Efek Samping dan Interaksi Obat Bacitracin
Secara umum, hanya bacitracin, atau dikenal sebagai basitrasin, injeksi yang memiliki efek samping yang perlu diperhatikan, terutama pada ginjal. Bacitracin topikal umumnya menyebabkan efek samping berupa dermatitis kontak alergi. Interaksi obat terjadi dengan obat yang bersifat nefrotoksik berupa peningkatan risiko kerusakan ginjal. [1]
Efek Samping
Bacitracin dalam sediaan topikal jarang menimbulkan efek samping sistemik karena tidak diabsorpsi dengan baik di kulit sehingga jarang tersebar di sistemik. Efek samping yang dapat timbul adalah reaksi alergi jika pasien memiliki hipersensitivitas terhadap bacitracin. [1]
Sebuah studi di Kanada menemukan bahwa bacitracin topikal menjadi salah satu alergen yang banyak ditemukan pada individu dengan dermatitis kontak alergi. Dari 59 pasien yang memiliki alergi terhadap antibiotik topikal, sekitar 44% nya menunjukkan hasil uji tempel positif terhadap bacitracin. [11] Dengan demikian, adanya reaksi alergi pada penggunaan bacitracin topikal perlu diperhatikan, walaupun penampilannya serupa dengan masa awal infeksi superfisial pada kulit sehingga sulit dikenali. [12] Bacitracin yang digunakan dalam jangka waktu lama juga dapat meningkatkan pertumbuhan organisme lain pada kulit seperti Candida spp. [3]
Bacitracin bersifat toksik terhadap ginjal sehingga penggunaannya secara intramuskular perlu diperhatikan. Obat ini memiliki efek nekrosis terhadap glomerulus dan tubulus serta menyebabkan vasokonstriksi pada ginjal. [3] Berikut adalah beberapa efek samping yang dapat timbul pada penggunaan bacitracin. [1]
Tabel 2. Efek Samping Bacitracin. Sumber: dr. Shofa, 2018.
Keparahan | Efek samping | Onset |
Berat | Proteinuria | Lambat |
Nekrosis tubular ginjal | Lambat | |
Azotemia | Lambat | |
Gagal ginjal (tidak dispesifikkan) | Lambat | |
Oliguria | Awal | |
Reaksi anafilaksis | Cepat | |
Syok anafilaksis | Cepat | |
Gagal napas | Cepat | |
Sedang | Hematuria | Lambat |
Eosinofilia | Lambat | |
Depresi napas | Cepat | |
Superinfeksi | Lambat | |
Pandangan kabur | Awal | |
Ringan | Cylinduria | Lambat |
Demam | Awal | |
Urtikaria | Cepat | |
Pruritus | Cepat | |
Muntah | Awal | |
Ruam | Awal | |
Reaksi lokal pada lokasi injeksi | Cepat | |
Mual | Awal | |
Diare | Awal |
Efek samping diare, mual, muntah, atau penurunan nafsu makan terjadi jika bacitracin dikonsumsi secara oral. Walau demikian, efek samping ini perlu diwaspadai pada penggunaan jangka panjang karena dapat mengarahkan diagnosis pada kolitis akibat Clostridium difficile.
Selain efek samping di atas, beberapa laporan mengenai parestesi dan toksisitas terhadap sumsum tulang belakang juga didapatkan. [3]
Interaksi Obat
Bacitracin topikal jarang menimbulkan interaksi dengan obat lain. Akan tetapi, bacitracin yang diberikan secara sistemik, baik oral, parenteral, maupun intramuskular memiliki interaksi yang berbahaya jika diberikan bersamaan dengan obat yang bersifat nefrotoksik, seperti kanamisin, kapreomisin, kolistin (polimiksin E), dan polimiksin B. Obat ini akan meningkatkan kerusakan pada ginjal jika diberikan bersamaan. Penggunaannya bersamaan dengan bacitracin topikal yang digunakan pada area yang luas juga sebaiknya dihindari. [1]
Bacitracin sistemik juga memiliki interaksi dengan penghambat neuromuskular nondepolarisasi seperti vekuronium, rokuronium, dan atrakurium. Penggunaan bacitracin bersamaan dengan golongan obat ini akan memperlama efek inhibisi neuromuskular. Pemberian bacitracin dengan tenofovir juga akan meningkatkan kadar tenofovir dalam darah karena ekskresinya terhambat. [1]