Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Favipiravir general_alomedika 2022-07-11T08:48:50+07:00 2022-07-11T08:48:50+07:00
Favipiravir
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Favipiravir

Oleh :
dr.Reni Widyastuti, Sp.FK
Share To Social Media:

Efek samping favipiravir diantaranya berupa efek samping hepatik dengan peningkatan enzim, gastrointestinal seperti diare, mual, muntah, dan nyeri abdomen, gangguan hematologi, respiratorik, metabolik, hipersensitivitas, serta efek samping lain seperti vertigo, ekimosis, pandangan kabur, dan polip tonsil. Terdapat beberapa potensi interaksi antara favipiravir dengan obat atau zat lain, di antaranya dengan paracetamol, pirazinamid, repaglinid, dan famsiklovir.[4,9,13-16]

Efek Samping

Efek yang tidak diinginkan dari penggunaan favipiravir bisa terjadi pada berbagai organ, yaitu:

  • Hepatik: peningkatan SGOT, SGPT, dan γ-GTP (≥1%), peningkatan bilirubin (<0,5%)
  • Gastrointestinal: diare (4,79%), mual, muntah, nyeri abdomen (0,5-<1%), dispepsia, ulkus duodenum, hematochezia, gastritis (<0,5%)
  • Hematologi: penurunan hitung neutrofil, leukopenia (≥1%), penurunan hitung retikulosit, peningkatan monosit (<0,5%)
  • Respiratori: asma, nyeri orofaringeal, rinitis, nasofaringitis (<0,5%)
  • Gangguan metabolik: hiperuricemia (4,79%), peningkatan trigliserida (≥1%), glukosuria (0,5-<1%), hipokalemia (<0,5%)
  • Hipersensitivitas: rash (0,5-<1%), eksim, pruritus (<0,5%)
  • Efek samping lain: vertigo, ekimosis, pandangan kabur, polip tonsil (<0,5%)

Suatu uji klinik fase II (NCT01068912) mendapatkan bahwa pada pemberian favipiravir dengan loading dose 2000 mg/hari yang diikuti dosis harian sebesar 800 mg/hari, setelah dilakukan follow up selama 5 hari didapatkan efek samping serius pada 1,5% pasien, dibandingkan 0,5% pada plasebo. Efek samping yang terjadi adalah:

  • Gangguan gastrointestinal terjadi pada 10,6% pasien, dibandingkan 17,3% pada plasebo
  • Peningkatan asam urat terjadi pada 2,3% pasien, dibandingkan 2,5% pada plasebo

Sementara itu, pada pemberian dengan loading dose 2400 mg/hari yang dilanjutkan dengan dosis harian 1600 mg/hari, efek samping yang didapatkan adalah:

  • Gangguan gastrointestinal terjadi pada 13,2% pasien, dibandingkan 17,3% pada plasebo
  • Peningkatan hasil tes fungsi hati terjadi pada 1,6% pasien, dibandingkan 3,0% pada plasebo
  • Peningkatan asam urat terjadi pada 3,7% pasien, dibandingkan 2,5% pada plasebo

Suatu review dari 29 studi mengenai favipiravir, dengan total sampel sebesar 4299 pasien, mendapatkan bahwa efek samping peningkatan asam urat terjadi pada 5,8% pasien dibandingkan 1,3% pada kelompok kontrol.[15,16]

Interaksi Obat

Terdapat beberapa potensi interaksi antara favipiravir dengan obat atau zat lain, di antaranya:

