivas. Jaundice: Newborn to Age 2 Months. 2017. https://pedsinreview.aappublications.org/content/38/11/499
5. Daniel L. Preud’Homme. Neonatal Jaundice. 2012. https://gi.org/topics/neonatal-jaundice/
20. Meredith L. Porter, And Beth L. Dennis. Hyperbilirubinemia in the Term Newborn. 2002. https://www.aafp.org/afp/2002/0215/p599.html
21. Paul Woodgate and Luke Anthony Jardine. Neonatal jaundice: phototherapy. 2015. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4440981/.
22. Hamidreza Shirzadfar, Kowsar Sheikhi and Zahra Meschian. The epidemiologic study of neonatal jaundice, relation between jaundice and liver and alternative methods to cure jaundice. 2019. https://www.openaccessjournals.com/articles/the-epidemiologic-study-of-neonatal-jaundice-relation-between-jaundice-and-liver-and-alternative-methods-to-cure-jaundic.pdf
23. Tim Colbourn, Charles Mwansambo. Sunlight phototherapy for neonatal jaundice—time for its day in the sun?. 2018. https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S2214-109X%2818%2930396-6
24. Slusher TM, Olusanya BO, Vreman HJ, et al. Filtered Sunlight for Treatment of Neonatal Hyperbilirubinemia. 2015. https://www.researchgate.net/profile/Amir-Khan-27/publication/288817026_Filtered_Sunlight_for_Treatment_of_Neonatal_Hyperbilirubinemia_Public_Health_Viewpoint/links/5f731701458515b7cf5671cd/Filtered-Sunlight-for-Treatment-of-Neonatal-Hyperbilirubinemia-Public-Health-Viewpoint.pdf
25. American Pregnancy Association. Breastfeeding and Jaundice. 2012. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/breastfeeding/breastfeeding-and-jaundice-71024/

Diagnosis Ikterus Neonatorum Fis...
Prognosis Ikterus Neonatorum Fis...

Artikel Terkait

  • Pemeriksaan Bilirubin Transkutan untuk Diagnosis Ikterus Neonatorum
    Pemeriksaan Bilirubin Transkutan untuk Diagnosis Ikterus Neonatorum
  • Pengukuran Bilirubin Bayi dengan Aplikasi Smartphone
    Pengukuran Bilirubin Bayi dengan Aplikasi Smartphone
  • Red Flag Ikterus Neonatorum
    Red Flag Ikterus Neonatorum
Diskusi Terbaru
dr. Rafenia Nayani
Hari ini, 16:24
Kapan menyarankan sufor untuk bayi bblr?
Oleh: dr. Rafenia Nayani
1 Balasan
Alo dokter. Izin konsul jika ad yg bisa membantu. Saya mendapatkan rujukan bidan dgn bayi bblr 2400 gram. Bayi lahir cukup bulan. Tidak ada penyulit...
Anonymous
Hari ini, 08:28
Terapi dan Edukasi Kondiloma Akuminata pada Ibu Hamil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alodokter, izin berdiskusiSaya mendapatkan pasien berumur 35 tahun dengan keluhan muncul daging dibagian kelamin, pasien tidak mengetahui sudah berapa lama...
Anonymous
Hari ini, 08:01
Jahit dalam dengan benang non absorbable
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, apakah jahit dalam 1 kali dengan benang non absorbable perlu dibuka kembali benangnya atau benang itu dapat terurai sendiri nantinya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.