Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Favipiravir
Penggunaan favipiravir dikontraindikasikan pada kehamilan karena berpotensi menyebabkan teratogenesis pada janin. Penggunaan pada ibu menyusui dapat menyebabkan metabolit utama favipiravir dalam bentuk terhidroksilasi terdistribusi ke air susu ibu.[9,10,15]
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan favipiravir belum disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) dan Therapeutic Good Administration (TGA). Favipiravir tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau yang dicurigai hamil. Terdapat bukti bahwa favipiravir berpotensi menyebabkan teratogenesis. Penelitian pada model hewan mendapatkan bahwa pemberian favipiravir dengan dosis yang ekuivalen dengan dosis pada manusia menyebabkan terjadinya kematian embrionik atau abortus pada trimester pertama dan teratogenesis. Akibat adanya potensi efek yang tidak diinginkan ini, tidak ada penelitian pada manusia yang melibatkan wanita hamil dan menyusui. Untuk membatasi risiko teratogenisitas, the Japanese drug bureau memberikan peringatan agar obat ini tidak digunakan pada wanita usia reproduktif dan dihindari penggunaannya apabila terdapat pilihan obat lain yang dapat digunakan.[10,15]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Metabolit utama favipiravir dalam bentuk terhidroksilasi juga terdistribusi ke dalam ASI, sedangkan pemberian obat ini kepada bayi dan anak belum ada penelitiannya. Karena itu, apabila favipiravir harus diberikan pada ibu menyusui sebaiknya ibu diinstruksikan untuk berhenti menyusui.[9,10]