Patofisiologi Hirschsprung Disease
Dasar patofisiologi Hirschsprung disease adalah keadaan aganglionik pada intestinal, terutama bagian distal. Kondisi aganglionik pada usus akan menimbulkan efek inabilitas melakukan relaksasi, menyebabkan gangguan pada refleks inhibisi rektoanal yang normalnya terjadi pada proses defekasi. [5] Mekanisme disfungsi motilitas usus pada Hirschsprung disease masih belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa teori yang diduga menyebabkan hal tersebut:
Inervasi Nitrergik
Nitrit oksida (NO) merupakan hasil sintesis dari reaksi yang melibatkan enzim nitrit oksida sintase (NOS). NO merupakan neurotransmitter yang berfungsi untuk merelaksasi otot polos. Kadar NOS pada penderita Hirschsprung disease ditemukan lebih rendah dibandingkan normal, sehingga menyebabkan penurunan relaksasi yang berdampak pada gangguan peristaltik usus.
Sel Interstitial Cajal
Sel interstitial Cajal adalah pemacu aliran listrik pada usus yang berfungsi mengatur pergerakan atau motilitas usus. Sel ini tersebar di seluruh bagian usus dan terletak pada bagian submukosa serta lapisan otot. Meskipun distribusi sel ditemukan normal pada penderita hirschsprung, namun penelitian menunjukkan adanya gangguan fungsi.
Sel Enteroendokrin
Sel enteroendokrin berperan dalam kontraksi dinding usus dengan bantuan dari zat 5-hidroksitriptamin. Jenis sel ini mengalami peningkatan pada area aganglionik penderita Hirschsprung dibandingkan dengan usus normal.
Sel Otot Polos
Terdapat defisiensi beberapa zat yang normalnya ada dalam sel otot polos usus normal, seperti sitoskeleton dan NCAM yang penting untuk mempertahankan dan berperan dalam perkembangan sistem saraf usus.
Matriks Ekstraseluler
Zona aganglionik pada usus penderita Hirschsprung disease memiliki kadar laminin, kolagen tipe IV, glikosaminoglikan, dan proteoglikan lebih tinggi dibandingkan dengan area ganglionik yang normal. Hal ini diduga berperan dalam perkembangan penyakit. [2,6]