Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Xanthelasma general_alomedika 2023-02-09T08:17:01+07:00 2023-02-09T08:17:01+07:00
Xanthelasma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Xanthelasma

Oleh :
dr. Florentina Priscilia
Share To Social Media:

Xanthelasma adalah lesi kulit berwarna kekuningan pada kelopak mata. Xanthelasma merupakan salah satu jenis xanthoma yang paling sering terjadi. Xanthoma muncul karena adanya akumulasi lemak di dalam sel makrofag di jaringan dermis. Xanthelasma sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu xanthos yang berarti kuning dan elasma yang berarti lempengan pipih.[1-3]

Xanthelasma termasuk jenis xanthoma, yang dapat dipicu oleh kelainan sistemik, penggunaan obat, dan pola makan tertentu. Kelainan sistemik yang dapat menimbulkan xanthelasma seperti dislipidemia, diabetes mellitus, dan kelainan tiroid. Penggunaan obat tertentu seperti glukokortikoid, siklosporin, cimetidine, estrogen, retinoid, dan antiepileptik juga menjadi faktor risiko. Selain itu, pola makan tinggi kolesterol dan kebiasaan konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan risiko terjadinya xanthelasma.[4,5]

Sumber Gambar: Klaus D. Peter, Gummersbach, Germany, Wikimedia Commons, 2005. Sumber Gambar: Klaus D. Peter, Gummersbach, Germany, Wikimedia Commons, 2005.

Diagnosis diawali dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik regio mata yang kemudian diikuti dengan pemeriksaan lebih spesifik seperti pemeriksaan tajam penglihatan dan segmen anterior mata.[2,3,6]

Diagnosis pasti ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi jaringan dengan menemukan foam cells, yaitu makrofag (histiosit) yang kaya akan kolesterol intraseluler teresterifikasi. Sel ini terutama ditemukan di jaringan dermis retikular superfisial dan di area perivascular dan periadnexal.[2,3,6]

Penatalaksanaan yang paling baik dan efektif hingga kini belum ditetapkan. Umumnya penatalaksanaan dimulai dengan perubahan gaya hidup untuk menurunkan kadar lemak dalam darah. Beberapa modalitas terapi yang dipertimbangkan adalah operasi eksisi, terapi laser, kauterisasi secara kimiawi, dan pembedahan beku.[6,7]

Pilihan terapi disesuaikan dengan kondisi pasien terutama dengan kebutuhan estetik dan profil kolesterol dalam darah. Bila ditemukan hiperlipidemia, maka dapat dipertimbangkan pengobatan medikamentosa yang dikombinasi dengan terapi eksisi.[6,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Osaki TH, Osaki MH. Management of diffuse xanthelasma palpebrarum using trichloroacetic acid application to reduce lesions followed by surgical excision. Aesthetic Surgery Journal. 2019;39(1):NP6-NP8. doi: 10.1093/asj/sjy268
2. Ren J, Zeng LY, Chen MH. Treatment of grade I and II types of xanthelasma palpebrarum with intralesional heparin sodium. Dermatologic Therapy. 2018;31(6):e12723. doi: 10.1111/dth.12723
3. Laftah Z, Al-Niaimi F. Xanthelasma: an update on treatment modalities. J Cutan Aesthet Surg. 2018;11(1): 1–6. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29731585
4. Nair PA, Patel CR, et al. Xanthelasma palpebrarum with arcus cornea: a clinical and biochemical study. Indian J Dermatol. 2016;61(3):295–300.
5. Pathania V, Chatterjee M. Ultrapulse carbon dioxide laser ablation of xanthelasma palpebrarum: a case series. J Cutan Aesthet Surg. 2015;8(1):46-49. doi: 10.4103/0974-2077.155084
6. Nair PA, Singhal R. Xanthelasma palpebrarum – a brief review. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2018;11:1–5. http://dx.doi.org/10.2147/CCID.S130116
7. Santaella RM, Ng JD, Wilson DJ. Carbon dioxide laser-induced combustion of extravasated intraocular silicone oil in the eyelid mimicking xanthelasma. Ophthal Plast Reconstr Surg. 2011;27(6):e163–e165.

Patofisiologi Xanthelasma
Diskusi Terkait
dr.Yusman Akbar
26 Agustus 2019
Apakah bintik di wajah ini Xanthelasma dan bagaimana terapinya
Oleh: dr.Yusman Akbar
14 Balasan
Ijin bertanya sejawat semua, apakah ini xhantelasma atau apa yaa, terapi obat apakah bisa atau kauterisasi? Terimakasih atas masukan sejawat semua

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.