Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Kolesistitis general_alomedika 2022-11-14T11:25:56+07:00 2022-11-14T11:25:56+07:00
Kolesistitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Kolesistitis

Oleh :
dr. Queen Sugih Ariyani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan kolesistitis meliputi penanganan infeksi dengan menggunakan antibiotik dan terapi simptomatis seperti analgesik, pembedahan, serta terapi suportif. Penanganan dari kolesistitis bergantung pada tingkat keparahan penyakit serta adanya komplikasi. Intervensi bedah yang dapat diberikan berupa kolesistektomi dengan metode laparoskopi dan laparotomi.

Medikamentosa

Kolesistitis akut dapat diberikan terapi awal berupa antibiotik, analgesik, koreksi kelainan elektrolit, dan pasien diminta berpuasa.

Antibiotik

Antibiotik yang dapat digunakan adalah golongan penicillin seperti ampicillin-sulbactam. Untuk kasus yang lebih berat, bisa dipilih piperacillin-tazobactam. Piperacillin-tazobactam dapat diberikan dengan dosis 3,375 g secara intravena (IV) per 6 jam, atau 4,5 g secara IV per 8 jam.

Selain itu, bisa digunakan obat golongan sefalosporin seperti cefazolin, ceftriaxone, cefotaxime, ceftazidim, dan cefepim, ditambah dengan metronidazole.

Obat golongan carbapenem yang dapat dipakai adalah ertapenem dan meropenem untuk kasus yang lebih berat. Meropenem dapat diberikan dengan dosis 1g secara IV per 8 jam.

Penggunaan antibiotik bersama dengan antifungal direkomendasikan untuk pasien dengan kolesistitis gangren karena dapat menurunkan risiko infeksi intraoperatif dan memperbaiki prognosis.[7,23]

Analgesik

Analgesik yang dapat digunakan adalah obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS). Penggunaan OAINS injeksi seperti ketorolac dapat meredakan nyeri dalam 20-30 menit. Jika tidak membaik dengan OAINS atau terdapat kontraindikasi pemberian OAINS, maka pasien dapat diberi analgesik golongan opioid. Meperidine atau yang biasa disebut petidin, dapat menjadi opioid pilihan karna hanya memiliki sedikit efek pada motilitas dari sphincter Oddi. Pilihan lain adalah morfin.[3,24]

Antiemetik

Untuk menangani gejala mual dan muntah serta mencegah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, pilihan obat antiemetik yang dapat diberikan meliputi promethazine atau prochlorperazine secara oral/rektal.[3]

Pembedahan

Kolesistektomi merupakan terapi definitif dari kolesistitis. Kolesistektomi dapat dilakukan melalui 2 metode yaitu laparoskopi dan laparotomi.

Kolesistektomi Laparoskopi

Kolesistektomi laparoskopi adalah teknik pembedahan pilihan, kecuali jika tedapat kontraindikasi anestesi atau kurangnya ahli bedah laparoskopi. Kolesistektomi laparoskopi sebaiknya dilakukan dalam 72 jam dari onset gejala.

Kelebihan dari metode laparoskopi adalah prosedur minimal invasif, dapat menurunkan mortalitas, morbiditas, risiko infeksi post operasi, dan memperpendek waktu perawatan di rumah sakit jika dibandingkan dengan metode laparotomi.

Terdapat beberapa kondisi yang menjadi kontraindikasi kolesistektomi laparoskopi yakni pasien yang berisiko tinggi terhadap anestesi umum, pasien dengan obesitas, tanda perforasi empedu, kecurigaan malignansi, batu empedu yang besar, penyakit hati stadium akhir disertai hipertensi portal dan koagulopati berat.[3,23,25]

Kolesistektomi Laparotomi

Kolesistektomi laparoskopi merupakan metode yang lebih konvensional dengan insisi yang lebih besar. Metode ini sebaiknya dipilih pada pasien dengan sirosis, kelainan koagulasi, kehamilan, dan kecurigaan terdapat kanker kandung empedu.

Kelainan koagulasi dan sirosis memiliki risiko perdarahan yang tinggi, sehingga akan lebih sulit untuk mengontrol perdarahan jika melalui metode laparoskopi. Jika terdapat komplikasi dari metode laparoskopi, maka kolesistektomi laparotomi akan dilakukan. Hal ini terjadi pada 10% kasus.[26]

Kolesistotomi Perkutan

Pada pasien yang memerlukan penanganan secepatnya, namun dalam keadaan sakit berat atau sangat berisiko tinggi jika dilakukan kolesistektomi, pasien harus diterapi secara konservatif dan perlu dipertimbangkan untuk dilakukan kolesistotomi perkutan. Prosedur yang dilakukan adalah drainase lumen dengan memasang kateter pada kandung empedu yang di pandu dengan USG. Prosedur ini dapat meredakan inflamasi lokal dan sistemik, serta meningkatkan perbaikan klinis sebesar 80%.[27,28]

Pengobatan Menggunakan Endoskopi

Tak hanya sebagai pemeriksaan penunjang diagnosis, endoskopi juga dapt digunakan untuk tujuan terapi kolesistitis. Metode endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) dapat memudahkan visualisasi anatomi dan pengambilan batu dari duktus empedu.

