Etiologi Klaudikasio Intermiten
Klaudikasio intermiten terjadi akibat aterosklerosis. Pada orang dewasa, aterosklerosis terjadi oleh adanya kondisi hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia. Risiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada pasien dengan resistensi insulin, dislipidemia, dan inflamasi kronis.[10]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya klaudikasio intermiten berkaitan dengan faktor risiko peripheral arterial disease (PAD) dan aterosklerosis. Faktor risiko klaudikasio dapat dibagi menjadi yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.
Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi
Faktor risiko klaudikasio intermiten yang dapat dimodifikasi adalah sebagai berikut:
- Merokok
Hubungan antara merokok dengan klaudikasio intermiten sudah ditemukan sejak 1911. Penelitian menunjukkan bahwa perokok berisiko tiga kali lebih besar untuk terkena klaudikasio intermiten daripada nonperokok. Bahkan, diperkirakan hubungan antara merokok dan klaudikasio intermiten serta PAD lainnya lebih kuat daripada hubungan antara merokok dan penyakit jantung koroner.
Penelitian oleh Edinburgh Artery Study menunjukkan bahwa perokok aktif memiliki risiko 3,7 kali lebih besar untuk terkena klaudikasio intermiten daripada nonperokok, sedangkan, mantan perokok memiliki risiko 3 kali lebih besar
- Diabetes Mellitus
Banyak studi yang meneliti hubungan antara klaudikasio intermiten dan diabetes melitus. Secara umum, hasil studi menunjukkan bahwa diabetes melitus meningkatkan risiko klaudikasio intermiten dua kali lipat. Penambahan kadar HbA1C sebanyak 1% meningkatkan risiko klaudikasio intermiten dan PAD lainnya sebanyak 26%.
Hasil studi satu dekade terakhir menunjukkan bahwa resistensi insulin memainkan peran kunci pada faktor risiko kardiometabolik, seperti hiperglikemia, dislipidemia, hipertensi, dan obesitas. Resistensi insulin memicu pengeluaran mediator proinflamasi dan jika disertai dengan dislipidemia dapat mempercepat proses pembentukan plak aterosklerosis. Selain itu, resistensi insulin pada prosesnya akan menghambat pengeluaran Nitric Oxide (NO) yang menyebabkan disfungsi endotel dan mempercepat proses aterosklerosis.
- Hipertensi
Hipertensi selalu terkait dengan seluruh penyakit kardiovaskular meskipun korelasinya dengan klaudikasio intermiten tidak lebih tinggi daripada diabetes dan merokok.
- Dislipidemia
Pada penelitian Framingham, pasien dengan kadar kolesterol puasa di atas 270 mg/dl memiliki risiko dua kali lipat untuk menderita klaudikasio intermiten. Selain itu, pada pasien dengan klaudikasio intermiten, secara signifikan ditemukan peningkatan VLDL, IDL, kolesterol, dan trigliserida; serta penurunan HDL. Terapi dislipidemia dapat menurunkan insidensi klaudikasio intermiten dan menghambat progresi PAD yang lain.
- Obesitas
Obesitas berkorelasi positif dengan PAD. Obesitas sangat sering terjadi bersamaan dengan sindrom metabolik yang lain, yaitu dengan resistensi insulin, hiperlipidemia, dan hipertensi. Obesitas yang terjadi dengan sindrom metabolik yang lain meningkatkan risiko 40 hingga 50% terkena PAD.
- Penyakit Ginjal Kronis
Terdapat hubungan yang bermakna antara penyakit ginjal kronis dan PAD. Penelitian pada wanita menopause menunjukkan bahwa adanya penyakit ginjal kronis menunjukkan peningkatan angka kejadian PAD di masa yang akan datang.
- Inflamasi Kronis
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada pasien klaudikasio intermiten terdapat peningkatan c-reactive protein (CRP). Ini mendukung bahwa aterosklerosis tidak hanya berkaitan dengan lipid tetapi juga melibatkan proses inflamasi kronis. Adanya inflamasi kronis, seperti tuberkulosis paru, dapat mempercepat aterosklerosis.
- Hiperviskositas dan Hiperkoagulabilitas
Hiperviskositas dan peningkatan hematokrit dilaporkan terjadi pada pasien klaudikasio intermiten, yang diduga berkaitan dengan merokok. Hiperviskositas dan hiperkoagulabilitas pada pasien PAD mempunyai prognosis yang buruk.[2,10]
Faktor Risiko yang Tak Dapat Dimodifikasi
Faktor risiko klaudikasio intermiten yang tak dapat dimodifikasi adalah:
- Jenis Kelamin
Perbandingan antara laki-laki dan perempuan dalam beberapa penelitian relatif seimbang meskipun beberapa penelitian menunjukkan laki-laki lebih berisiko dibandingkan perempuan.
- Usia
Risiko terjadinya klaudikasio intermiten berbanding lurus dengan peningkatan usia.[10]