Efek Samping dan Interaksi Obat Methadone
Efek samping methadone dibedakan antara efek samping umum seperti mual, muntah, dan mengantuk, serta efek samping fatal akibat overdosis seperti syok, henti jantung, dan henti napas. Interaksi obat di antaranya penurunan efektivitas pada penggunaan bersama dengan rifampicin.
Efek Samping
Efek samping umum yang dapat terjadi saat mengkonsumsi methadone:
- Kenaikan berat badan
- Gastrointestinal: konstipasi, anoreksia, nyeri perut, mual dan muntah
- Pulmonologi: depresi pernapasan
- Kardiologi: hipotensi ortostatik, bradikardia, aritmia, pemanjangan segmen QT
- Urologi: retensi urin, gangguan visual
- Reproduksi: impotensi, disfungsi seksual, menstruasi iregular
- Neuropsikiatri: euforia, mengantuk
- Dermatologi: hidrosis dan pruritus
- Miosis
- Vertigo
-
OIH (Opioid-Induced Hyperalgesia)[12,13]
Efek samping fatal yang harus diperhatikan saat penggunaan methadone:
- Syok
- Henti jantung
- Henti nafas[12]
Interaksi Obat
Interaksi obat methadone adalah sebagai berikut:
Penurunan Efektivitas Obat
Methadone akan menurun efektivitasnya pada penggunaan bersama dengan obat-obat berikut:
- Antiretroviral seperti efavirenz, lamivudine, zidovudine, nevirapine, ritonavir, dan lopinavir
- Antikonvulsan: phenytoin, phenobarbital, carbamazepine
- Antibiotik: rifampisin
-
Urine acidifiers: asam askorbat
Meningkatkan Konsentrasi Methadone
Konsentrasi methadone akan meningkat pada penggunaan bersama dengan obat berikut:
-
Serotonin selective reuptake inhibitors (SSRI) seperti fluoxetine dan sertraline
- Antidepresan trisiklik seperti amitriptyline dan desipramine
-
Urine alkalizers seperti sodium bikarbonat
Peningkatan Risiko Efek Samping
Terjadi peningkatan risiko efek samping methadone pada penggunaan bersama dengan obat berikut:
- Inhibitor CYP3A4 seperti ketoconazole dan clarithromycin
- Alkohol, opioid lain, depresan sistem saraf pusat (benzodiazepine): meningkatkan risiko depresi sistem saraf pusat
- Naloxone, naltrexone: meningkatkan kemungkinan terjadinya gejala withdrawal[12,13]