Penatalaksanaan Ginekomastia
Penatalaksanaan gynecomastia dapat berupa farmakologis dan pembedahan. Keluhan yang berkaitan dengan gangguan emosional dan psikologis pada umumnya menjadi penyebab utama pasien remaja membutuhkan penatalaksanaan medis. Pasien remaja dengan gynecomastia tanpa gangguan psikososial yang signifikan dapat menunda penatalaksanaan selama 2 tahun. Sebaliknya pasien dengan gangguan psikososial yang berat, dapat langsung ditatalaksana karena masa remaja merupakan masa perkembangan emosional dan sosial yang penting. [1,6]
Farmakologis
Tatalaksana farmakologis pada umumnya ditujukan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormonal pada pasien. Secara umum tatalaksana farmakologis cukup efektif bila diberikan pada tahap awal dan pada kasus dengan pembesaran payudara ringan. Terdapat 3 macam obat dengan mekanisme kerja berbeda yang dapat digunakan, yaitu:
- Blokade efek estrogen terhadap jaringan payudara: tamoxifene, raloxifene
- Androgen tambahan: danazol
- Inhibitor produksi estrogen: anastrozole, testolactone [2]
Tamoxifen merupakan obat yang paling banyak digunakan dan diteliti. Konsultasi dengan ahli endokrinologi dan pertimbangan matang mengenai efek dan risiko terapi hormonal perlu dilakukan sebelum memulai terapi ini. Penelitian mengenai tatalaksana hormonal pada kasus gynecomastia sebagian besar berupa laporan kasus sehingga kesimpulan definitif sulit untuk didapatkan. [2]
Pembedahan
Bila kondisi tidak membaik dengan terapi farmakologis maka dapat dilakukan tindakan pembedahan. Tatalaksana bedah pada kasus gynecomastia memiliki dua tujuan utama, yaitu mengurangi volume payudara dan menyesuaikan jaringan kulit yang berlebih. Selain itu, juga harus menjamin jaringan parut pasca tindakan seminimal mungkin dan ditempatkan dengan baik, sehingga memberikan hasil estetik yang optimal. Reduksi volume dapat dicapai dengan tindakan eksisi atau teknik liposuction, sama seperti penatalaksanaan pada lipoma.[1]
Terdapat berbagai sistem klasifikasi pada gynecomastia yang digunakan sebagai panduan untuk memilih tindakan pembedahan yang sesuai. Waltho et al. menyusun sistem klasifikasi baru yang lebih ideal, dengan menilai parameter sebagai berikut:
- Perkiraan volume jaringan payudara
- Komponen utama penyusun jaringan payudara yang membesar (glandular / fibrous / lemak)
- Ada tidaknya kelebihan kulit
- Tampilan ptosis pada payudara [6]
Apabila jaringan yang dominan adalah jaringan fibrous atau glandular, maka terapi pembedahan utama yang efektif adalah eksisi atau adenectomy. Apabila komponen lemak cukup banyak atau dominan, maka perlu dilakukan prosedur liposuction. Teknik liposuction dapat dilakukan secara manual (konvensional) atau menggunakan bantuan teknologi lainnya, seperti power assisted liposuction dan ultrasound assisted liposuction. Pada banyak kasus, teknik eksisi dan liposuction perlu dikombinasikan untuk mendapatkan kontur payudara yang optimal.[1,2,6-8]
Untuk mendapatkan hasil estetik yang optimal, maka dapat dilakukan hal sebagai berikut :
- Insisi untuk eksisi jaringan fibroglandular dilakukan di sekitar areola
- Insisi untuk insersi kanula liposuction dapat ditempatkan pada perbatasan areola dan kulit, garis inframammary, atau pada linea aksilaris
- Apabila terdapat kelebihan jaringan kulit, maka dapat dilakukan eksisi pada kulit yang berlebih dengan desain yang bervariasi
- Apabila eksisi kulit cukup banyak, misalnya payudara dengan volume lebih dari 500 gram disertai tampilan ptosis, maka dilakukan pula tindakan transposisi nipple ke posisi lebih kranial (nipple areolar complex) [1,2,6]