Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Octreotide annisa-meidina 2025-09-26T14:16:30+07:00 2025-09-26T14:16:30+07:00
Octreotide
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Octreotide

Oleh :
dr.Reni Widyastuti, Sp.FK
Share To Social Media:

Indikasi octreotide adalah untuk terapi jangka panjang pada pasien akromegali. Indikasi lain yang bersifat off-label di antaranya untuk perdarahan varises gastroefoageal. Dosis akan tergantung pada sediaan yang digunakan dan kondisi medis yang dialami pasien.[1,3,7]

Tumor Karsinoid

Octreotide digunakan secara klinis pada tumor karsinoid terutama untuk mengendalikan gejala berupa diare berat dan flushing. Obat ini tersedia dalam bentuk injeksi lepas cepat (subkutan atau intravena) untuk pengendalian gejala jangka pendek dan dalam bentuk long-acting release (LAR) yang diberikan intramuskular untuk terapi jangka panjang pada pasien yang telah menunjukkan respons baik terhadap formulasi subkutan.

Selain itu, octreotide juga dapat digunakan dalam penatalaksanaan akut krisis karsinoid yang berpotensi mengancam jiwa, meskipun penggunaan profilaksis untuk mencegah krisis masih diperdebatkan efikasinya.[1,3,7]

Dosis Subkutan

Pada pemberian subkutan sediaan lepas cepat, dosis awal yang dianjurkan adalah 100–600 µg/hari dalam 2–4 dosis terbagi selama 2 minggu pertama. Dosis pemeliharaan bervariasi, dengan median sekitar 450 µg/hari, meskipun manfaat klinis dapat tercapai dengan dosis serendah 50 µg/hari, dan beberapa pasien membutuhkan hingga 1500 µg/hari.

Jika pasien akan dialihkan ke bentuk LAR, terapi subkutan harus dilanjutkan minimal 2 minggu (atau hingga 3–4 minggu pada sebagian kasus) setelah injeksi LAR pertama untuk mencegah eksaserbasi gejala.[1]

Dosis Intramuskular

Untuk pemberian intramuskular sediaan LAR, pasien yang telah merespons baik terapi subkutan selama minimal 2 minggu dapat dialihkan ke 20 mg IM setiap 4 minggu selama 2 bulan. Jika kontrol gejala belum adekuat, dosis dapat ditingkatkan menjadi 30 mg setiap 4 minggu.

Sebaliknya, dosis dapat diturunkan menjadi 10 mg setiap 4 minggu bila respons baik sudah tercapai pada dosis yang lebih rendah. Keamanan dan efektivitas dosis LAR di atas 30 mg belum dievaluasi sehingga tidak direkomendasikan.[1]

Krisis Karsinoid

Octreotide juga memiliki peran dalam penatalaksanaan krisis karsinoid, yaitu kondisi akut yang berpotensi mengancam jiwa dengan gejala seperti hipotensi berat, flushing, dan bronkospasme akibat pelepasan masif mediator vasoaktif dari tumor karsinoid. Dalam situasi ini, octreotide digunakan dalam bentuk injeksi lepas cepat melalui rute intravena untuk memberikan kontrol gejala yang cepat.[1]

Dosis

Dosis yang digunakan bervariasi tergantung keparahan kondisi. Octreotide dapat diberikan sebagai bolus IV cepat 50–500 µg, yang dapat diulang sesuai kebutuhan klinis. Alternatif lain adalah pemberian infus intravena kontinu 50 µg/jam selama 8–24 jam, terutama pada pasien dengan gejala persisten atau berulang. Pemilihan regimen bergantung pada respons pasien dan kondisi klinis saat krisis berlangsung.[1]

Vasoactive Intestinal Peptide (VIP) Secreting Tumor

Octreotide digunakan secara klinis pada VIPoma terutama untuk mengendalikan diare berat yang sulit ditangani dengan terapi lain. Obat ini digunakan dalam bentuk injeksi lepas cepat (subkutan atau intravena) untuk terapi awal, serta LAR intramuskular untuk terapi jangka panjang pada pasien yang telah menunjukkan respons baik terhadap formulasi subkutan.

Walaupun efektif dalam meredakan gejala, sejauh ini efek octreotide terhadap ukuran tumor, laju pertumbuhan, maupun perkembangan metastasis belum dapat dipastikan.[1]

Dosis Subkutan

Pada terapi awal dengan injeksi subkutan, dosis yang dianjurkan adalah 200–300 µg/hari (kisaran 150–750 µg), dibagi dalam 2–4 kali pemberian selama minimal 2 minggu. Penyesuaian dosis dilakukan sesuai respons klinis, tetapi umumnya dosis >450 µg per hari tidak diperlukan.

