Kontraindikasi dan Peringatan Ketoprofen
Ketoprofen menyebabkan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular sehingga kontraindikasi ketoprofen sebelum dan sesudah menjalani coronary artery bypass grafting (CABG).
Kontraindikasi
Peningkatan risiko kejadian kardiovaskular membuat ketoprofen dikontraindikasikan sebelum dan sesudah CABG. Ketoprofen juga menyebabkan peningkatan risiko kejadian gastrointestinal sehingga dikontraindikasikan pada kondisi berikut:
- Ulkus lambung
- Ulkus duodenum
- Gangguan perdarahan
- Penyakit hati
- Stomatitis
- Kolitis ulserativa
- Risiko tinggi perdarahan gastrointestinal
Ketoprofen juga dikontraindikasikan jika terjadi atau mengalami riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap komponen obat ketoprofen. Ketoprofen juga dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap aspirin atau NSAID lainnya.
Ketoprofen juga dikontraindikasikan pada kehamilan trimester akhir karena dapat menyebabkan penutupan prematur duktus arteriosus.[6]
Peringatan
Ketoprofen sebaiknya tidak digunakan bersama dengan obat lain dari golongan yang sama, seperti ibuprofen, diklofenak, atau aspirin. Ketoprofen sediaan extended release juga tidak boleh digunakan bersama dengan sediaan biasa.
Observasi ketat terhadap risiko efek samping keteprofen pada kondisi berikut:
- Asma
- Gagal jantung
- Hipertensi
- Gangguan ginjal
- Lupus
Pemakaian obat jangka panjang dapat mengakibatkan:
- Nekrosis papilaris ginjal
- Cedera ginjal lainnya
- Hepatotoksik
- Efek samping yang lebih berat pada pasien lanjut usia
Peringatan untuk melakukan pengawasan efek samping secara ketat pada populasi khusus seperti lanjut usia dan penderita gangguan ginjal. Pada anak-anak, penggunaan ketoprofen tidak direkomendasikan karena keamanan dan efektivitasnya yang belum terbukti secara ilmiah.[3, 6]