Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Formulasi Ipratropium Bromida general_alomedika 2022-12-23T08:50:25+07:00 2022-12-23T08:50:25+07:00
Ipratropium Bromida
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Formulasi Ipratropium Bromida

Oleh :
dr. Wendy Damar Aprilano
Share To Social Media:

Formulasi ipratropium bromida adalah sediaan inhalasi dan nebulisasi, serta sediaan semprot hidung yang juga tersedia dalam bentuk kombinasi dengan salbutamol sulfate.

Bentuk Sediaan

Ipratropium bromida biasanya tersedia dalam bentuk inhalasi atau dalam bentuk yang sudah dikombinasikan dengan obat agonis beta-2 berupa metered-dose inhaler dengan sambungan ke mouthpiece dan penutupnya.[4,5,10]

Produksi obat ini di Indonesia tersedia dalam bentuk inhaler semprot 20 µg/semprot, dalam bentuk nebulizer 0,025%, dan dalam bentuk kombinasi ipratropium bromida 0,5 mg dengan salbutamol 2,5 mg dalam larutan inhalasi. Terdapat pula sediaan semprot hidung yang mengandung ipratropium bromida 0,03%.[4,5,10]

Cara Penggunaan

Berikut ini adalah cara penggunaan obat dalam bentuk inhaler yang perlu diedukasikan kepada pasien:

  1. Masukkan kaleng aerosol ke dalam mouthpiece sesuai dengan bawaan dari pabrik obat tersebut
  2. Buka penutup mouthpiece yang melindungi lubang untuk mulut. Pastikan tidak ada sesuatu di dalam mouthpiece sebelum digunakan
  3. Kocok dan tes inhaler dengan menyemprotkannya ke udara untuk memastikan obat dapat keluar dari mouthpiece. Tahap ini dilakukan saat penggunaan pertama kali atau saat inhaler tidak digunakan lebih dari 24 jam. Hati-hati saat menyemprotkan obat agar tidak mengenai mata
  4. Kocok kaleng inhaler selama 10 detik, pegang kaleng inhaler dengan posisi ibu jari yang akan menekan tabung dan jari lain menahan posisi kaleng
  5. Hembuskan napas melalui mulut, letakkan mouthpiece di mulut dengan bibir mengatup. Setelah itu, tarik napas sedalam mungkin bersamaan dengan disemprotkannya inhaler. Tutup mata selama menyemprotkan inhaler agar aerosol yang disemprotkan tidak masuk ke dalam mata
  6. Tahan napas selama 10 detik, lepaskan mouthpiece dari mulut dan hembuskan napas secara perlahan
  7. Tunggu selama kurang lebih 2 menit, lalu kocok kembali kaleng selama 10 detik dan ulangi tahapan menghirup aerosol hingga mencapai dosis yang dianjurkan
  8. Tutup kembali mouthpiece setelah digunakan dan jaga kebersihannya
  9. Apabila selama penggunaan tidak terjadi perbaikan gejala sesak yang dialami, hubungi dokter segera untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut[4]

Cara Penyimpanan

Kaleng aerosol (canister) ipratropium bromida sebaiknya disimpan pada suhu ruangan. Sebelum digunakan, kaleng aerosol sebaiknya dikocok terlebih dahulu selama kurang lebih 10 detik. Hindari kondisi ruangan yang terlalu lembab. Isi kaleng memiliki tekanan, sehingga kaleng tidak boleh ditusuk ataupun diletakkan dekat dengan sumber panas atau api guna menghindari ledakan. Simpanlah obat di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak.[4]

Kombinasi dengan Obat Lain

Ipratropium bromida biasanya dikombinasikan dengan obat golongan agonis beta-2, misalnya salbutamol sulfat dalam bentuk sediaan inhalasi. Kombinasi keduanya dapat meningkatkan efek bronkodilatasi yang lebih baik. Selain itu, ipratropium bromida juga kadang dikombinasikan dengan teofilin atau sodium kromoglikat.[4,9]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

4. FDA. Combivent (ipratropium bromide and albuterol sulfate) Inhalation Aerosol. 2008. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2009/020291s027lbl.pdf
5. Kementerian Kesehatan RI. KepMenKes RI NOMOR 312/MENKES/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013. Jakarta: Kemenkes RI. 2013.
9. Patel P, Saab H, Aboeed A. Ipratropium. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544261/
10. Drugbank.com. Ipratropium Bromide. 2020. https://go.drugbank.com/drugs/DB00332

Farmakologi Ipratropium Bromida
Indikasi dan Dosis Ipratropium B...

Artikel Terkait

  • Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Efikasi dan Profil Keamanan Agen Mukolitik/Antioksidan pada PPOK – Telaah Jurnal
    Efikasi dan Profil Keamanan Agen Mukolitik/Antioksidan pada PPOK – Telaah Jurnal
  • Manajemen Asthma-COPD Overlap yang Terbaru dari GINA 2019
    Manajemen Asthma-COPD Overlap yang Terbaru dari GINA 2019
  • Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
    Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
  • Budesonide-Formoterol vs Fluticasone-Salmeterol untuk Terapi Penyakit Paru Obstruksi Kronis – Telaah Jurnal Alomedika
    Budesonide-Formoterol vs Fluticasone-Salmeterol untuk Terapi Penyakit Paru Obstruksi Kronis – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
21 Desember 2022
Pilihan Terapi Yang Tepat untuk Pasien Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pilihan terapi yang tepat untuk pasien asma dan PPOK adalah kombinasi long-acting beta-2 agonist (LABA) dan inhaled corticosteroid (ICS). Termasuk...
Anonymous
26 Oktober 2022
Pasien lansia wanita sering sesak napas dan terasa kencang di perut bagian atas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter izin diskusi, saya pernah menemukan 2 orang pasien wanita usia 60-70 tahun dengan keluhan sering sesak tanpa nyeri epigastrium, atau sesak...
Anonymous
25 Oktober 2022
Rehabilitasi medik untuk pasien penyakit paru obstruktif kronis - Rehabilitasi Medik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Ananda, Sp. KFR bagaimana terapi pada pasien PPOK yang sering sesak napas pada pasien lansia? Apakah latihan tersebut bisa dilakukan pasien di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.