Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Klaudikasio Intermiten general_alomedika 2021-07-12T11:08:43+07:00 2021-07-12T11:08:43+07:00
Klaudikasio Intermiten
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Klaudikasio Intermiten

Oleh :
dr. Henggar Allest Pratama
Share To Social Media:

Klaudikasio intermiten adalah rasa tidak nyaman pada otot ekstremitas bawah yang diinduksi oleh aktivitas dan hilang dengan istirahat. Rasa tidak nyaman yang muncul dapat berupa nyeri, lemas, atau kram yang umumnya dirasakan pada betis, tetapi dapat juga terjadi pada hamstring dan gluteus.

Klaudikasio intermiten disebabkan oleh adanya proses aterosklerosis pada arteri, yang sering terjadi akibat merokok, dislipidemia, dan diabetes mellitus. Gejala khas klaudikasio intermiten merupakan gejala yang paling sering muncul pada peripheral arterial disease (PAD). Sepertiga pasien PAD memiliki gejala khas klaudikasio intermiten.[1-3]

Depositphotos_90891498_s-2019-min

Klaudikasio juga dapat ditemukan pada vena dan saraf, dengan gejala menyerupai klaudikasio intermiten. Perbedaannya adalah klaudikasio vena disertai dengan adanya edema dan butuh waktu lebih lama (sekitar 20 menit) agar gejala tersebut menghilang. Sedangkan klaudikasio neurogenik adalah penurunan fungsi otot ekstremitas bawah karena adanya penyempitan atau inflamasi pada sistem persarafannya. Namun, secara umum, istilah klaudikasio intermiten merujuk pada arteri yang mengalami aterosklerosis.[2-4]

Diagnosis klaudikasio intermiten ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis, pasien umumnya mengeluh nyeri pada betis yang timbul saat aktivitas dan hilang saat istirahat. Standar pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis PAD adalah pengukuran ankle brachial index (ABI), yang dapat diperjelas dengan treadmill. Pemeriksaan fisik lain, seperti inspeksi dan palpasi, dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis klaudikasio intermiten.[1,3]

Pemeriksaan penunjang, seperti angiografi, duplex ultrasonography (DUS), CT angiografi, dan MR angiografi, dapat membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding klaudikasio intermiten.[1,2,5]

Pengobatan klaudikasio intermiten bertujuan untuk mengurangi gejala, meningkatkan aktivitas, dan meningkatkan fungsional pasien sehari-hari. Medikamentosa yang sering dipakai untuk klaudikasio intermiten antara lain cilostazol, naftidrofuryl, dan obat antilipemik. Penting juga untuk menyingkirkan faktor risiko klaudikasio intermiten dan rehabilitasi aktivitas.[1,2,5]

Klaudikasio intermiten merupakan PAD yang tidak mengancam nyawa dan tidak mengancam ekstremitas. Namun, rasa tidak nyaman yang muncul dapat menurunkan kualitas hidup. Selain itu, klaudikasio intermiten juga berhubungan dengan penyakit kardiovaskular lain, yaitu stroke, penyakit jantung koroner, dan stenosis arteri renalis.[2,6]

Referensi

1. Nani N, Syafri M. 2018. Diagnosis dan Tatalaksana Klaudikasio Intermiten. Jurnal Kesehatan Andalas, 7, 126-134.
2. Norgren L, Hiatt WR, Dormandy JA, et al. 2007. Inter-society consensus for the management of peripheral arterial disease (TASC II). Journal of vascular surgery, 45(1), S5-S67.
3. Killewich LA, Martin R, Cramer M, et al. 1984. Pathophysiology of venous claudication. Journal of vascular surgery, 1(4), 507-511.
4. Genevay S, Courvoisier DS, Konstantinou K, et al. 2018. Clinical classification criteria for neurogenic claudication caused by lumbar spinal stenosis. The N-CLASS criteria. The Spine Journal, 18(6), pp.941-947.
5. Mangla D, Basi H. 2019. Claudication. In Pain (pp. 1283-1286). Springer, Cham.
6. Tendera M, Victor A, Marie LB, et al. ESC Guidelines on the diagnosis and treatment of peripheral artery diseases. The Task Force on the Diagnosis and Treatment of Peripheral Artery Diseases of the European Society of Cardiology (ESC). Eur Heart J.2011; 32: 2851–2906.

Patofisiologi Klaudikasio Interm...

Artikel Terkait

  • Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
    Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
  • Perbandingan Revaskularisasi Endovaskular dan Latihan Fisik untuk Penanganan Klaudikasio Intermiten
    Perbandingan Revaskularisasi Endovaskular dan Latihan Fisik untuk Penanganan Klaudikasio Intermiten
Diskusi Terkait
Anonymous
04 Maret 2022
Posisi kaki pasien dengan penyakit arteri perifer
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya ingin bertanya, untuk posisi kaki pasien dengan nilai ABI 0,7 lebih baik seperti apa ya dok? Posisi kaki apakah harus datar atau...
dr. Intan Fajriani
23 Februari 2022
Live Webinar Alomedika - Vaskulitis : Tantangan Diagnostik dan Terapi. Sabtu, 26 Februari 2022 (10.00 - 11.30 WIB)
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Vaskulitis : Tantangan Diagnostik dan Terapi."Narasumber: dr. Anna Arianne, Sp.PD - KR -...
dr.Roshni Manwani
09 November 2021
Heel pain dengan risiko peripheral artery disease - Bedah Vaskular Ask the Expert
Oleh: dr.Roshni Manwani
2 Balasan
Alo dr. Teguh M M.Kes Sp.B Sub BVE, Selamt siang dokter, ijin bertanya dokter, heel pain yang berkepanjangan apakah ada risiko untuk menjadi peripheral...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.