Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
general_alomedika 2019-11-18T15:22:49+07:00 2019-11-18T15:22:49+07:00
Vaksin Pertusis
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Vaksin Pertusis

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Vaksin pertusis merupakan vaksin yang mencegah timbulnya pertusis atau batuk rejan, penyakit saluran napas akut yang disebabkan oleh Bordetella pertussis. Vaksin pertusis terdiri dari dua jenis, yaitu vaksin whole cell (wP) dan vaksin aselular (aP). Vaksin whole cell merupakan vaksin yang dibuat dari B. pertussis yang dibunuh (baik dengan pemanasan atau dengan pemberian formalin), sedangkan vaksin aseluler merupakan vaksin yang dibuat dari satu antigen atau lebih yang telah dipurifikasi. Vaksin aseluler ini mulai banyak digunakan di negara-negara maju dengan harapan dapat mengurangi reaktogenisitas akibat vaksin wP. [1]

Sampai tahun 2017, vaksinasi dengan 1 dosis pertusis telah mencakup 90% populasi dan vaksinasi dengan 3 dosis pertusis telah mencakup 85% populasi secara global. Jika vaksin pertusis tidak digunakan, maka diperkirakan akan ada lebih dari 1,3 juta kematian akibat pertusis. [2,3,]

Vaksin pertusis whole cell mulai banyak digunakan pada tahun 1940-an, sedangkan vaksin pertusis aseluler mulai diproduksi pada tahun 1970 dan digunakan di Jepang pada tahun 1980. [4] Penggunaannya secara luas bersamaan dengan vaksin difteri dan tetanus dimulai sejak tahun 1974. [2] Di Indonesia, vaksin ini telah masuk ke dalam program pemerintah dan diberikan bersamaan dengan vaksin difteri dan tetanus. [5]

Tabel 1. Deskripsi Singkat Vaksin Pertusis

Perihal Deskripsi
Kelas Vaksin, serum, dan imunoglobulin [6]
Subkelas Vaksin [6]
Akses Resep
Wanita hamil

Kategori FDA: C; [7]

Kategori TGA: B2 (dalam vaksin kombinasi) [8]

Wanita menyusui Ditemukan IgA antipertusis pada ASI [9]
Anak-anak Aman digunakan pada anak
Infant Aman digunakan pada bayi
FDA

Approved (dalam vaksin kombinasi) [7]

Referensi

1. WHO SAGE pertussis working group. Background paper. 2014. Available from: http://www.who.int/immunization/sage/meetings/2014/april/1_Pertussis_background_FINAL4_web.pdf?ua=
2. Brenzel L, Wolfson LJ, Fox-Rushby J, Miller M, Halsey NA. Vaccine preventable diseases. In: Jamison DT, Breman JG, Measham AR et al. eds. Disease control priorities in developing countries. 2nd ed. New York, Oxford University Press, 2006:389–412. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11768/
3. World Health Organization. Global and regional immunization profile. 2018. Available from: https://www.who.int/immunization/monitoring_surveillance/data/gs_gloprofile.pdf?ua=1
4. Marzouqi I, Richmond P, Fry S, Wetherall J, Mukkur T. Development of improved vaccines against whooping cough: Current status. Human Vaccines. 2010;6(7):543-553
5. Gunardi H, Kartasasmita CB, Hadinegoro SRS, Satari HI, Soedjatmiko, Oswari H, et al. Jadwal imunisasi anak usia 0 – 18 tahun: rekomendasi ikatan dokter anak indonesia 2017. Sari Pediatri. 2017;18(5):417-22
6. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013. KMK No. 312/MENKES/SK/IX/2013 Indonesia; 2013 p. 1–65
7. Sanofi Pasteur. Product Information. 2016. Available from: https://www.fda.gov/downloads/biologicsbloodvaccines/vaccines/approvedproducts/ucm142764.pdf
8. Australian Government: Department of Health Therapeutic Goods Administration. Prescribing medicines in pregnancy database. 2018. Available from: https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database#classification
9. Halperin BA, Morris A, Mackinnon-Cameron D et al. Kinetics of the antibody response to tetanus-diphtheria-acellular pertussis vaccine in women of childbearing age and postpartum women. Clin Infect Dis. 2011;53:885-92

Farmakologi Vaksin Pertusis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 16:55
Tatalaksana pasien CHF dengan dehidrasi - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Sonny, Sp. JP izin Tanya, pada tatalaksana pasien CHF diperlukan retriksi cairan dan terapi diuretik. Namun pada kondisi tertentu seperti pada pasien...
Anonymous
Kemarin, 16:54
Tapering off penggunaan betablocker - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr Sonny, SpJP,Ijin bertanya dok, untuk penggunaan betablocker tappering off yang baik bagaimana ya dok?Terimakasih 
Anonymous
Kemarin, 16:47
Hipertensi pada ADHD - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, saya punta pasien remaja usia 17 tahun, laki2 ADHD.. setiap di tensi 150/90.. bagaimana penanganannya? apakah mungkin white coat hypertension?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.