Kontraindikasi dan Peringatan Vaksin Tifoid
Kontraindikasi pemberian vaksin tifoid adalah memiliki reaksi alergi terhadap jenis vaksin yang sama. Khusus untuk vaksin tifoid oral dikontraindikasikan pada anak di bawah 6 tahun, wanita hamil dan pasien imunokompromais. Sedangkan vaksin tifoid injeksi dikontraindikasikan untuk anak dibawah 2 tahun. Peringatan pada pemberian vaksin tifoid oral di antaranya tidak boleh diberikan pada orang yang sedang sakit atau mengonsumsi antibiotik. Dan peringatan untuk pemberian vaksin tifoid injeksi adalah tidak boleh diberikan secara intravena.
Kontraindikasi
Kontraindikasi pemberian vaksin tifoid dibedakan berdasarkan jenis oral dan injeksi.
Vaksin Tifoid Oral
Vaksin tifoid oral tidak boleh diberikan kepada :
- Anak-anak usia dibawah 6 tahun
- Orang-orang yang diketahui memiliki reaksi alergi terhadap vaksin tifoid oral atau bahan pembuatan vaksin
- Wanita hamil
- Jika sedang sakit, pemberian vaksin tifoid oral harus ditunda sampai pasien sembuh dari penyakitnya. Apabila sedang mengonsumsi antibiotik, pasien harus menunggu hingga setidaknya 3 hari setelah berhenti minum antibiotik baru dapat diberikan vaksin tifoid oral
- Jika pasien imunokompromais seperti : HIV/AIDS, kanker, sedang mengonsumsi obat-obatan yang menurunkan sistem imun maka pasien sebaiknya tidak mendapatkan vaksin tifoid oral dan dapat diberikan vaksin tifoid injeksi
- Vaksin tidak diperuntukkan untuk mengobati pasien yang sedang mengalami demam tifoid fase akut [1,4,5]
Vaksin Tifoid Injeksi
Vaksin tifoid injeksi tidak boleh diberikan kepada :
- Anak-anak dibawah usia 2 tahun, kecuali TCV (Typhoid conjugate vaccine) yang dapat diberikan sejak usia 6 bulan
- Orang-orang yang diketahui memiliki reaksi alergi terhadap vaksin tifoid injeksi atau bahan pembuatan vaksin
- Jika sedang sakit, pemberian vaksin tifoid injeksi harus ditunda sampai pasien sembuh dari penyakitnya [1,5]
Peringatan
Vaksin tifoid oral tidak boleh diberikan pada penderita gastrointestinal akut. Selain itu, vaksin Ty21a ini juga tidak diberikan pada pasien yang sedang mengonsumsi sulfonamida (kotrimoksazol, sulfisoxazole) dan antibiotik lainnya, karena secara aktif akan melawan bakteri yang dikandung dalam vaksin dan mencegah terjadinya respon imun di dinding usus. Pemberian vaksin tifoid oral ditunda bila terdapat diare atau muntah yang persisten.[4]
Reaksi alergi jarang dilaporkan pada pemberian vaksin tifoid injeksi polisakarida. Vaksin Typhim Vi memberikan perlindungan terhadap risiko infeksi Salmonella typhi, tetapi tidak memberikan perlindungan terhadap bakteri Salmonella paratyphi A atau B, Salmonella non-S typhi, enterica serovar Typhi, atau bakteri lain penyebab penyakit enterik. Respon imun yang terbentuk pada penderita imunodefisiensi mungkin tidak sebaik yang diharapkan.[17]
Vaksin tifoid injeksi jangan diberikan secara intravena. [17]