Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Trikomoniasis monika-natalia 2023-01-19T15:28:17+07:00 2023-01-19T15:28:17+07:00
Trikomoniasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Epidemiologi Trikomoniasis

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Berdasarkan data epidemiologi mengenai trikomoniasis, infeksi ini paling sering ditemukan pada orang yang berhubungan seksual dengan multiple partner dan memiliki riwayat infeksi menular seksual.

Namun, data spesifik epidemiologi trikomoniasis hanya berupa estimasi karena trikomoniasis bukan merupakan penyakit yang wajib dilaporkan (not a reportable disease). Belum adanya rekomendasi skrining terhadap penyakit trikomoniasis, mayoritas kasus yang  bersifat asimtomatik dan sering underdiagnosis juga mempersulit pengambilan data epidemiologi.[1,2,4]

Global

World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden trikomoniasis melebihi 220 juta kasus di seluruh dunia. Berdasarkan usia, prevalensi trikomoniasis pada dewasa usia >25 tahun (4%) lebih tinggi dibandingkan prevalensi trikomoniasis pada usia 18-24 tahun (2,3%).

Meski trikomoniasis dapat terjadi pada wanita dan pria, prevalensi trikomoniasis pada wanita ditemukan lebih tinggi dibandingkan pada pria, terutama wanita usia 40-49 tahun. Hal ini berbeda dengan klamidia, dimana infeksi lebih banyak ditemukan pada wanita usia 18-24 tahun.[1,2,3]

Di Amerika, trikomoniasis termasuk infeksi menular seksual yang paling sering terjadi, dengan perkiraan prevalensi 8 juta kasus per tahun, yaitu 0,5% pada pria dan 2,1% pada wanita usia 14-59 tahun. Pada tahun 2018, diestimasi kasus trikomoniasis di Amerika mencapai 2,6 juta, tetapi hanya 30% pasien yang menunjukkan gejala (simtomatik).

Insidensi trikomoniasis di Eropa mirip dengan di Amerika Serikat, sedangkan di Afrika, prevalensi trikomoniasis berkisar antara 11-25%.[2]

Indonesia

Data epidemiologi nasional trikomoniasis di Indonesia masih terbatas. Berdasarkan laporan kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada triwulan pertama di tahun 2021, didapatkan kasus penyakit infeksi menular seksual di Indonesia berdasarkan pendekatan laboratorium berjumlah 7.364 kasus, dimana 5.160 kasus merupakan duh vagina dan 1.451 kasus merupakan discharge uretra. Sedangkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium, dilaporkan kasus trikomoniasis sebanyak 342 kasus dalam 1 triwulan.[7]

Meski demikian, data tersebut hanya merepresentasikan sebagian kecil kasus karena keterbatasan dalam pelayanan serta seringnya pemberian terapi empiris tanpa konfirmasi dari pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu.[7]

Mortalitas

Trikomoniasis umumnya tidak mengakibatkan mortalitas. Trikomoniasis dapat diterapi dengan cepat dan efektif dengan angka kesembuhan 90-100%. Meski demikian, trikomoniasis secara tidak langsung sering dikaitkan dengan peningkatan resiko infeksi menular seksual lainnya seperti gonore, infeksi human papillomavirus (HPV), herpes simplex virus (HSV), human immunodeficiency virus (HIV).

Infeksi-infeksi tersebut dapat mengakibatkan komplikasi seperti servisitis, infeksi kelenjar Sken dan Bartholin, kanker serviks, prostatitis, epididimitis, striktur uretra, bahkan infertilitas. Sementara pada kehamilan, dapat terjadi kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah, ketuban pecah dini, hingga pelvic inflammatory disease.[3,4,6]

Referensi

1. Schumann JA, Plasner S. Trichomoniasis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534826/
2. Smith DS. Trichomoniasis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/230617-overview
3. Centers For Disease Control And Prevention. Trichomoniasis. 2021. https://www.cdc.gov/std/trichomonas/default.htm
4. Centers For Disease Control And Prevention. STI Treatment Guidelines: Trichomoniasis. 2021. https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/trichomoniasis.htm
6. World Health Organization. Trichomoniasis: Frequently Asked Questions. 2019. https://www3.paho.org/hq/index.php?option=com_content&view=article&id=14939:trichomoniasis-frequently-asked-questions&Itemid=0&lang=en#gsc.tab=0
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit. Laporan Perkembangan HIV AIDS & Penyakit lnfeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan Tahun 2021. 2021. https://hivaids-pimsindonesia.or.id/download/file/Laporan_TW_I_2021_FINAL1.pdf

Etiologi Trikomoniasis
Diagnosis Trikomoniasis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 8 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 9 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 3 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.