Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Farmakologi Ipratropium Bromida general_alomedika 2018-09-13T13:16:06+07:00 2018-09-13T13:16:06+07:00
Ipratropium Bromida
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Ipratropium Bromida

Oleh :
dr. Wendy Damar Aprilano
Share To Social Media:

Mekanisme kerja ipratropium bromida sebagai bronkodilator lokal tanpa efek sistemik merupakan aspek farmakologi utama.

Farmakodinamik

Ipratropium bromide menyebabkan efek bronkodilatasi yang bersifat lokal, spesifik, dan tidak memberikan efek sistemik.

Dalam sebuah uji yang bertujuan untuk melihat seberapa jauh ipratropium bromide dapat melawan kejadian bronkospasme yang diprovokasi, didapatkan kesimpulan bahwa obat ini secara efektif mampu melawan  agen kolinergik, memberikan sedikit proteksi terhadap agen serotonin atau histamin, serta proteksi moderat terhadap propanolol dan beberapa alergen.

Ipratropium bromide secara minimal dapat menembus membran mukosa nasal dan gastrointestinal sehingga menurunkan resiko dari efek antikolinergik sistemik yang dapat ditimbulkan seperti efek pada sistem saraf, mata, kardiovaskular, hingga gastrointestinal.

Ipratropium bromide tidak mempengaruhi bersihan mukosiliar pada saluran napas, atau volume dan viskositas dari sekresi saluran napas. Obat ini juga tidak memberikan efek perubahan ukuran pupil, daya akomodasi, hingga tajam penglihatan pada mata.

Studi ventilasi/perfusi menunjukan tidak adanya efek klinis yang cukup signifikan pada penggunaan obat ipratropium bromide terhadap pertukaran gas oksigen di paru, maupun perubahan tekanan oksigen dalam pembuluh darah arteri.

Pada penggunaan sesuai dosis yang dianjurkan, ipratropium bromide tidak memberikan perubahan atau efek secara klinis yang signifikan pada frekuensi nadi hingga tekanan darah. Pemberian secara intravena pada 10 orang relawan pada dosis tertinggi hanya memberikan rerata peningkatan denyut nadi sebanyak 50 kali per menit dan perubahan tekanan darah kurang dari 20 mmHg, baik pada tekanan sistolik maupun pada tekanan diastolik.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa ipratropium bromide menghasilkan efek klinis yang lebih lambat dari golongan beta2-agonis, tetapi memiliki efek kerja lebih panjang dari obat tersebut.

Beberapa studi menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara respon klinis yang diberikan oleh ipratropium bromide terhadap pasien yang mengalami asma, baik asma yang disebabkan karena atopi maupun bukan atopi. Namun demikian, dilaporkan bahwa obat antikolinergik ini memberikan efek yang lebih baik dibandingkan dengan beta2-agonis pada pasien dengan bronkhitis kronis dan emfisema.[4,9,10]

Farmakokinetik

Farmakokinetik ipratropium bromide berupa aspek absorbsi, distribusi, metabolism, dan eliminasinya.

Absorbsi

Sebagian besar dosis ipratropium bromide yang dihirup akan tertelan, dan sebanyak 30% dari dosis oral yang dikonsumsi akan terserap. Obat ini dapat masuk ke dalam peredaran darah melalui jalur pembuluh darah dalam saluran napas di paru atau melalui saluran gastrointestinal.

Onset kerja ipratropium bromide dicapai dalam 15 menit. Sebagaimana obat beta2-agonis, obat ini akan mencapai efek klinis maksimum pada 1,5 hingga 2 jam setelah pemberian dan memberikan efek klinis selama 4 hingga 6 jam setelah pemberian.

Efek bronkodilator maksimum dicapai pada dosis 20 ke 40 atau 80 mikrogram. Pemberian lebih dari dosis tersebut tidak menunjukkan peningkatan respon klinis.

Distribusi

Ikatan ipratropium bromide dengan protein sebesar 0-9%. Volume distribusi obat ini sebesar 338 L. Ipratropium bromide memiliki kemampuan yang kecil sekali dalam berikatan dengan albumin plasma atau α1-acid glycoprotein. Studi autoradiografi pada tikus menunjukan ipratropium bromide tidak dapat menembus sawar darah otak (blood-brain barrier).

Metabolisme

Ipratropium bromide akan dimetabolisme menjadi 8 metabolit di hati. Metabolit yang dihasilkan memiliki sedikit hingga sama sekali tidak memberikan efek antikolinergik pada percobaan in vitro. Secara parsial obat ini akan dimetabolisme menjadi produk-produk hidrolisis ester yang inaktif, asam tropik dan tropan.

Eliminasi

Waktu paruh ipratropium dicapai pada 3,2 hingga 3,8 jam setelah pemberian pada semua rute. Eliminasi ipratropium bromide terutama melalui urine dan feses.[4,9,10]

Referensi

4. FDA. Boehringer Ingelheim Pharmaceutical. Updated November 2008. Combivent (ipratropium bromida and albuterol sulfate) Inhalation Aerosol. Diunduh dari https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2009/020291s027lbl.pdf

9. Pakes, G.E., Brogden, R.N., Heel, R.C. et al. Drugs: 1980; 20. p. 237. Diunduh dari https://doi.org/10.2165/00003495-198020040-00001

10. Anonymous. IPRATROPIUM BROMIDA Nasal Solution 0.03% NASAL SPRAY 21 mcg/spray. Diunduh dari http://docs.boehringer-ingelheim.com/Prescribing%20Information/PIs/Roxane/Ipratropium%20Bromida/Ipratropium%20Bromida%20Nasal%20Spray%2003.pdf

Pendahuluan Ipratropium Bromida
Formulasi Ipratropium Bromida
Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
07 Maret 2022
Live Webinar - Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana. Kamis, 10 Maret 2022 (15.00 - 17.00 WIB)
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana.."Narasumber:Dr. dr. Retno Asih, Sp. A(K) -...
dr. Ayu Munawaroh
03 Desember 2020
Penggunaan diffuser dengan essential oil pada anak/bayi
Oleh: dr. Ayu Munawaroh
1 Balasan
Alo dr. Joko, Sp.ASaya ingin bertanya, dok. Saat ini banyak pasien menanyakan mengenai keamanan penggunaan diffuser serta beberapa aromaterapi/essential oil...
dr. Ica Trianjani S.
29 Februari 2020
Solusi yang tepat untuk menangani ibu hamil dengan keluhan sesak dan batuk di puskesmas
Oleh: dr. Ica Trianjani S.
7 Balasan
Selamat siang...ijin konsul..Pasien G2P1A0 UK 33-34 minggu dtg dengan keluhan batuk dan disertai sesak tp tidak mengganggu aktivitas. Pasien riwayat ASMA ( )...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.