Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Methadone general_alomedika 2018-09-14T16:32:54+07:00 2018-09-14T16:32:54+07:00
Methadone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Methadone

Oleh :
dr. Tanessa Audrey Wihardji
Share To Social Media:

Penggunaan methadone pada kehamilan dikategorikan oleh FDA sebagai kategori C. Pada ibu menyusui, methadone diekskresikan melalui ASI.

Penggunaan Methadone pada Ibu Hamil

Kategori C (FDA): Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[7,8]

Penelitian methadone pada wanita hamil menyatakan hasil yang tidak konsisten dan belum ditemukan hubungan yang jelas antara methadone dan efeknya pada fetal. Hal yang dapat terjadi pada kehamilan diantaranya adalah peningkatan risiko prematur, intrauterine growth retardation (IUGR), dan mortalitas fetal. Observasi klinis in utero juga menunjukkan penurunan aktivitas janin, respirasi, dan denyut jantung janin pada ibu hamil konsumsi methadone oral setiap hari dibandingkan wanita hamil normal. [7]

Jika dibandingkan dengan adiksi heroin, penggunaan methadone pada wanita hamil menghasilkan keluaran yang lebih baik. Pada trimester ketiga konsumsi methadone dosis tinggi berhubungan dengan semakin baiknya pertumbuhan janin dibandingkan wanita hamil adiksi heroin yang tidak diobati.[7]

Selain itu, sampai saat ini belum ditemukan bukti toksisitas akibat methadone pada fetal, namun dapat terjadi NAS (Neonatal Abstinence Syndrome) dan efek postnatal methadone. NAS terjadi pada 60-90% neonatal pada wanita hamil dependensi opioid yang mendapat methadone management therapy (MMT) disebabkan karena penarikan dari methadone pada hari-hari pertama kehidupan neonatus (48-72 jam). Gejalanya berupa tangisan melengking, hiperrefleks, tremor, hipertonik, konvulsi, regurgitasi, diare, dehidrasi, hidrosis, demam, takipnea, abrasi kulit, nafsu makan buruk, hidung tersumbat (Finnegan scale).[7]

Keluaran postnatal yang terekspos oleh methadone adalah penurunan lingkar kepala, tinggi, dan kenaikan berat badan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak hingga usia 5.5 tahun. Selain itu methadone juga meningkatkan risiko terjadinya mortalitas, mikrosefali, strabismus, dan gangguan perilaku (mood, kognitif, dan atensi).

Penggunaan Methadone pada Ibu Menyusui

Methadone juga diekskresikan dalam ASI sehingga bayi terekspos methadone. Rasio ASI:plasma methadone bervariasi antara 0.05-1.89, rata-rata per harinya infant hanya terekspos 0.01 – 0.1 mg/hari.  Eliminasi methadone pada bayi lebih lama (32.5 jam) daripada dewasa (24 jam) sehingga terdapat potensi toksisitas methadone pada infant. Edukasi ibu untuk mengenali tanda-tanda toksisitas seperti peningkatan rasa kantuk, kesulitan menyusu, kesulitan bernapas, atau lemas.

Laktasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi NAS. Bayi terus mendapat methadone dalam dosis minimal yang berfungsi sebagai analgesik gejala penarikan (withdrawal). Tidak hanya mengatasi NAS, menyusui juga akan membantu ibu untuk membangun ikatan emosional dengan anak sehingga ibu menyusui yang mendapat MMT harus diedukasi untuk tetap menyusui.[7,9,10]

Referensi

7. Farid WO, Dunlop SA, Tait RJ, Hulse GK. www.ncbi.nlm.nih.gov. [Online].; 2008. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2647150/

8. The Therapeutic Goods Administration. www.tga.gov.au. [Online]. Available from: https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database

9. Glatstein MM, Garcia-Bournissen F, Finkelstein Y, Koren G. www.ncbi.nlm.nih.gov. [Online].; 2008. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2602642/

10. Philipp BL, Merewood A, O'Brien S. Metadon and Breastfeeding: New Horizons. American Academy of Pediatrics News & Journals. 2003 June; 111(6)

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Me...

Artikel Terkait

  • Komparasi Efektivitas Paracetamol dan NSAID untuk Manajemen Nyeri pada Trauma Muskuloskeletal
    Komparasi Efektivitas Paracetamol dan NSAID untuk Manajemen Nyeri pada Trauma Muskuloskeletal
  • Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
    Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
  • Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
    Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
  • Penggunaan Obat Psikofarmaka Jangka Panjang Aman bagi Ibu Menyusui
    Penggunaan Obat Psikofarmaka Jangka Panjang Aman bagi Ibu Menyusui
  • Mengenali Neonatal Abstinence Syndrome : Morbiditas dan Mortilitas
    Mengenali Neonatal Abstinence Syndrome : Morbiditas dan Mortilitas

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
18 hari yang lalu
Pasien dengan riwayat epilepsi apa jenis obat Antipsikotik yang dapat diberikan
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo dokter, ingin menanyakan obat antipsikotik yg bisa digunakan pada pasien dengan riwayat epilepsi yg masih dalam pengobatan antiepilepsi apa saja...
Anonymous
31 Mei 2022
Metode penghentian konsumsi zat adiktif psikosimultan - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Irwan, Sp. KJ, Ph.D, izin bertanya mengenai metode withdrawal bagi pasien pecandu obat2an psikosimultan seperti amfetamin. Apakah sebaiknya dilakukan...
Anonymous
10 Februari 2022
Ketentuan resep antipsikotik masa pandemi - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Lahargo SpKJ,Di masa pandemi ini, untuk berapa lama pasien skizofrenia dapat menebus antipsikotik peroral? Pasien dalam kondisi terkendali/tenang. Di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.