Pendahuluan Vaksin Pertusis
Vaksin pertusis merupakan vaksin yang mencegah timbulnya pertusis atau batuk rejan, penyakit saluran napas akut yang disebabkan oleh Bordetella pertussis. Vaksin pertusis terdiri dari dua jenis, yaitu vaksin whole cell (wP) dan vaksin aselular (aP). Vaksin whole cell merupakan vaksin yang dibuat dari B. pertussis yang dibunuh (baik dengan pemanasan atau dengan pemberian formalin), sedangkan vaksin aseluler merupakan vaksin yang dibuat dari satu antigen atau lebih yang telah dipurifikasi. Vaksin aseluler ini mulai banyak digunakan di negara-negara maju dengan harapan dapat mengurangi reaktogenisitas akibat vaksin wP. [1]
Sampai tahun 2017, vaksinasi dengan 1 dosis pertusis telah mencakup 90% populasi dan vaksinasi dengan 3 dosis pertusis telah mencakup 85% populasi secara global. Jika vaksin pertusis tidak digunakan, maka diperkirakan akan ada lebih dari 1,3 juta kematian akibat pertusis. [2,3,]
Vaksin pertusis whole cell mulai banyak digunakan pada tahun 1940-an, sedangkan vaksin pertusis aseluler mulai diproduksi pada tahun 1970 dan digunakan di Jepang pada tahun 1980. [4] Penggunaannya secara luas bersamaan dengan vaksin difteri dan tetanus dimulai sejak tahun 1974. [2] Di Indonesia, vaksin ini telah masuk ke dalam program pemerintah dan diberikan bersamaan dengan vaksin difteri dan tetanus. [5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Vaksin Pertusis
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Vaksin, serum, dan imunoglobulin [6] |
Subkelas | Vaksin [6] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: C; [7] Kategori TGA: B2 (dalam vaksin kombinasi) [8] |
Wanita menyusui | Ditemukan IgA antipertusis pada ASI [9] |
Anak-anak | Aman digunakan pada anak |
Infant | Aman digunakan pada bayi |
FDA | Approved (dalam vaksin kombinasi) [7] |