Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Farmakologi Ketamine general_alomedika 2019-10-23T14:16:52+07:00 2019-10-23T14:16:52+07:00
Ketamine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Ketamine

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Peran penting farmakologi ketamine adalah mekanisme kerja utamanya yang bersifat non kompetitif, mempunyai sifat antagonis terhadap neurotransmitter excitatory glutamate, pada reseptor-reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA), di susunan saraf pusat (otak dan saraf tulang belakang).

Selain itu ketamine juga berinteraksi dengan reseptor opioid, reseptor monoaminergic, reseptor muskarinik, dan reseptor kanal-kanal ion kalsium yang memiliki voltase sensitif, tetapi tidak dengan reseptor gamma-aminobutyric acid (GABA).

Farmakodinamik

Lokasi primer kerja obat ketamine adalah korteks serebral dan sistem limbik. Secara garis besar, ketamine bekerja dengan cara menghambat  reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA). Inhibisi ketamine pada reseptor NMDA akan mengurangi proses mediasi rasa nyeri sentral, sehingga nyeri akut akan berkurang. Karena reseptor NMDA tersebar ke seluruh sistem susunan saraf pusat, maka aksi ketamine dalam saraf spinal dapat memengaruhi proses nyeri. [2,16]

Ketamine menyebabkan disosiasi elektrofisiologis, antara korteks otak dan sistem limbik. Pada dosis anestesi ≥1 mg/kgBB, ketamine mempengaruhi beberapa proses di kortikal dan subkortikal, menginduksi keadaan anestetik disosiatif menyerupai katatonia. Selain itu ketamine dapat memengaruhi jalur inhibisi descending serotonine menyebabkan efek antidepresi. [2,16,17]

Ketamine juga menginhibisi pengambilan kembali katekolamin, sehingga terjadi peningkatan aktivitas simpatik, berakibat hipertensi dan takikardia. Demikian pula, aliran darah serebral, kecepatan metabolik dan tekanan intrakranial meningkat. [2,16]

Farmakokinetik

Farmakokinetik ketamine setelah injeksi secara intravena, obat akan menjalani dua fase, yaitu:

  • Fase alfa / slope awal: waktu paruh obat fase awal sekitar 10 – 15 menit dan berakhir dalam 45 menit. Secara klinis berkaitan dengan efek anestetik obat. Aksi anestetik obat akan diakhiri dengan suatu kombinasi redistribusi dari susunan saraf pusat ke jaringan perifer, dan dengan biotransformasi hepatik menjadi metabolit norketamine.
  • Fase beta: waktu paruh berkisar 2,5 jam. [18,19]

Absorpsi

Meski ketamine dapat diberikan secara oral, namun penggunaan obat secara intravena merupakan cara umum diberikan dan ideal. Bioavailabilitas obat ketamine 100% secara intravena, dan 93% secara intramuskular. [8]

Distribusi

Pemberian secara parenteral, ketamine didistribusikan sangat cepat ke seluruh tubuh, termasuk ke otak, melewati sawar plasenta, dan ke air susu ibu.

Waktu paruh distribusi obat adalah sekitar 7-11 menit. Sekitar 20-50% dari dosis ketamine yang masuk ke dalam tubuh, terikat protein dalam plasma darah. [2,20]

Metabolisme

Metabolisme ketamine secara ekstensif terjadi di hepar, melalui jalur N-demethylation, dan cincin hidroksilasi. Metabolit utama ketamine adalah norketamine, yang menurunkan aktivitas susunan saraf pusat. [2,17]

Eliminasi

Sekitar 90% obat ketamine yang masuk ke dalam tubuh, dieliminasi terutama ke ginjal, sekitar 2-4%nya dikeluarkan dalam bentuk yang tidak berubah.

Sebagian kecil obat, diekskresikan ke empedu, dan berakhir di feses dengan kadar 5%. Ekskresi ketamine juga terjadi ke dalam air susu ibu. [2,20]

Referensi

2. U.S. National Library of Medicine. Pubchem: ketaminee; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/.
8. Li, L. and P.E. Vlisides, ketamine: 50 Years of Modulating the Mind. Frontiers in Human Neuroscience, 2016. 10: p. 612.
16. Gorlin, A.W., D.M. Rosenfeld, and H. Ramakrishna, Intravenous sub-anesthetic ketamine for perioperative analgesia. Journal of anaesthesiology, clinical pharmacology, 2016. 32(2): p. 160-167.
17. Kurdi, M.S., K.A. Theerth, and R.S. Deva, ketamine: Current applications in anesthesia, pain, and critical care. Anesthesia, Essays and Researches, 2014. 8(3): p. 283-290.
18. Drugs.com. ketamine. September 2018; Available from: https://www.drugs.com/pro/ketaminee-injection.html.
19. U.S. National Library of Medicine. DailyMed: Ketalar--ketaminee Hydrochloride Injection; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/.
20. TGA. ketaminee Hydrochloride. August 2017; Available from: https://www.ebs.tga.gov.au/ebs/picmi/picmirepository.nsf/pdf?OpenAgent&id=CP-2009-PI-00500-3&d=201809211016933&d=201809211016933.

Pendahuluan Ketamine
Formulasi Ketamine

Artikel Terkait

  • Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
    Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
  • Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
    Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
  • Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
    Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
  • Kesehatan Mental dalam Kondisi Pandemik Virus Corona
    Kesehatan Mental dalam Kondisi Pandemik Virus Corona
  • Kontroversi Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja
    Kontroversi Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Dizi Bellari Putri
17 Maret 2022
Kaitan Resistensi Insulin dengan Gangguan Depresi Mayor - Artikel SKP
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter!Apakah dokter tahu? Tidak hanya diabetes melitus tipe 2, Gangguan depresi mayor (MDD) ternyata juga dilaporkan berhubungan dengan resistensi...
dr.Nailla Fariq Alfiani
13 Januari 2022
Penghentian amitriptilin - Jiwa Ask The Expert
Oleh: dr.Nailla Fariq Alfiani
2 Balasan
Selamat sore Dr. Citra, Sp.KJ. izin bertanya dok: seorang wanita mengalami depresi memperoleh amitriptilin selama 2 minggu. Saat minggu ke awal pasien...
Anonymous
13 Januari 2022
Kapan SSRI boleh dihentikan? - Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo, dr. Theresia Citraningtyas, SpKJ,Ijin bertanya, dok. Pasien perempuan usia 39 tahun dengan post major depressive disorder dan premenstrual dysmorphic...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.