Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Hirschsprung Disease general_alomedika 2022-09-16T08:38:49+07:00 2022-09-16T08:38:49+07:00
Hirschsprung Disease
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Hirschsprung Disease

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Dasar patofisiologi Hirschsprung disease atau megakolon kongenital adalah keadaan aganglionik pada intestinal, terutama bagian distal. Usus yang aganglionik akan mengalami peningkatan tonus, menyebabkan terjadinya obstruksi usus. Usus bagian proksimal akan mengalami dilatasi sekunder, sebab terjadi gangguan relaksasi.

Motilitas Usus Normal

Fungsi normal usus banyak diatur oleh persarafan pada dinding usus yang disebut enteric nervous system (ENS). Sinyal dari ENS memengaruhi aktivitas sel interstisial Cajal dan otot polos untuk menghasilkan gerakan kontraksi dan relaksasi di sepanjang usus.

ENS tidak berfungsi pada penderita Hirschsprung disease. Hal ini mengakibatkan aktivitas sistem kolinergik dan adrenergik meningkat 2–3 kali lipat dibandingkan usus normal. Efek eksitasi dari sistem kolinergik lebih dominan daripada efek relaksasi dari sistem adrenergik, sehingga terjadi peningkatan tonus otot polos, tanpa relaksasi. Fenomena ini menyebabkan ketidakseimbangan tonus otot, gerakan peristaltik yang tidak terkontrol, dan obstruksi usus fungsional.[3,7]

Disfungsi Motilitas Usus

Pada Hirschsprung disease, terdapat bagian usus yang tidak memiliki persarafan, atau disebut juga aganglionik. Bagian usus yang paling sering terkena adalah kolon bagian distal, terutama segmen rektosigmoid.[3,7]

Gejala pada penderita Hirschsprung disease muncul karena tidak terjadinya gerakan peristaltik. Bagian usus aganglionik akan berkontraksi secara terus-menerus, yang menyebabkan pasase tinja dan udara sulit terjadi. Akibatnya, muncul konstipasi kronis, distensi abdomen, gagal tumbuh yang berhubungan dengan menurunnya asupan makanan, serta muntah bilier.[3,7]

Mekanisme disfungsi motilitas usus pada Hirschsprung disease masih belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa hipotesis yang mendasarinya, yaitu terjadinya gangguan pada inervasi nitrergik, sel interstisial Cajal, sel enteroendokrin, sel otot polos, serta pada matriks ekstraseluler.[2,8]

Inervasi Nitrergik

Nitrit oksida (NO) merupakan hasil sintesis dari reaksi yang melibatkan enzim nitrit oksida sintase (NOS). NO merupakan neurotransmitter yang berfungsi untuk merelaksasi otot polos. Kadar NOS pada penderita Hirschsprung disease ditemukan lebih rendah dibandingkan normal, sehingga menyebabkan penurunan relaksasi, yang berdampak pada gangguan peristaltik usus.[2,8]

Sel Interstitial Cajal

Sel interstitial Cajal adalah pemacu aliran listrik pada usus yang berfungsi mengatur pergerakan atau motilitas usus. Sel ini tersebar di seluruh bagian usus dan terletak pada bagian submukosa serta lapisan otot. Meskipun distribusi sel ditemukan normal pada penderita Hirschsprung disease, tetapi terdapat gangguan fungsi.[2,8]

Sel Enteroendokrin

Sel enteroendokrin berperan dalam kontraksi dinding usus dengan bantuan dari zat 5-hidroksitriptamin. Jenis sel ini mengalami peningkatan pada area aganglionik penderita Hirschsprung disease dibandingkan dengan usus normal.[2,8]

Sel Otot Polos

Terdapat defisiensi beberapa zat yang normalnya ada dalam sel otot polos usus normal, seperti sitoskeleton dan NCAM yang penting untuk mempertahankan dan berperan dalam perkembangan sistem saraf usus.[2,8]

Matriks Ekstraseluler

Zona aganglionik pada usus penderita Hirschsprung disease memiliki kadar laminin, kolagen tipe IV, glikosaminoglikan, dan proteoglikan lebih tinggi dibandingkan dengan area ganglionik yang normal. Hal ini diduga berperan dalam perkembangan penyakit.[2,8]

Hirschsprung Disease Segmen Pendek dan Segmen Panjang

Pada mayoritas kasus, yaitu sekitar 80%, Hirschsprung disease akan terbatas pada kolon rektosigmoid. Keadaan ini dikenal dengan Hirschsprung disease segmen pendek, yaitu yang mengenai 10% terakhir dari seluruh panjang usus. Namun, pada 15–20% pasien, keadaan aganglionik dapat ditemukan juga di proksimal kolon sigmoid, atau dikenal dengan Hirschsprung disease segmen panjang. Aganglionik kolon total terjadi pada 3–7% pasien.[4,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

2. Puri P, Friedmacher F. Hirschsprung’s Disease. Rickham’s Neonatal Surgery, 2018. 809–828. doi:10.1007/978-1-4471-4721-3_40
3. Wagner J. Hirschsprung disease: Background, Pathophysiology, Epidemiology Medscape. 2021.https://emedicine.medscape.com/article/178493-overview#a6
4. Lotfollahzadeh S, Taherian M, Anand S. Hirschsprung Disease. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562142/
7. Heuckeroth RO. Hirschsprung disease - integrating basic science and clinical medicine to improve outcomes. Nat Rev Gastroenterol Hepatol. 2018 Mar;15(3):152-167. doi: 10.1038/nrgastro.2017.149.
8. Rintala R, Losty P, Hutson J, Flake A, Rickham P, lwai N. Rickham's Neonatal Surgery. London: Springer; 2018.

Pendahuluan Hirschsprung Disease
Etiologi Hirschsprung Disease

Artikel Terkait

  • Red Flag Muntah pada Neonatus
    Red Flag Muntah pada Neonatus
  • Video Alomedika - Tanda Bahaya Muntah pada Neonatus
    Video Alomedika - Tanda Bahaya Muntah pada Neonatus
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Desember 2024, 13:38
Penanganan neonatus belum BAB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya dok, untuk bayi yang baru lahir saya setahu saya masih normal jika belum BAB hingga 48 jam pertama setelah lahir. Jika sudah lewat...
dr. Nurul Falah
Dibalas 07 November 2019, 16:47
Tidak keluarnya mekonium pada bayi yang baru lahir 36 jam
Oleh: dr. Nurul Falah
4 Balasan
Alodok, izin bertanya. Ada user mengeluhkan bayinya yang baru lahir 36 jam belum keluar mekonium sama sekali, lahir UK 37 minggu dengan berat 2,4 kg, lahir...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.