Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Ipratropium Bromida
Penggunaan ipratropium bromide pada kehamilan dikategorikan oleh FDA sebagai kategori B. Pada ibu menyusui, tidak diketahui apakah ipratropium bromide dikeluarkan melalui ASI atau tidak.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori B (FDA): Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Pada sebuah penelitian diberikan ipratropium bromide oral dengan dosis 10 mg/kg pada mencit, 1000 mg/kg pada tikus dan 125 mg/kg pada kelinci. Dosis ini sesuai atau sebanding dengan kira-kira 190, 38000, dan 9400 kali dari dosis maksimum inhalasi harian yang direkomendasikan untuk manusia dewasa (dalam mg/m2). Hasil penelitian menunjukan tidak ditemukannya efek teratogenik pada penggunaan ipratropium bromide.
Penggunaan dosis tinggi tidak disarankan pada trimester pertama kehamilan.[4]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Meskipun obat yang larut dalam lemak dapat masuk pula ke dalam ASI, tidak dapat dipastikan bahan aktif ipratropium bromide dapat disekresikan melalui ASI. Terutama pada sediaan obat dalam bentuk aerosol di mana sedikit sekali dosis yang diberikan yang akan masuk ke dalam peredaran darah. Namun demikian, penggunaan obat ini pada ibu menyusui tetap perlu mendapatkan perhatian khusus.[4]