Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Farmakologi Vaksin Tifoid general_alomedika 2019-09-17T10:39:15+07:00 2019-09-17T10:39:15+07:00
Vaksin Tifoid
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Vaksin Tifoid

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Vaksin tifoid yang umum digunakan dan beredar luas ada dua macam yaitu vaksin tifoid oral dan vaksin tifoid injeksi / parenteral. Perbedaan keduanya adalah vaksin tifoid oral berasal dari bakteri Salmonella typhi  hidup yang telah dilemahkan, sedangkan vaksin tifoid injeksi bahannya berasal dari bakteri yang telah mati. Jenis vaksin tifoid oral adalah live attenuated Ty21a vaccine, sedangkan vaksin tifoid injeksi tersedia dalam dua jenis, yaitu unconjugated Vi polysaccharide (ViPS) vaccine dan typhoid conjugate vaccine (TCV). Di Indonesia vaksin jenis TCV belum tersedia.  [2,9,10]

Farmakodinamik

Pengaruh vaksin tifoid terhadap tubuh adalah merangsang respon imun untuk mencegah infeksi Salmonella typhi, sehingga tubuh dapat terhindar dari penyakit demam tifoid. Vaksin tifoid oral merangsang respon imun lokal pada traktus gastrointestinal, sedangkan vaksin tifoid injeksi menginduksi peningkatan anti-Vi antibodies di dalam tubuh. Vaksin tifoid oral dapat diberikan mulai anak di atas 6 tahun, sedangkan vaksin tifoid injeksi ViPS bisa diberikan pada anak di atas 2 tahun.[5,10,11]

Vaksin Tifoid Oral

Vaksin tifoid oral sudah dikembangkan sejak awal tahun 1970 an, dalam bentuk sediaan kapsul gelatin berlapis phthalate atau sachet. Vaksin tifoid oral berisi lyophilised Ty21a, yaitu strain mutant Salmonella enterica serovar typhi (S. typhi) dari bakteri hidup yang telah dilemahkan.[2,9]

Ty21a Vaccine (Vivotif) bekerja dengan cara merangsang respon imun lokal pada traktus gastrointestinal. Bakteri yang dilemahkan merangsang biosintesis lipopolysaccharide yang akhirnya menginduksi respon protektif imunitas pasien. Vaksin ini merangsang pembentukan serum IgG, sekresi IgA intestinal dan respon cell-mediated immune. Lipopolysaccharide yang terbentuk intermediates di dinding usus juga berperan melemahkan sifat virulen bakteri, sehingga bakteri yang dilemahkan dalam vaksin akan mengalami lisis sebelum dapat menyebabkan infeksi.[2,9,10]

Daya proteksi dilaporkan ada yang mencapai 100%, tetapi di Indonesia hanya 36-66%. Vaksin jenis ini tidak diberikan pada anak di bawah 6 tahun. [11]

Vaksin Tifoid Injeksi

Vaksin tifoid injeksi yaitu vaksin polisakarida Vi (unconjugated Vi polysaccharide / ViPS) bekerja menginduksi anti-Vi antibodies di dalam tubuh yang secara langsung berfungsi sebagai sistem imun untuk melawan infeksi bakteri Salmonella typhi.[2,11]

Vaksin tifoid injeksi yang mengandung polisakarida Vi dari basil salmonella diproduksi dengan memfermentasi strain Ty2, menginaktivasinya dengan formaldehide, kemudian mengekstraksi polysaccharide dari supernatan menggunakan pembersih. Studi menunjukkan bahwa tingkat efektivitas pemberian vaksin parenteral Typhoid Vi Polysaccharide Vaccine hingga 74% dalam mencegah terjadinya infeksi pada anak mulai dari usia 2 tahun dan dewasa, setelah dilakukan observasi pada suatu komunitas dalam uji klinis selama 20 minggu berturut-turut. [2,10]

Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia, vaksin tifoid polisakarida Vi mempunyai daya proteksi 60-70% pada orang dewasa dan anak di atas 5 tahun. Vaksin jenis ini tidak diberikan pada anak dibawah 2 tahun.[11]

Farmakokinetik

Vaksin tifoid oral membutuhkan waktu 1 minggu sebelum bekerja dalam tubuh, sedangkan vaksin tifoid injeksi dianjurkan untuk diberikan 2 minggu sebelum pergi ke daerah endemik. Lama proteksi vaksin tifoid oral bisa bertahan selama 5 tahun, sedangkan vaksin tifoid injeksi perlu di booster setiap 3 tahun.

Vaksin Tifoid Oral

Vaksin tifoid oral dalam tubuh membutuhkan waktu sekitar 1 minggu setelah pemberian dosis terakhir sebelum bekerja. Vaksin tifoid oral berisi galur non patogen Salmonella Typhi strain Ty21 yang diturunkan secara kimia dari bakteri Salmonella typhi liar yang dilemahkan. Galur Salmonella Typhi Ty21a tersebut sudah tidak dapat terdeteksi pada feses pasien lebih dari 3 hari setelah menerima vaksin.

