Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Tifoid
Pada pemberian vaksin tifoid jarang terjadi efek samping. Beberapa efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) misalnya demam, nyeri kepala dan reaksi bengkak kemerahan pada lokasi suntikan. Sedangkan interaksi obat yang perlu diperhatikan terutama pada pasien yang sedang mengonsumsi antibiotik.
Efek samping
Efek samping akibat vaksin tifoid umumnya ringan dan akan hilang dalam beberapa hari. Vaksin tifoid oral dianggap lebih baik karena memiliki efek samping yang ringan dan dapat merangsang sistem imun pada traktus gastrointestinal, yang mana diketahui bahwa bakteri Salmonella typhi menginfeksi terutama melalui traktus gastrointestinal.[1,10]
Vaksin tifoid oral
Efek samping berat dari vaksin tifoid oral kejadiannya sangat jarang. Efek samping yang biasa ditemui pada pemberian vaksin tifoid oral antara lain:
- Nyeri perut (6,4%), mual (5.8%) , muntah (1.5%)
- Nyeri kepala (4.8%), demam (3.3%)
- Diare (2.9%)
- Ruam (1.0%) [1,4]
Vaksin tifoid injeksi
Efek samping berat dari vaksin tifoid injeksi kejadiannya juga sangat jarang. Efek samping vaksin tifoid injeksi antara lain:
- Nyeri, bengkak, atau kemerahan pada daerah bekas suntikan (7 %)
- Nyeri kepala (1,5-3 %)
- Demam (0-1 %) [1,4,5]
Interaksi obat
Vaksin tifoid oral tidak dapat diberikan bersama obat antibiotik dan sulfonamida karena dapat menghalangi imunogenisitas dari vaksin. Beberapa obat anti-malaria, seperti mefloquine, chloroquine, dan proguanil juga tidak dianjurkan diberikan bersama vaksin tifoid oral. Vaksin oral Ty21a masih dapat diberikan pada orang yang sedang mengonsumsi chloroquine tetapi setidaknya harus memiliki jeda minimal 8 sampai 24 jam setelah pemberian mefloquine. [4,5]
Pemberian secara bersamaan antara vaksin tifoid dengan vaksin polio oral atau vaksin yellow fever tidak mempengaruhi atau menurunkan respon imunitas tubuh terhadap vaksin oral galur Ty21. Sementara vaksin tifoid injeksi tidak memiliki interaksi dengan obat atau vaksin apapun.[4,5]