  • Favipiravir tidak menghambat metabolisme paracetamol pada proses konjugasi glukuronida, tapi menghambat konjugasi sulfat. Penggunaan bersamaan antara favipiravir dan paracetamol dapat meningkatkan area under the curve (AUC) paracetamol sebesar 20% tapi tidak mempengaruhi maximum concentration (Cmax). Interaksi ini tidak terlalu bermakna secara klinis.
  • Penggunaan secara bersamaan antara favipiravir dan pirazinamid dapat menyebabkan hiperurisemia. Terjadi peningkatan kadar asam urat darah sebesar 2,3 mg/dl pada pemberian pirazinamid 1500 mg sekali sehari dan favipiravir 1200 mg 2 kali sehari. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan reabsorbsi asam urat dalam tubulus ginjal
  • Penggunaan favipiravir dan repaglinide secara bersamaan dapat menyebabkan peningkatan kadar repaglinide di dalam darah sehingga berpotensi meningkatkan risiko adverse effect repaglinide. Hal ini disebabkan karena penghambatan enzim CYP2C8 yang menyebabkan penghambatan metabolisme repaglinide
  • Penggunaan bersamaan dengan teofilin dapat meningkatkan kadar favipiravir dalam darah, sehingga berpotensi terjadinya efek samping favipiravir
  • Penggunaan bersamaan dengan famsiklovir dapat menurunkan kadar famsiklovir. Hal ini disebabkan karena penghambatan aldehid oksidase oleh favipiravir dapat menurunkan bentuk aktif famsiklovir dalam darah
  • Favipiravir dapat menghambat deesterifikasi oseltamivir apabila diberikan pada konsentrasi yang cukup tinggi (IC50 ≥3000 µmol/L.[4,9,13,17]

Referensi

4. Du YX, Chen XP. Favipiravir: Pharmacokinetics and Concerns About Clinical Trials for 2019-nCoV Infection. Clinical Pharmacology and Therapeutic. 2020. DOI:10.1002/cpt.1844
9. Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Maret 2020. Hal.41-48
13. Report on the Deliberation Result. The Pharmaceuticals and Medical Devices Agency Japan. Diakses dari: https://www.pmda.go.jp/files/000210319.pdf
14. Protokol Tatalaksana COVID-19. PDPI,PERKI,PAPDI,PERDATIN,IDAI. Edisi 1. April 2020
15. Pilkington V, Pepperrell T, Hill A. A Review of the Safety of Favipiravir - A Potential Treatment in the COVID-19 Pandemic?. J Virus Erad. 2020 Apr 30;6(2):45-51
16. ClinicalTrials.gov. Dose-finding study of Favipiravir in the Treatment of Uncomplicated Influenza: Identifier: NCT01068912. Bethesda (MD): US National Library of Medicine. 2010 February15.Available at: clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT01068912?term=Favipiravir&draw=2&rank=10
17. Zhao Y, Harmatz J, Epstein C, Nakagawa Y, Kurosaki C, Nakamura T, et al. Favipiravir inhibits acetaminophen sulfate formation but minimally affects systemic pharmacokinetics of acetaminophen. Br J Clin Pharmacol. 2015;80:1076-85

Indikasi dan Dosis Favipiravir
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Kortikosteroid untuk Penanganan COVID-19
    Kortikosteroid untuk Penanganan COVID-19
  • Koagulopati pada COVID-19
    Koagulopati pada COVID-19
  • Kelainan Kardiovaskular Akibat COVID–19
    Kelainan Kardiovaskular Akibat COVID–19
  • Efikasi Konsumsi Zinc untuk Meringankan Gejala Common Cold
    Efikasi Konsumsi Zinc untuk Meringankan Gejala Common Cold
  • Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis
    Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
10 Februari 2023
Live Webinar Alomedika - Pengujian Kombo COVID-19 dan Influenza A/B untuk Diagnosa dan Terapi yang Cepat dan Akurat.Sabtu, 11 Februari 2023.
Oleh: dr. Intan Fajriani
7 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Pengujian Kombo COVID-19 dan Influenza A/B untuk Penentuan Diagnosa dan Terapi yang Cepat dan...
Anonymous
31 Januari 2023
Terapi inhalan untuk pasien anak dengan batuk pilek
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter izin bertanya, saya sering menemukan psien anak dengan bapil, ortu selalu meminta anak untuk d nebu untuk meengeluarkan dahak, karna mnurut ibu,...
dr. ALOMEDIKA
26 Agustus 2022
Trending! Top 5 Artikel Kewaspadaan Pandemi di ALOMEDIKA
Oleh: dr. ALOMEDIKA
6 Balasan
ALO Dokter!Di saat kasus COVID-19 masih terus meningkat, masyarakat dikejutkan dengan kabar kasus pertama konfirmasi infeksi cacar monyet di Indonesia. Tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.