Jika pasien akan dialihkan ke sediaan LAR, injeksi subkutan harus tetap dilanjutkan minimal 2 minggu setelah pemberian LAR pertama untuk menjaga kontrol gejala, dan pada sebagian pasien diperlukan hingga 3–4 minggu.[1]

Dosis Intramuskular

Untuk terapi pemeliharaan dengan injeksi intramuskular (sediaan LAR), pasien yang merespons baik terapi subkutan dapat dialihkan ke 20 mg IM setiap 4 minggu selama 2 bulan. Bila kontrol gejala belum optimal, dosis dapat ditingkatkan menjadi 30 mg setiap 4 minggu, sedangkan pada pasien dengan respons baik dosis dapat diturunkan menjadi 10 mg setiap 4 minggu.[1]

Akromegali

Octreotide digunakan pada akromegali untuk menurunkan kadar hormon pertumbuhan (GH) dan insulin-like growth factor 1 (IGF-1), terutama pada pasien yang tidak merespons atau tidak layak menjalani reseksi hipofisis, radiasi, maupun terapi bromocriptine dosis maksimal.[1]

Dosis Subkutan

Terapi subkutan dimulai dengan dosis rendah, yaitu 50 µg 3 kali sehari, untuk meningkatkan toleransi terhadap efek samping gastrointestinal. Dosis kemudian dititrasi berdasarkan toleransi, gejala klinis, serta pemantauan kadar GH dan IGF-1, dengan dosis efektif umumnya 300–600 µg/hari dalam 3 dosis terbagi.

Pada sebagian pasien, dosis hingga 1500 µg/hari mungkin dibutuhkan, tetapi dosis >300 µg/hari jarang memberikan manfaat tambahan. Bagi pasien yang sebelumnya mendapat radiasi hipofisis, terapi dihentikan selama 4 minggu tiap tahun untuk menilai aktivitas penyakit, dan dilanjutkan kembali bila GH/IGF-1 meningkat atau gejala kambuh.[1]

Dosis Intramuskular

Pasien yang responsif terhadap terapi subkutan dapat dialihkan ke LAR intramuskular dengan dosis awal 20 mg setiap 4 minggu selama 3 bulan. Penyesuaian dosis kemudian dilakukan berdasarkan GH, IGF-1, serta respons klinis:

  • 10 mg/4 minggu bila kontrol tercapai pada kadar rendah
  • 30 mg/4 minggu bila gejala tidak terkontrol
  • Hingga 40 mg/4 minggu bila kontrol belum tercapai pada dosis 30 mg.

Dosis lebih dari 40 mg tidak direkomendasikan. Pasien pasca radiasi dianjurkan untuk menghentikan terapi LAR setiap tahun selama ±8 minggu guna menilai aktivitas penyakit.[1]

Dosis Oral

Untuk sediaan oral, dosis awal adalah 20 mg 2 kali sehari, dengan titrasi bertahap sesuai kadar IGF-1 setiap 2 minggu. Dosis maksimum adalah 80 mg/hari, yang diberikan sebagai 40 mg 2 kali sehari. Bila kadar IGF-1 tetap di atas batas normal meskipun sudah menggunakan dosis maksimal, atau pasien tidak dapat mentoleransi terapi, maka pengobatan dihentikan dan dipertimbangkan penggantian dengan analog somatostatin lain.[1]

Perdarahan Varises Akut (Off Label)

Octreotide juga digunakan secara off-label untuk tata laksana perdarahan varises akut, baik pada pasien dewasa maupun anak. Obat ini bekerja sebagai agen vasoaktif yang menurunkan aliran darah portal sehingga membantu mengendalikan perdarahan.[1]

Dosis

Regimen yang lazim digunakan adalah pemberian bolus intravena 50 µg, diikuti dengan infus kontinu 50 µg/jam selama 2–5 hari. Bila perdarahan masih berlangsung, dosis bolus kedua dapat diberikan dalam satu jam pertama. Dalam uji klinis terkontrol, variasi dosis yang digunakan meliputi bolus 0–100 µg, dengan infus kontinu 25–50 µg/jam, dan durasi terapi antara 8 jam hingga 7 hari, disesuaikan dengan respons klinis pasien.[1]

Penyesuaian Dosis

Pada pasien dengan sirosis hati yang menggunakan sediaan LAR intramuskular, dosis awal yang dianjurkan adalah 10 mg setiap 4 minggu, kemudian dapat dititrasi sesuai respons. Namun, untuk pasien dengan gangguan hati yang mendapat sediaan lepas cepat injeksi atau oral, belum ada rekomendasi dosis khusus.

Pada pasien dengan gagal ginjal yang memerlukan dialisis, terapi LAR sebaiknya dimulai dengan 10 mg setiap 4 minggu, lalu dititrasi sesuai kebutuhan. Untuk pasien dengan gangguan ginjal non-dialisis, dosis awal sama seperti pasien normal. Pada penggunaan injeksi lepas cepat, dosis pemeliharaan mungkin perlu disesuaikan pada pasien dialisis.

Pada pasien geriatri, baik untuk sediaan injeksi lepas cepat maupun LAR, terapi sebaiknya dimulai dari dosis terendah dalam rentang yang dianjurkan untuk meminimalkan risiko efek samping. Untuk sediaan oral, belum tersedia rekomendasi khusus mengenai penyesuaian dosis pada kelompok usia ini.[1]

Referensi

1. ASHP. Octreotide. 2024. https://www.drugs.com/monograph/octreotide-acetate.html
3. BPOM. Sandostatin. 2020. https://registrasiobat.pom.go.id/files/assesment-reports/01736236861.pdf
7. MIMS Indonesia. Octreotide. 2025. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/octreotide?mtype=generic

Formulasi Octreotide
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali
    Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali
Diskusi Terkait
dr.Dizi Bellari Putri
Dibalas 30 Maret 2022, 10:34
Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter,Tahukah dok? Manajemen kehamilan pada pasien akromegali membutuhkan perhatian khusus karena akromegali dan pengobatannya dapat memengaruhi...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.