Uji klinis yang telah dilakukan di beberapa negara endemik demam tifoid (Chili, Mesir dan Indonesia), menunjukkan berbagai tingkat perlindungan terhadap demam tifoid. Sebuah uji klinis besar pada lebih dari 200.000 anak sekolah dalam membandingkan efektivitas dosis vaksin tifoid oral bila diberikan dengan 2, 3 ataupun 4 dosis. Studi tersebut menunjukkan bahwa respon imun  tubuh terbentuk hanya dengan 3 dosis vaksin tifoid oral, namun pemberian 4 dosis vaksin tifoid oral yang diberikan selang sehari dalam  1 minggu, memberikan hasil yang lebih signifikan dalam melindungi pasien dari infeksi demam tifoid. Lama proteksi bertahan selama 5 tahun. [10,11]

Vaksin Tifoid Injeksi

Setelah dilakukan injeksi, 85–95% orang dewasa dan anak usia >2 tahun dengan cepat mengembangkan anti-Vi antibodies. Namun dianjurkan untuk melakukan vaksinasi 2 minggu sebelum perjalanan ke daerah endemik untuk memastikan vaksin bekerja. Vaksin tifoid injeksi yang berisi polisakarida Vi perlu di booster setiap 3 tahun. [10,14]

Vaksin ini telah digunakan dalam uji klinis di negara endemik demam tifoid (Cina, Nepal dan Afrika selatan), dengan hasil memperlihatkan tingkat proteksi moderat terhadap infeksi demam tifoid. Sebuah studi yang mengevaluasi keamanan dan imunogenisitas vaksin Typhim Vi dilakukan pada 175 anak Indonesia. Persentase anak-anak berusia 2 hingga 5 tahun yang mencapai tingkat antibodi 7 kali lipat atau lebih tinggi dalam 4 minggu setelah vaksinasi adalah 96,3% [10,11,17]

Referensi

2. Camp, ROV and Shorman, Mahmoud. Typhoid Vaccine. StatPearls [Internet]. 2018. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470571/
5. World Health Organization. Summary of the WHO Position Paper on Typhoid vaccines: WHO position paper – March 2018. Available from : https://www.who.int/immunization/policy/position_papers/PP_typhoid_2018_summary.pdf?ua=1
9. World Health Organization. Information Sheet Observed Rate Of Vaccine Reactions Typhoid Vaccine. 2014. Available from : https://www.who.int/vaccine_safety/initiative/tools/Typhoid_vaccine_rates_information_sheet.pdf?ua=1
10. Australian Government. Department of Health. Typhoid fever. 2018. Available from : https://immunisationhandbook.health.gov.au/vaccine-preventable-diseases/typhoid-fever#expand-collapse-all-top
11. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Available from : http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk3642006.pdf?opwvc=1
14. Centers for Disease Control and Preventions. Typhoid Vaccines. 2012, last reviewed 2019. Available from : https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/typhoid.html
17. Typhoid Vi Polysaccharide Vaccine. Typhim Vi ®. 2014. Available from : https://www.fda.gov/media/75993/download

Pendahuluan Vaksin Tifoid
Formulasi Vaksin Tifoid

Artikel Terkait

  • Imunisasi Kejar
    Imunisasi Kejar
  • Membedakan Infeksi Bakteri dan Virus dengan Tes Host Protein Assay
    Membedakan Infeksi Bakteri dan Virus dengan Tes Host Protein Assay
  • Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
    Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
  • Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
    Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
  • Video Alomedika - Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
    Video Alomedika - Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Livia Kurniati Saputra
28 Maret 2022
Manfaat dan Keamanan Vaksinasi Tifoid - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Livia Kurniati Saputra
1 Balasan
ALO Dokter,Demam tifoid masih menjadi penyakit endemik di Indonesia. Upaya pencegahan dan pengendalian demam tifoid dilakukan dengan menjaga kebersihan, pola...
dr. Livia Kurniati Saputra
09 Maret 2022
Artikel SKP Alomedika - Tes Widal Sebagai Pemeriksaan Awal Demam Tifoid: Masihkan Bermanfaat?
Oleh: dr. Livia Kurniati Saputra
1 Balasan
ALO Dokter,Demam tifoid merupakan penyakit endemis di Indonesia. Tes Widal telah digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk diagnosis demam tifoid sejak...
Anonymous
01 Maret 2022
Demam klasik tifoid apakah masih bisa? - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Kholidatul Husna SpPD, apakah gejala demam tifoid yang klasik masih bisa dijadikan patokan saat ini? terimakasih

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.