Metode drainase bilier menggunakan ultrasonografi endoskopi atau endoscopic ultrasonographic (EUS) dinilai dapat berguna sebagai intervensi primer atau sekunder pada kondisi di mana terdapat obstruksi bilier dan prosedur drainase inkomplit sebelumnya, ampula yang sulit diakses, dan kegagalan kanulasi pada prosedur ERCP sebelumnya.[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

 

Referensi

3. Bloom AA. Cholecystitis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/171886-overview
7. Gomes CA, Junior CS, Saveiro SD, Sartelli M, Kelly MD, Gomes CC, et al. Acute calculous cholecystitis: Review of current best practices. World J Gastrointest Surg 2017 May 27; 9(5): 118-126. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5442405/pdf/WJGS-9-118.pdf
23. Gomi H, Solomkin JS, Schlossberg D, Okamoto K, Takada T, Strasberg SM. Tokyo Guidelines 2018: antimicrobial therapy for acute cholangitis and cholecystitis. J Hepatobiliary Pancreat Sci (2018) 25:3–16. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1002/jhbp.518
24. Vollmer CM, Zakko SF, Afdhal NH. 2019. Treatment of acute calculous cholecystitis. https://www.uptodate.com/contents/treatment-of-acute-calculous-cholecystitis#H3
25. Coccolini F, Catena F, Pisano M, Gheza F, Fagiuoli S, Di Saverio S. Open versus laparoscopic cholecystectomy in acute cholecystitis. Systematic review and meta-analysis. Int J Surg. 2015;18:196. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=25958296
26. Hope WW. Open cholecystectomy. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1582261-overview#a2
27. Loozen CS, Santvoort HCV, Duijvendijk PV, Besselink MGH, Gouma DJ, Nieuwenhuijzen GAP. Laparoscopic cholecystectomy versus percutaneous catheter drainage for acute cholecystitis in high risk patients (CHOCOLATE): multicentre randomised clinical trial. BMJ 2018;363:k3965. https://doi.org/10.1136/bmj.k3965
28. Gulaya K, Desai SS, Sato K. Percutaneous Cholecystostomy: Evidence-Based Current Clinical Practice. Semin Intervent Radiol. 2016;33(4):291–296. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5088094/

Diagnosis Kolesistitis
Prognosis Kolesistitis

Artikel Terkait

  • Diet Pasca Kolesistektomi
    Diet Pasca Kolesistektomi
  • Tidak Diperlukan Pemeriksaan Golongan Darah dan Penyimpanan Darah Preoperatif Secara Rutin pada Kolesistektomi Laparoskopik
    Tidak Diperlukan Pemeriksaan Golongan Darah dan Penyimpanan Darah Preoperatif Secara Rutin pada Kolesistektomi Laparoskopik
  • Rekomendasi Terapi Antibiotik pada Kolesistitis dan Kolangitis Akut
    Rekomendasi Terapi Antibiotik pada Kolesistitis dan Kolangitis Akut
  • Teknik Penutupan Laparotomi untuk Mengurangi Risiko Hernia Insisional
    Teknik Penutupan Laparotomi untuk Mengurangi Risiko Hernia Insisional
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 27 September 2022, 14:44
Terapi diare pada pasien pasca kolesistektomi - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang dr. Bayu, SpPD, apa terapi/obat yang dapat diberikan untuk pasien yang setiap hari diare. Riwayat kolesistektomi + 2 bulan lalu. Apakah obat...
Anonymous
Dibalas 02 Maret 2022, 10:50
Kolesistektomi - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Siang dr. irene, SpBSaya mau bertanya, pada indikasi apa tindakan open cholecystectomy lebih dipilih daripada kolesistektomi laparoskopik?Terimakasih, dok.
dr. Novia Mulia Pertiwi
Dibalas 30 Agustus 2021, 14:57
Membedakan nyeri kolesistitis dengan nyeri lambung - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr. Novia Mulia Pertiwi
1 Balasan
Alo Dr. dr. Fardah, ijin bertanya. Bagaimana cara membedakan nyeri yg disebabkan oleh kolesistitis akut, dgn gejala ulkus atau gastritis pd anamnesis dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.