Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vaksin Difteri general_alomedika 2019-11-25T15:48:48+07:00 2019-11-25T15:48:48+07:00
Vaksin Difteri
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vaksin Difteri

Oleh :
dr. Aghnia Putri
Share To Social Media:

Pemberian vaksinasi toksoid difteri pada kehamilan tidak ada bukti adanya risiko janin (FDA kategori C, TGA kategori A). Vaksinasi difteri, bersama dengan pertusis dan tetanus, diberikan selama kehamilan bertujuan untuk meningkatkan kekebalan dan meningkatkan durasi perlindungan pada ibu yang belum menerima dosis booster yang direkomendasikan. Selain itu,  juga untuk melindungi bayi yang akan dilahirkan nanti. [1,3,5,7]

Penggunaan pada Kehamilan

Penggunaan pada kehamilan, vaksin difteri masuk kategori FDA C, yaitu pada studi hewan menunjukkan efek buruk pada janin, namun belum ada studi pada wanita hamil. Sedangkan menurut TGA masuk kategori A, yaitu telah digunakan oleh banyak wanita hamil dan tidak menunjukkan efek buruk pada janin. Oleh karena itu, vaksinasi difteri dilakukan pada kehamilan bila manfaatnya lebih besar daripada risiko terhadap janin. [3,5]

Vaksinasi selama kehamilan tidak diperlukan untuk melindungi bayi yang baru lahir dari difteri, tetapi pemberian vaksin difteri kombinasi dengan vaksin pertusis dan vaksin tetanus dapat digunakan untuk melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatal dan pertusis pada bayi baru lahir. [1,3,5]

Pada ibu hamil, dapat diberikan vaksin Tdap pada usia kehamilan 27-36 minggu, untuk memaksimalkan transfer antibodi ke janin. [7]

Penggunaan pada Ibu Menyusui

Tidak ada informasi mengenai keberadaan obat ini dalam ASI, efek pada bayi yang disusui, atau efek pada produksi ASI. CDC menyatakan bahwa vaksin toksoid, inaktivasi, rekombinan, subunit, polisakarida, dan konjugat, tidak berisiko untuk ibu menyusui, ataupun untuk bayi. [1,3,5,8]

Referensi

1. Shaun A Truelove, Lindsay T Keegan, William J Moss, Lelia H Chaisson, Emilie Macher, Andrew S Azman, Justin Lessler, Clinical and Epidemiological Aspects of Diphtheria:A Systematic Review and Pooled Analysis, Clinical Infectious Diseases, , ciz808, https://doi.org/10.1093/cid/ciz808
3. MIMS Indonesia. Vaksin DTP. 2018. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/vaccine%2c%20dtp/?type=brief&mtype=generic
5. European Medicines Agency. Vaxelis. 2018 https://www.ema.europa.eu/en/documents/assessment-report/vaxelis-epar-public-assessment-report_en.pdf
7. CDC. Guidelines for Vaccinating Pregnant Women. August 2016. Available at: https://www.cdc.gov/vaccines/pregnancy/hcp-toolkit/guidelines.html#tdap
8. CDC. Breastfeeding and Vaccination. August 2016. Available at: https://www.cdc.gov/vaccines/pregnancy/hcp-toolkit/guidelines.html#bfeeding

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Va...

Artikel Terkait

  • Rekomendasi Pemberian Vaksin pada Pasien Immunocompromised
    Rekomendasi Pemberian Vaksin pada Pasien Immunocompromised
  • Demam Bukan Merupakan Alasan Penundaan Pemberian Vaksinasi
    Demam Bukan Merupakan Alasan Penundaan Pemberian Vaksinasi
  • Cara Menyiasati Keraguan Vaksin
    Cara Menyiasati Keraguan Vaksin
  • Interval Pemberian Vaksin COVID-19 dan Vaksin Lain
    Interval Pemberian Vaksin COVID-19 dan Vaksin Lain
  • Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020
    Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
13 September 2021
Pasien wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, seorang wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir, terasa nyeri juga saat menelan...
dr. Alya Hananti
26 November 2019
Efek dari imunisasi tetanus dan difteri yang diberikan dengan selang waktu hanya 1 tahun
Oleh: dr. Alya Hananti
9 Balasan
Alo, Dok. Izin bertanya, saya mendapatkan user yg anaknya diberikan booster imunisasi tetanus dan difteri terlalu dekat, yaitu saat TK dan kelas 1 SD, jadi...
dr. Riko Saputra
10 Agustus 2019
Penanganan kontak erat difteri
Oleh: dr. Riko Saputra
4 Balasan
Alodokter, ijin bertanya jika kita menemui pasien difteri maka apa saja yang perlu kita minum sebagai profilaksis?? Apakah ckup dengan antibiotik seperti...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.