Efek Samping dan Interaksi Obat Piperacillin
Efek samping piperacillin biasanya bersifat ringan dan dapat menghilang setelah antibiotik dihentikan. Piperacillin juga memiliki interaksi dengan obat lain, seperti methotrexate, vekuronium, dan vaksin.
Efek Samping
Efek samping piperacillin biasanya bersifat ringan. Efek samping yang paling sering ditemukan adalah efek samping lokal pasca suntikan intravena maupun intramuskular. Reaksi lokal yang dapat ditemukan adalah flebitis, nyeri, inflamasi, tromboflebitis, dan edema. Selain itu, efek samping piperacillin juga dapat ditemukan pada berbagai sistem organ.
- Sistemik : Demam, hipertensi, edema, rigor, nyeri punggung, malaise, hipotensi, sinkop
- Kardiovaskular : Nyeri dada, takikardia (supraventrikular dan ventrikular), bradikardia, aritmia, henti jantung, gagal jantung, gagal sirkulasi, dan infark miokard
- Sistem Saraf Pusat : Nyeri kepala, insomnia, tremor, kejang, vertigo
- Gastrointestinal : Diare, konstipasi, mual, muntah, dispepsia, perubahan pola BAB, nyeri perut, melena, flatulens, perdarahan saluran cerna, gastritis, stomatitis ulseratif, kolitis pseudomembranosa, hepatitis, kolestasis, ikterik
- Sistem Indra : Pusing, rhinitis, fotofobia, perubahan rasa pengecap, tinitus
- Metabolik : Hipoglikemi simtomatik, rasa haus
- Muskuloskeletal : mialgia, athralgia
- Hematologi : Gangguan platelet, pembekuan, perdarahan, emboli mesenterik, purpura, epistaksis, emboli paru, anemia hemolitik, anemia, trombositosis, agranulositosis, pansitopenia
- Sistem imun : hipersensitivitas, reaksi anafilaksis
- Psikiatri : Agitasi, ansietas, halusinasi, depresi
- Reproduksi : leukorrhea, vaginitis
- Respiratori : Dispnea, faringitis, edema paru, bronkospasme, batuk
- Kulit : Ruam (makulopapular, bulosa, urtikaria, eksema), pruritus, diaforesis, eritema multiforme, sindroma Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis
- Urologi : Retensi urin, disuria, oliguria, hematuria, inkontinensia, nefritis intersisial, gagal ginjal, protenuria, hematuria, pyuria [11,16]
Interaksi Obat
Piperacillin memiliki interaksi dengan beberapa jenis obat, terutama aminoglikosida, vekuronium, dan vaksin. [10,17] Selain memiliki interaksi dengan obat, peggunaan piperacillin juga dapat mempengaruhi hasil beberapa pemeriksaan. Pemeriksaan untuk mendeteksi Aspergillus akan menghasilkan hasil positif palsu. Selain itu, pemeriksaan glukosa pada urin yang menggunakan metode reduksi tembaga juga akan menghasilkan hasil positif palsu. Untuk itu, pemeriksaan glukosa disarankan menggunakan metode reaksi oksidasi. [10,11]
Aminoglikosida
Beberapa jenis aminoglikosida akan berkurang keefektifannya jika diberikan bersamaan dengan piperacillin. Ketika diberikan bersamaan, kompleks penicillin-aminoglikosida akan terbentuk dan bersifat inaktif. Aminoglikosida yang dapat digunakan bersamaan dengan piperacillin adalah amikasin dan gentamicin.
Probenesid
Pemberian bersamaan dengan piperacillin akan meningkatkan waktu paruh piperacillin sebanyak 21% sehingga konsentrasi piperacillin di serum akan meningkat.
Heparin dan Warfarin
Penggunaan piperacillin dengan obat yang mempengaruhi proses koagulasi dan fungsi trombosit dapat mengubah efek obat. Pemeriksaan parameter koagulasi perlu dilakukan lebih sering.
Vekuronium
Pemberian bersamaan dengan piperacillin akan memperlama efek blokade neuromuskular dan dapat berujung kepada kondisi paralisis dan depresi napas.
Methotrexate
Pemberian bersamaan dengan piperacillin akan menurunkan klirens methotrexate. Hal ini disebabkan oleh adanya kompetisi eksresi di renal antara piperacillin dan methotrexate. Dengan demikian, konsentrasi methotrexate di serum akan meningkat, sehingga tanda dan gejala toksisitas etotreksat perlu diawasi dengan seksama.
Tetrasiklin
Pemberian bersamaan dengan piperacillin akan menurunkan efek antibakterial tetrasiklin.
Vankomisin
Pemberian bersamaan dengan piperacillin akan meningkatkan risiko gagal ginjal akut.
Vaksin Hidup
Pemberian piperacillin dengan vaksin hidup, termasuk kolera dan tifoid, akan menurunkan respon imun terhadap vaksin. [10,17]