Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Formulasi Vaksin Pertusis general_alomedika 2019-11-18T15:31:45+07:00 2019-11-18T15:31:45+07:00
Vaksin Pertusis
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Formulasi Vaksin Pertusis

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Formulasi vaksin pertusis di Indonesia adalah sediaan kombinasi dengan vaksin lainnya.

Bentuk Sediaan

Vaksin whole cell (wP) dan vaksin aseluler (aP) tersedia dalam bentuk injeksi.

Vaksin Whole Cell

Vaksin wP mengalami proses panjang untuk menilai potensi, toksisitas, sterilitas, dan konsentrasi bakteri. Proses ini menggunakan metode yang berbeda-beda bergantung dari produsennya, sehingga vaksin wP relatif heterogen. Vaksin wP mengandung lipopolisakarida, garam alumunium (berperan sebagai ajuvan), dan tiomersal atau fenoksietanol (berperan sebagai pengawet dalam kemasan dosis multipel).

Vaksin Aseluler

Vaksin aP mengandung satu atau lebih antigen yang telah dipurifikasi. Masing-masing produsen menggunakan antigen yang berbeda dalam pembuatan vaksin ini. Antigen yang dapat ditemukan adalah PT (pertussis toxin), FHA (filamentous hemagglutinin), PRN (pertaktin) dan FIM (fimbrial antigens) tipe 2 dan 3. Selain komponen antigen, masing-masing produsen juga memiliki perbedaan dalam hal jumlah konsentrasi antigen, kolonisasi bakteri yang digunakan saat produksi, metode purifikasi dan detoksifikasi, penggunaan adjuvan dan pengawet, sehingga vaksin ini juga bersifat heterogen. [13-15]

Kombinasi dengan Obat Lain

Sampai saat ini, di Indonesia tidak ada kemasan tunggal yang hanya berisi vaksin pertusis. Vaksin pertusis biasanya digabungkan dengan vaksin lain, seperti vaksin difteri dan tetanus toksoid. Berikut adalah contoh kombinasi vaksin pertusis yang ada di Indonesia :

  • Vaksin pertusis + vaksin difteri + tetanus toksoid dalam sediaan injeksi 0,5 ml
  • Vaksin pertusis + vaksin difteri + tetanus toxoid + vaksin Haemophilus influenzae B + inactivated poliovirus type 1-3 dalam sediaan injeksi 0,5 ml
  • Vaksin pertusis + difteri toxoid + hepatitis B surface antigen + tetanus toxoid + vaksin Haemophilus influenzae B dalam sediaan injeksi 0,5 ml
  • Vaksin pertusis + difteri toxoid + tetanus toxoid + vaksin Haemophilus influenzae B + hepatitis B surface antigen + inactivated poliovirus type 1-3 dalam sediaan injeksi 0,5 ml [16]

Cara Penggunaan

Vaksin wP dan aP diberikan secara intramuskular. Penyuntikan dapat dilakukan di sisi anterolateral paha pada bayi atau di muskulus deltoid untuk anak yang berusia lebih tua.

Sebelum diberikan, vaksin perlu diinspeksi terlebih dahulu. Jika terdapat partikel asing atau warna cairan tidak tampak putih keabuan, maka sebaiknya vaksin tidak digunakan.

Vaksin pertusis yang akan diberikan bersamaan dengan injeksi vaksin lain dapat dilakukan di ekstremitas yang berbeda (sebagai contoh paha kanan dan kiri). Jika terdapat 3 injeksi yang akan diberikan sekaligus, injeksi pertama dan kedua dapat dilakukan di ekstremitas yang sama dengan memberi jarak minimal 2,5 cm antar lokasi injeksi. [13,14]

Cara Penyimpanan

Vaksin wP dan aP tidak boleh dibekukan. Vaksin ini harus disimpan dalam tempat yang tertutup dalam suhu 2 – 8 C. Tidak disarankan untuk menyimpan vaksin di dalam spuit. [13,14]

Referensi

13. Centers for Disease Control and Prevention. Administering diphtheria, tetanus, and pertussis vaccines. 2018. Available from: https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/dtap-tdap-td/hcp/administering-vaccine.html
14. World Health Organization. Pertussis vaccines: WHO position paper – August 2015. Weekly epidemiological record. 2015;35(90):433-60
15. WHO Expert Committee on Biological Standardization. Sixty-second report. Geneva, World Health Organization, 2013 (WHO Technical Report Series No. 979). See Annex 4, Recommendations to assure the quality, safety and efficacy of acellular pertussis vaccines, pp. 187-260
16. BPOM. Vaksin Pertusis. 2019. http://cekbpom.pom.go.id/index.php/home/produk/3gq41u9bqs6m9o0842mr4313r7/all/row/10/page/0/order/4/DESC/search/5/pertussis

Farmakologi Vaksin Pertusis
Indikasi dan Dosis Vaksin Pertusis
Diskusi Terbaru
dr.Dizi Bellari Putri
Hari ini, 13:53
Suplemen Omega-3 Meningkatkan Risiko Atrial Fibrilasi - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter!Tahukah, Dok? Beberapa studi telah melaporkan bahwa penggunaan suplemen asam lemak omega-3 dapat meningkatkan risiko atrial fibrilasi. Padahal...
dr.Dizi Bellari Putri
Hari ini, 09:35
Ask the Expert Spesialis Mata di Forum Diskusi Alomedika - Selasa 5 Juli 2022
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
Alo Dokter!Alomedika akan kembali mengadakan "Ask the Expert" bersama Dokter Spesialis Mata. Yuk, catat tanggal dan jamnya!- Hari: Selasa, 5 Juli 2022-...
Anonymous
Hari ini, 08:06
Salep 24 bagaimana cara penggunaannya
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Izin dok berdiskusi perihal salep 24 yang digunakan untuk pasien scabies dibawah 2 bulan dipakai 3 hari berturut” 72 jam terus menerus atau seperti permetrin...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.