Kontraindikasi dan Peringatan Ketamine
Kontraindikasi ketamine ditujukan kepada pasien dengan riwayat hipersensitivitas dengan obat ini, atau komponennya, atau obat yang segolongan. Serta pasien dengan kondisi hipertensi, dalam keadaan intoksikasi alkohol dan gangguan kejiwaan. Peringatan untuk tidak mengoperasikan mesin, kendaraan, atau alat berat lainnya selama satu hari penuh setelah menerima obat ini.
Kontraindikasi
Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap ketamine dikontraindikasikan dalam pemberian obat apapun.
Pasien dengan Hipertensi, Penyakit Kardiovaskular Berat, dan Riwayat Stroke
Pasien yang sedang mengalami kondisi hipertensi, dikontraindikasikan dalam pemberian ketamine injeksi oleh karena kerja ketamine yang mempengaruhi sistem saraf simpatik.
Hindari pemberian ketamine kepada seseorang dengan penyakit kardiovaskular berat, gagal jantung, infark miokard yang belum lama terjadi, riwayat stroke, trauma serebral, perdarahan intraserebral, dan massa intra serebral. [2,18]
Pasien dengan Ketergantungan Alkohol
Ketamine injeksi juga tidak diberikan pada seorang alkoholik kronis atau alcohol use disorder, serta dalam keadaan intoksikasi alkohol karena dapat berakibat fatal. Ketamine dapat menurunkan kemampuan motorik dan membuat pasien mengantuk. Pencampuran ketamine dan alkohol dapat meningkatkan efek tersebut sehingga keluhan seperti mual dan muntah dapat berakibat fatal oleh karena risiko aspirasi.
Pasien dengan Skizofrenia
Selain itu, penggunaan ketamine juga dikontraindikasikan pada pasien dengan skizofrenia, karena potensial menimbulkan eksaserbasi penyakit yang mendasarinya. [3,19]
Peringatan
Pemberian ketamine hendaknya hati-hati pada seseorang dengan tekanan intraokular yang meningkat, porfiria intermiten akut, hiperaktif kelenjar tiroid, riwayat kejang atau epilepsi, hipertiroid, atau operasi tiroid, dengan risiko hipertensi, dan takikardia.
Penggunaan ketamine diberikan dengan hati-hati pada pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal atau hati, menjalani terapi dengan obat lain, lanjut usia, anak, dan wanita hamil. [2,18,20]
Suatu literatur menyebutkan bahwa, ketamine aman diberikan untuk bayi, mulai usia tiga bulan, namun literatur lain mengkontraindikasikan penggunaan ketamine, untuk bayi dibawah usia 12 bulan. Hal ini dikarenakan semakin muda usia anak atau infant, semakin tinggi risiko komplikasi pernafasan. [3,20]
Perlu diingat bahwa emergency phenomenon dapat terjadi, ketika efek obat ketamine menghilang. Gangguan ini berkisar antara rasa senang, atau keadaan seperti dalam mimpi, hingga halusinasi. Pasien dapat berubah cara bertindak, atau tidak berpikir secara jernih, atau dengan logika. Umumnya, keadaan tersebut akan berakhir dalam waktu dua jam, namun dapat pula hingga 24 jam, setelah menerima ketamine. Perawatan rawat jalan pasien pasca pemberian ketamine harus didampingi dengan orang dewasa yang dipercaya dapat bertanggung jawab atas keselamatan pasien. [2,19]
Ketamine adalah obat yang berpotensi untuk disalahgunakan. Karenanya, kehati-hatian memberikan obat ini, terutama kepada seseorang dengan riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Selain itu, dosis tinggi ketamine dapat mengakibatkan gangguan fungsi motorik, hipertensi, dan gangguan respirasi yang fatal. [2,20]