Pendahuluan Klaudikasio Intermiten
Klaudikasio intermiten adalah rasa tidak nyaman pada otot ekstremitas bawah yang diinduksi oleh aktivitas dan hilang dengan istirahat. Rasa tidak nyaman yang muncul dapat berupa nyeri, lemas, atau kram yang umumnya dirasakan pada betis, tetapi dapat juga terjadi pada hamstring dan gluteus.
Klaudikasio intermiten disebabkan oleh adanya proses aterosklerosis pada arteri, yang sering terjadi akibat merokok, dislipidemia, dan diabetes mellitus. Gejala khas klaudikasio intermiten merupakan gejala yang paling sering muncul pada peripheral arterial disease (PAD). Sepertiga pasien PAD memiliki gejala khas klaudikasio intermiten.[1-3]
Klaudikasio juga dapat ditemukan pada vena dan saraf, dengan gejala menyerupai klaudikasio intermiten. Perbedaannya adalah klaudikasio vena disertai dengan adanya edema dan butuh waktu lebih lama (sekitar 20 menit) agar gejala tersebut menghilang. Sedangkan klaudikasio neurogenik adalah penurunan fungsi otot ekstremitas bawah karena adanya penyempitan atau inflamasi pada sistem persarafannya. Namun, secara umum, istilah klaudikasio intermiten merujuk pada arteri yang mengalami aterosklerosis.[2-4]
Diagnosis klaudikasio intermiten ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis, pasien umumnya mengeluh nyeri pada betis yang timbul saat aktivitas dan hilang saat istirahat. Standar pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis PAD adalah pengukuran ankle brachial index (ABI), yang dapat diperjelas dengan treadmill. Pemeriksaan fisik lain, seperti inspeksi dan palpasi, dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis klaudikasio intermiten.[1,3]
Pemeriksaan penunjang, seperti angiografi, duplex ultrasonography (DUS), CT angiografi, dan MR angiografi, dapat membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding klaudikasio intermiten.[1,2,5]
Pengobatan klaudikasio intermiten bertujuan untuk mengurangi gejala, meningkatkan aktivitas, dan meningkatkan fungsional pasien sehari-hari. Medikamentosa yang sering dipakai untuk klaudikasio intermiten antara lain cilostazol, naftidrofuryl, dan obat antilipemik. Penting juga untuk menyingkirkan faktor risiko klaudikasio intermiten dan rehabilitasi aktivitas.[1,2,5]
Klaudikasio intermiten merupakan PAD yang tidak mengancam nyawa dan tidak mengancam ekstremitas. Namun, rasa tidak nyaman yang muncul dapat menurunkan kualitas hidup. Selain itu, klaudikasio intermiten juga berhubungan dengan penyakit kardiovaskular lain, yaitu stroke, penyakit jantung koroner, dan stenosis arteri renalis.[2,6]